Podcasts by Category
- 33 - LOVE SONGS OF THE DAYTue, 31 May 2022 - 02min
- 32 - Prof DR H Judha Riksawan SH MH : Dari Penyiar Hingga Guru Besar
Siapa tak kenal tokoh penyiaran Indonesia yang satu ini. Ya Prof DR H Judha Riksawan SH MH, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan. Kecintaannya pada dunia penyiaran, ternyata masih lekat hingga sekarang. Saya sendiri pertama kali kenal dan ketemu Prof Judha, 21 tahun lalu. Ketika sama-sama mengikuti Workshop Program Director Radio se Indonesia yang diselenggarakan Walhi, Komseni Jakarta bekerjasama dengan Jaringan media Masima Radionet pada 19-23 Maret 1999 di Bumi Wiyata Depok Jawa Barat. Saya mewakili Radio CNL 95.3 FM Mataram dan Judha Riksawan mewakili Radio Al Ikhwan (RAI) FM Makassar. Radio tempat kami bekerja, kebetulan satu jaringan pemasaran dan sindikasi program dengan Prambors Network.
Uniknya, selama workshop berlangsung, kami terlibat dalam satu kelompok hingga hari terakhir mendapat tugas ikut lomba Produksi Iklan Radio Sukseskan Pemilu 1999, Pemilu pertama pasca tumbangnya rezim Orde baru."Saya ingat itu Ray. Ketika kelompok lain bikin spot iklan, kelompok kita bikin Jingle Pemilu dan kelompok kita menang toh,' kata Prof Judha mengungkapkan kenangannya dalam obrolan hangat RayFreshTalk. Ya, itulah untuk kali pertama saya berinteraksi dan terlibat bekerjasama dengan orang-orang hebat dibalik sukses Radio Anak Muda dari berbagai Kota besar di Indonesia. Selain Judha Riksawan (Radio AL Ikhwan FM Makassar), ada juga Beny Hartawan (New Shinta FM Bandung) dan Ridwan (Guntur FM Singaraja). Prof Judha sendiri malang melintang di dunia radio profesional sejak masih duduk di bangku kuliah di Fakultas Hukum Unhas Makassar."Saya mulai siaran dan terima gaji sebagai penyiar radio sejak kuliah semester 3,"sebutnya. Tapi jauh sebelum itu,Judha remaja ternyata sudah biasa bercuap-cuap di depan mikropon. Bahkan mulai bersiaran sejak duduk di bangku kelas 5 SD, menjadi penyiar radio gelap atau ilegal. Judha mengaku bahkan sering iseng dan berani menghidupkan sendiri pemancar radio gelombang pendek atau SW jelang tengah malam. Radio itu dibuat kakaknya untuk keperluan hobby semata. Tapi keisengannya itu pula, banyak yang penasaran,siapa anak yang suka siaran tengah malam.
Bagi Judha Riksawan, menjadi penyiar radio adalah taqdir dan garis hidup yang dijalani. Ditambah lagi, nama pemberian orang tuanya yang berbau dunia antariksa. "Saya diberi nama Judha Riksawan, sosok manusia antariksa, semacam star war lah. Makanya, saya wujudkan kecintaan pada antariksa itu menjadi penyiar radio,"selorohnya. Karir Judha Riksawan sebagai penyiar profesional dimulai dari penyiar honorer di Radio Bharata AM Makassar yang kini sudah migrasi ke FM. Dari penyiar biasa, Judha dipercaya sebagai Music Director Hingga Program Director. Bahkan pernah juga jadi Kepala bagian pemasaran iklan dan promosi hingga urusan produksi berita. Semua posisi penting pernah dipegang. Dari Radio Bharata, Judha sempat pindah siaran dan berkarir di Radio Al Ikhwan (RAI) FM Makassar dan dipercaya sebagai General Manager. Judha juga pernah menjadi Direktur Radio Delta FM Makassar bahkan pemegang saham. Atas segala prestasinya, Judha pun diajak bergabung dengan manajemen Prambors Network dan ikut mendirikan radio jaringan Prambors FM Makassar, radionya kawula muda."Tapi itu saya lakoni sebelum jadi dosen," kenangnya. Lantas?
Wed, 17 Feb 2021 - 1h 00min - 31 - Inilah English LOmbok Style Bareng Della, Sabda dan Aprizal di Ray FreshTalk
Ini untuk kali pertama, saya Ray Aruman memandu RayFreshTalk dalam Bahasa Inggris. Dan saya tak menyangka obrolan santai dengan tiga generasi milenial Lombok ini begitu menyenangkan. Mereka punya pandangan, ide, gagasan dan opini brilian seputar masalah aktual dan hangat. Mulai soal fenomena Virus Korona dan situasi terkini di kampung halaman mereka. Hingga soal perkuliahan online yang dinilai tidak efektif dan membosankan." If I can say stop stop,"kata Della, Mahasiswi Bahasa Inggris Undikma Mataram.
Lain lagi Sabda, yang baru saja lulus SMA dan bersiap-siap mau ikut seleksi Akademi Kepolisian. Mengaku senang riset ilmiah dan berorganisasi, tapi kepincut jadi pasukan tempur, pasukan perdamaian."Saya senang main game, apalagi game perang. Dari sana saya bisa mendalami Bahasa Inggris dan ingin jadi pasukan perang,"sebutnya. Wow!
Lain Della, lain Sabda, lain pula Aprizal.
Baru saja lulus kuliah dan mendapat gelar Sarjana Sains dengan predikat Cumlaude dari Program Studi Biologi FMIPA Universitas Mataram. Pria dengan nama lengkap Ye Muhammad Aprizal ini, sedang menyiapkan diri untuk ikut ujian melanjutkan studinya ke jenjang pasca sarjana.
Dengan seabreg prestasi akademis dan kegiatan ekstrakurikuler, Aprizal yang jago Bahasa Inggris dan Jepang ini, memang layak jadi kebanggaan siapa saja. Apalagi orang tuanya ya Guys!
Nah simak, bincang-bincang serunya di RayFreshTalk edisi khusus Youngster Talk-English Lombok Style hanya Podcast RayFreshTalk - Mataram Radio City.
Sun, 13 Sep 2020 - 1h 06min - 30 - Pemprov NTB Angkat Bicara! (Bagian Akhir)
Ada fakta mengejutkan lainnya terkait pertumbuhan ekonomi NTB yang hanya minus 1% ketika pertumbuhan ekonomi nasional justru minus 5% akibat pandemi global Covid 19 yang diprediksi masih berlangsung sepanjang 2020. Menurut, Kepala Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian (Diskominfotik) NTB I Gede Putu Aryadi, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi NTB yang lebih bagus itu, karena mulai pulihnya sejumlah sektor andalan seperti pertanian, peternakan dan pariwisata yang juga mulai menggeliat. Untuk memastikan terwujudnya adaptasi kebiasaan baru NTB (Nurut Tatanan Baru), Pemerintahan Zulrohmi menerbitkan Peraturan Daerah tentang Pencegahan Penyakit Menular “Korona” yang efektif berlaku mulai September 2020 mendatang.”Ini media edukasi, untuk mengingatkan masyarakat NTB tentang adaptasi kebiasaan baru yang sebenarnya sudah ada sejak lama sebagai kearifan nilai lokal,”katanya dan berharap masyarakat makin disiplin mengikuti arahan dan himbauan Pemerintah. Eit, jangan dikira tidak ada hoax dan misinformasi yang bikin juru bicara Pemerintah ini berpikir keras bagaimana menghalaunya. Apa saja hoax dan misinformasi seputar Covid 19? Yuk, kita Simak selengkapnya hanya di obrolan hangat dan segar #RayFreshTalk. Keep listening!
Sat, 12 Sep 2020 - 33min - 29 - Pemprov NTB Angkat Bicara! (Part 1)
Pemerintah Provinsi NTB melalui Kepala Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian (Kominfotik) Nusa Tenggara Barat I Gede Putu Aryadi membantah selentingan yang menyebut Pemerintahan Zulrohmi tidak transparan dalam menjalankan roda pemerintahan dan anti kritik.”Ya kami sangat terbuka. Bahkan Gubernur NTB mungkin gubernur paling eksis di media sosial. Seluruh OPD (Organisasi Perangkat Daerah,red) juga aktif di media sosial. Artinya, kita ingin mendengar semua ide-ide baik dan keluh kesah masyarakat itu secara proporsional. Pemerintah NTB sangat terbuka dan tidak anti kritik, tapi mari kita tetap dalam koridor nilai-nilai kesantunan,”kata Gede Aryadi, sapaan akrab Kadis Kominfotik NTB ini kepada saya dalam obrolan hangat dan segar #Podcast RayFreshTalk edisi pertama “PEMPROV NTB BUKAN BASA BASI”. Ia memaparkan sejumlah prestasi dan terobosan penting Pemprov NTB dalam menyiasati keadaan serba sulit dan simalakama, Pandemi Korona alias Covid 19 yang sudah berjalan satu semester. Mendukung kebijakan NTB Nurut Tatanan Baru (The New Normal), Pemprov NTB baru-baru ini meluncurkan aplikasi sistem pertemuan virtual yang disebut #SmeetON dengan tingkat keamanan yang tinggi dibandingkan teknologi kelas dunia sejenis seperti Zoom misalnya. Ada juga program market place jualan online untuk industri kecil menengah melalui aplikasi #NTB Mall. Belum lagi, gerakan Kampung Sehat hingga pengembangan jaringan internet masuk desa melalui program #Kampung Digital untuk menjawab persoalan sinyal internet di sejumlah kawasan blank spot di Nusa Tenggara Barat. Simak yuk!
Sat, 12 Sep 2020 - 45min - 28 - Ori Kero: Legenda Siaran Pedesaan Bahasa Mbojo RRI Mataram
Siaran Pedesaan RRI Mataram dalam Bahasa Mbojo Dompu di era 80-an,tak bisa dipisahkan dari sosok pengasuh acaranya yang sangat melegenda. Dialah Ori Kero yang punya nama asli Kamran Zain.
Dalam obrolan hangat dan segar Ray Freshtalk selama kurang lebih satu jam, Ori Kero menuturkan banyak hal seputar kiprahnya memulai karir siaran di RRI Mataram. ”Saya dulu masuk RRI awalnya sebagai Pengasuh Siaran Pedesaan dalam status masih siswa kelas 3 SMA tahun 80,”ucapnya.
Ori Kero diajak oleh seniornya bernama Syamsudin Ali atau akrab disapa Ama Elo yang dikenal sebagai perintis, pengasuh pertama siaran Pedesaaan dalam Bahasa Bima Dompu.”Beliau itu sudah agak sedikit jenuh dan ingin melanjutkan pendidikan. Namun ketika itu sulit mencari penyiar pengganti, siapa yang harus melanjutkan acara ini. Ngomong punya ngomong ketemulah saya,”kenangnya.
Ternyata Ama Elo pula yang secara khusus menyampaikan kepada Kasi Siaran waktu itu, Johanes Purwadi bahwa Ori Kero adalah orang yang pantas menggantikannya sesuai kriteria yang diinginkan Kasi Siaran. Bahkan dirinya dijaminkan oleh Sam Ali agar diusulkan sebagai pegawai RRI Mataram.
Maka, sejak itu pula, karirnya dimulai sebagai penyiar siaran Pedesaan RRI Mataram, bersama dengan Ama Elo dan Ori Moa. ”Jadi kami langsung ngejoss, kalau kata anak muda sekarang,”sebut Ori Kero yang mengaku punya latar belakang sebagai orang teater.
Namun, bukanlah mudah bergabung sebagai pegawai RRI kala itu. Ujiannya sangat ketat terutama sebagai calon penyiar.”Ujiannya berat sekali. Harus praktek, harus punya keahlian, mampu menyampaikan reportase, bisa membaca naskah dalam satu menit 500 kata. Apalagi ketika diuji Idris MZ, penyiar senior itu, orang hebat yang suaranya luar biasa. Suatu ketika, beliau lempar korek api di depan saya. Terus saya diminta membuat laporan pandangan mata tentang sebuah korek api di depan saya. Diminta menjelaskan dari berbagai sisi, bentuk dan segala macamnya.
Bayangkan saja, spontanitas, kita membuat laporan. Tapi karena saya punya pengalaman teater, ya saya berusaha menyampaikan laporan bla bla, tapi tidak selancar ini,”tuturnya.
Disebutkan, ujian penyiar dulu, dituntut punya banyak keahlian. Cara membaca puisi, membaca naskah, cara reportase, cara berkomunikasi dan macam-macam.”Itu tesnya berat,”kenangnya.
Namun semua dilalui dengan baik, apalagi pengalamannya mengasuh siaran pedesaan. Tak sedikit, pendengarnya mengaku seperti terhipnotis. Banyak yang menanyakan siapa Ori Kero, bagaimana postur tubuhnya, bentuk wajahnya , apakah sudah atau atau bagaimana. ”Namanya Ori, Bahasa Bima itu kan Paman. Jadi anda levelnya sudah tua. Ori Kero itu panggilan untuk Karim. Padahal nama saya Kamran Zain, tapi menurut beliau berdua Ama Elo dan Ori Moa. Nama itulah yang enak didengar jadilah Ori Kero,”ceritanya.
Kamran Zain pun mengutarakan banyak suka duka mengasuh siaran pedesaan terutama dalam hal bagaimana menyampaikan informasi dengan istilah asing dan aneh itu bisa diterima dengan baik, mudah dan gampang oleh pendengar di desa.”Dulu kan musim intensifikasi dan ekstensifikasi, macam-macamlah. Semua istilah itu harus bisa diterjemahkan dalam bahasa daerah,”sebutnya dan merasa bahwa kemampuan para pengasuh siaran pedesaan Bahasa Bima Dompu dalam membangun suasana dan cerita yang menarik dan heboh, menjadikan program siaran Pedesaan sebagai acara yang membumi dan melegenda.
Dalam perjalanan karirnya, Kamran Zain tidak saja dikenal sebagai penyiar handal, tetapi juga sosok Pembawa acara profesional untuk semua bentuk dan jenis acara mulai tingkat RT hingga acara kepresidenan.”Nah, menjadi MC waktu Presiden SBY berkunjung ke NTB itulah yang pertama kali saya berkeringat di ruangan berAC,”kenangnya.
Kok bisa? Simak lebih lengkap penuturan Kamran Zain yang mengakhiri masa tugasnya sebagai petinggi di RRI Aceh, tentunya hanya di Ray FreshTalk Mataram Radio City.
Fri, 11 Sep 2020 - 1h 13min - 27 - Lebih Dekat Dengan H Bochri Rahman SH, Penyiar Legendaris dan Jurnalis Senior RRI Mataram
Adalah H Bochri Rahman SH, salah seorang jurnalis senior terbaik dan penyiar legendaris yang pernah dimiliki Radio Republik Indonesia khususnya RRI Mataram. Selama karirnya di lembaga penyiaran publik tersebut, beliau punya banyak prestasi dan inovasi. Salah satunya sebagai penggagas dan pencetus Program Quick Report dan QuickcountRRI Pusat Jakarta yang sukses diterapkan pada penyelenggaraan Pemilu langsung, Pemilihan Presiden - Wakil Presiden tahun 2009.
Dalam obrolan saya di Ray FreshTalk selama lebih dari satu jam, H Bochri Rahman SH menuturkan bagaimana perjalanan karirnya di RRI Mataram. Diterima sebagai penyiar , dua tahun setelah menyelesaikan pendidikan menengah di SMA Negeri 1 Mataram, tepatnya pada tahun 1969.
Ketertarikannya sebagai penyiar karena mengaku kagum dengan Pengagum penyiar senior RRI Mataram generasi pertama seperti Idris MZ, Ki Agus Adnan, Iskandar Sukmana dan Kartini Mulyono.
Pada tahun 1970, selain sebagai penyiar, Bochri Rahman muda juga menjadri reporter RRI setelah mengikuti pendidikan jurnalistik yang dilaksanakan oleh Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia ketika itu. Bochri juga menjadi kontributor Harian KOMPAS Biro Nusa Tenggara Barat.
Rekan seangkatannya adalah H Hadjar AS yang juga dikenal sebagai penyiar kawakan dan produser handal, penulis naskah Sandiwara Radio RRI Mataram.
Selanjutnya, banyak kisah unik dan menarik dialaminya selama menjadi penyiar dan reporter RRI Mataram, terutama program siaran Pedesaan yang sangat membumi.
Seiring waktu, H Bochri Rahman SH juga menapaki perjalanan karir sebagai pejabat penting di RRI. Pernah dipercaya menjadi Kepala Pemberitaan RRI Papua, dipromosikan menjadi Kepala Stasiun RRI Sumenep Madura, Kepala Stasiun RRI Bengkulu, Kepala Stasiun RRI Makassar dan Kepala Stasiun RRI Bandung Jawa Barat. Selengkapnya, simak saja Ray Freshtalkedisi khusus 75 Tahun RRI, 11 September 2020.
Satu yang pasti H Bochri Rahman berharap RRI Mataram di era hoax saat ini, RRI harus mampu menjawab dengan berbagai acara terutama pemberitaannya. "Caranya gampanglah, mengcounter hoax tidak secara langsung, tapi bikin dengan cara berbeda. Kedua, teknologi sekarang ini cukup canggih, RRI tidak boleh tertinggal, harus mampu dimanfaatkan RRI. Saya gembira, teman-teman RRI memanfaatkan teknologi dengan RRI Play Go, RRI Netdan lain-lain, tinggal klik dengan jari luar biasa.Itu mimpi saya sejak 1999. RRI sedang membuat mesin pencari yang bisa gampang diakses, ini sebuah terobosan baru yang katanya akan dilaunching pada Desember mendatang,"katanya.
Diam-diam H Bochri Rahmanternyata mendukung penggabungan RRI dengan TVRI untuk penguatan lembaga." Saya kira kita tidak bisa hanya melihat sejarah saja, Sudah waktunya, ini suatu keharusan. Bahkan saya pernah mengusulkan agar RRI TVRI dan LKBN Antara menjadi satu payung untuk kepentingan masyarakat, kepentingan negara dan bukan kepentingan penguasa. Ini menjadi pembauran yang sangat menguntungkan, akan memperkuat RTVRI. Sudah diusulkan sejak 2012. Saya lebih condong ini (penggabungan,red) daripada RRI digiring menjadi lembaga di bawah kementerian. Maka, RUU RTVRI kiranya cepat dituntaskan. Saya khawatir ada keinginan membuat RRI menjadi tidak independen lagi karena ada wacana mau diusulkan menjadi BLU. Ini jelas kita bisa mundur ke belakang lagi,"tegasnya dan berharap semua pihak di RRI dan TVRI untuk legowo dengan rencana penggabungan kedua lembaga penyiaran publik tersebut.
Lebih Dekat dengan H Bochri Rahman SH, Penyiar Legendaris dan Jurnalis Senior RRI Mataram
Thu, 10 Sep 2020 - 1h 33min - 26 - Tami Aulia Ft Jaeko - Bedede
Siapa yang tak kenal Tami Aulia. Dialah penyanyi cantik kelahiran Praya Lombok Tengah. Anak pertama dua bersaudara dari pasangan suami isteri Suharyadi dan Baiq Karyati.
Tami Aulia adalah salah satu Penyanyi Indonesia era kekinian yang sukses menembus blantika musik tanah air, dengan kepiawaiannya menyanyikan kembali lagu-lagu hits Indonesia dan mancanegara dalam format cover version, akustik gitar.
Lewat akun Youtubenya, Tami Aulia masuk dalam 10 besar deretan youtuber Indonesia paling laris sepanjang tahun 2019 lalu.
Urutan pertama ada Rumah Ricis, Tami Aulia Live Acoustic, Chika Lutfi, Tasyi Athasyia, Billy Syahputra, Hendric Shinigami, NAYofficial, Raden Rauf, Windah Basudara, dan Alfy Saga.
Nah, kali ini AJONG SASAMBO Mataram Radio Citymenghadirkan sebuah lagu daerah Sasak Lombok persembahan Tami Aulia berkolaborasi dengan Jaeko. Judul lagunya bedede. Selamat Menikmati.
Sun, 06 Sep 2020 - 05min - 25 - Yudha Ananda - Inaq Tegining Amaq Teganang ( Sasak Pop Jazz)
AJONG SASAMBO, kembali hadir dengan sebuah lagu daerah yang sangat melegenda bagi Suku Sasak, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Judulnya Inaq Tegining Amaq Teganang
Entah kapan lagu ini dibuat dan siapa penciptanya. Yang pasti, Lagu ini telah dibuat dalam berbagai versi dan genre, dinyanyikan banyak penyanyi dari anak-anak hingga dewasa.
Nah, di tangan seorang seniman musik bernama Yudha Ananda, lagu ini berhasil dibawakan dalam nuansa dan balutan musik Pop jazz , bosas yang ciamik. Selamat menikmati!
Judul Lagu : Inaq Tegining Amaq Teganang
Penyanyi : Yudha Ananda
Pencipta : NN
Leq jaman laek araq sopoq cerite, Inaq Tegining Amaq Teganang arane.
Pegaweane ngarat sampi leq tengaq rau.
Sampin sai tekujang kujing leq tengq rau. Inaq Tegining Amaq Teganang epe ne.
ongkat dengan Tegining Teganang lueq cerite. Ngalahin datu si beleq beleq ongkatne.
Sat, 05 Sep 2020 - 02min - 24 - Yuni Shara - Poto Tano
AJONG SASAMBO sebuah program musik yang dapat anda dengarkan melalui siaran MATARAM RADIO CITY, setiap hari Pkl. 20.00 Wita hingga selesai. Inilah salah satu lagu Pop daerah Sumbawa berjudul Poto Tanoyang dinyanyikan Penyanyi kondang Indonesia Yuni Shara. Lagu ini diciptakan musisi Sumbawa kawakan Ace Let Luar. Poto Tano merupakan salah satu hits single dari album Barapan Kebo yang dirilis sekitar tahun 1993. Selamat menikmati!
judul Lagu : Poto Tano
Penyanyi : Yuni Shara
Pencipta : Ace Let Luar
Album : Barapan Kebo
Poto Tano lawang desa Palabu tana samawa
No sendi ya tu kalupa Gili ode mara intan
Kasear nonda baroba Tulang jangi tu balayar
Belo tampar somo umak Senap angin batarepa
Sajan ngasi ate notang Me potanang no ku totang
Sia tu ka bilin desa Langan lo layar let rea
Sendi sate tu sangaro Bentan gama we tanenang
Salam doa ku ko bulan Leng palabu poto tano
Ku nokong ke ai mata Ku tari kanatang sia
Sabar gama we andi e.. Na gier iman leng ate
Mares pakarap kulete.... Lamen yanan si bagian
Mana pamalat let rea Sadi jangi gayong kita
Sat, 05 Sep 2020 - 05min - 23 - AKBP Hurri Nugroho Menyoal Oknum Aparat yang Dipecat hingga Rehabilitasi Pecandu Narkoba
nilah episode ketiga dan terakhir dari seri obrolan hangat #RayFreshTalk yang menghadirkan AKBP Hurri Nugroho SH MH, Kepala BNNK Bima seputar darurat narkoba di Bumi Maja Labu Dahu Bima dan Nggahi Rawi Pahu Dompu. Selengkapnya, kita simak aja yuk!
Sat, 05 Sep 2020 - 19min - 22 - AKBP Hurri Nugroho,SH MH Blak-blakan Tentang Modus Baru Pemburu Narkoba di Dana Mbojo (Part 2)
Bagian kedua #RayFreshTalk yang menghadirkanAKBP Hurri Nugroho SH MH mengangkat berbagai fenomena seputar modus baru para pemburu narkoba. Mulai dari mencari obat nyeri hingga pembalut wanita. Yuk, kita simak obrolannya lebih jauh!
#RayFreshTalk#DaruratNarkoba#DanaMbojo#Kabupatendan Kota Bima#KabupatenDompu
Sat, 05 Sep 2020 - 16min - 21 - Debat Relawan Kandidat MATARAM BARU Versus MATARAM MUDA - Menuju Pilkada Kota Mataram 2020
Inilah seri kedua Debat Relawan Kandidat Pilkada Kota Mataram di Ray Fresh Talk yang menghadirkan Rudy Lombok, Perwakilan Relawan MATARAM BARU (H Baihaqi ST & Hj Baiq Dyah Ratu Ganefi) Versus Eko Zulhimam SPd, Perwakilan Relawan MATARAM MUDA (Ir H Lalu Makmur Said & H Badruttamam LC).
Saling kritisi program jagoan masing-masing. Cukup seru dan panas. Selengkapnya, silakan disimak sekarang hanya di Channel Podcast Ray FreshTalk
Sat, 05 Sep 2020 - 1h 02min - 20 - AKBP Hurri Nugroho,SH,MH : Bima Dompu Darurat Narkoba, Sasarannya Pelajar dan Orang Muda (Part 1)
Ray FreshTalk edisi ini mengangkat fenomena aktual dan viral di Nusa Tenggara Barat berkaitan dengan peredaran dan penyalahgunaan Narkoba. Menghadirkan bintang tamu, AKBP Hurri Nugroho, SH MH, Kepala Badan Nasional Narkotika Kabupaten Bima yang wilayah kerjanya mencakup Kota Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu. Pada episode pertama ini, terkuak sejumlah fenomena unik bagaimana obat terlarang itu sudah merambah konsumen kalangan pelajar dari tingkat SMP, SMA hingga mahasiswa perguruan tinggi dan kalangan muda lainnya. Modusnya pun beragam. Yuk simak selengkapnya di RayFreshTalk “DANA MBOJO, DARURAT NARKOBA.”
Thu, 03 Sep 2020 - 25min - 19 - Cukup Wibowo : Waspada, Korona itu Nyata!
Inilah kesaksian terakhir Drs. Cukup Wibowo,MMPdsebagai mantan Pasien Positif Covid 19 di Mataram. Setelah dinyatakan sembuh dan boleh pulang. Rupanya Cukup Wibowo harus sabar menghadapi orang-orang di sekelilingnya yang masih menganggap remeh keberadaan Virus Korona atau Covid 19. Yang pasti, dia meyakini dan menyampaikan kepada masyarakat luas bahwa Virus Korona itu nyata adanya. "Namun demikian kita tidak boleh takut dan harus berani melawan Korona,"katanya. Maka dari itu, waspadalah! Yuk, Gunakan Masker!
Wed, 02 Sep 2020 - 14min - 18 - Cukup Wibowo: Masuk Ruang Isolasi, Berpikir Menjemput Ajal
Inilah episode ketiga #RayFreshtalkdengan narasumber Drs. Cukup Wibowo,MMPd sebagai mantan Pasien Positif Covid 19 di Mataram. Dalam episode ini Cukup Wibowo menuturkan bagaimana perasaannya ketika dinyatakan positif Covid 19 dan masuk ruang isolasi. Dalam hatinya bergejolak beragam rasa dan prasangka. Bahkan berpikir akan menjemput ajal, sebagai pencipta kematian. Bagaimana rasanya dalam kesendirian, tidak lagi ditemani orang-orang dekat, keluarga, anak dan isteri tercinta. Keajaiban demi keajaiban pun terjadi. Simak selengkapnya di Ray FreshTalk, obrolan hangat dan segar. Hanya di MATARAM RADIO CITY.
Wed, 02 Sep 2020 - 25min - 17 - Hebat ! Sabun Mones Lombok dan Teh Kelor Dompu Rambah Pasar Lokal dan Mancanegara
Ray Freshtalk, obrolan hangat dan segar episode ini menampilkan dua pengusaha NTB yakni Hafiz Axugo, Pimpinan GRAF Monesindo Persada yang sukses dengan usaha sabun cuci piring merk Mones berkelas nasional dan Nasrin Kidom, Pimpinan CV Tri Utami Jaya dengan produk terbarunya berupa Teh Kelor Dompu alias Kidom yang kini sudah menjajal pasar global, tidak kurang dari 13 negara. Banyak lika-liku yang mereka tempuh. Jatuh bangun dan berbagai kesulitan tak menyurutkan langkah mereka untuk terus berkreasi dan berinovasi membangun pasar dan kepercayaan khalayak. Mereka pun kompak saling melengkapi satu sama lain.”Di balik kesulitan dan musibah selalu ada jalan dan kemudahan,”yakin mereka. Mantap. Ada banyak cerita unik lainnya yang sayang dilewatkan, so pantengin aja RayFreshTalk, Obrolan Hangat dan Segar!
Tue, 01 Sep 2020 - 1h 03min - 16 - Serunya Debat Relawan HARUM Versus SALAM, Siapa Hebat?
Ray FreshTalkedisi khusus Pilkada serentak NTB 2020 akan tampil dalam format Debat antar Relawan Kandidat, dimulai dari Kota Mataramyang diprediksi akan diikuti 4 bapaslon jalur parpol dan kemungkinan 1 bapaslon jalur independen. Untuk edisi perdana ini, Ray FreshTalk mengundang Yudhi BusterRelawan Bapaslon HARUM (H Mohan Roliskana & TGH Mujiburrahman) dengan slogan yang diusung We are Taking Over This Town. Kemudian, ada Lalu Chandra Poci Yudistira SH, Relawan Bapaslon SALAM (Dra Hj Putu Selly Andayani MSi & TGH Abdul Manan LC)dengan slogan Berkah dan Cemerlang.Seperti apa keseruan debatnya, Yuk kita pantengin sekarang juga!
Sat, 29 Aug 2020 - 53min - 15 - Cukup Wibowo: 5 Kali Swab Test, Duh Sakitnya! (Part 2)
nilah bagian kedua Ray FreshTalkdengan narasumber Drs Cukup Wibowo,MMPd-- mantan Pasien Positif Covid 19 di Mataram. Pejabat Widyaiswara BPSDM Provinsi NTB ini bercerita panjang lebar bagaimana proses uji ulas tenggorokan atau SWAB TEST dijalaninya. Duh, ternyata sensasi dan rasanya diuji SWAB ini, berbeda dibandingkan dengan disuntik. Seperti apa sensasi dan rasanya? Dong ayo kita simak!
Sun, 23 Aug 2020 - 14min - 14 - Eps 09-Cukup Wibowo: Awal Mula Gejala Covid 19, Hilang Rasa dan Aroma (Part 1)
Ray Fresh Talk kali ini menghadirkan Drs Cukup Wibowo,MMPd, mantan pasien positif Covid 19 yang akhirnya dinyatakan sembuh setelah 5 kali menjalani test usap tenggorokan atau Swab Test dan menjalani isolasi sesuai standar penanganan pasien positif Covid di RSUD Kota Mataram. Uniknya, dua putra dan putrinya juga menyusul dinyatakan positif Covid 19 dan mulailah perjuangan itu berperang melawan virus Korona.
Cukup Wibowo cerita panjang lebar mulai gejala awal disapa Virus Korona, sakitnya menjalani Swab test dan bagaimana kiat-kiatnya bisa sembuh tanpa obat selama menjalani masa isolasi dan karantina. Inilah seri pertamanya!
Selamat mendengarkan!
Sun, 23 Aug 2020 - 20min - 13 - Weekend Editorial: Menakar Efektifitas Perda, NTB Lawan Korona
Peraturan daerah tentang penanggulangan penyakit menular yang diterbitkan Pemerintah Provinsi NTB belum lama ini, tiba-tiba menjadi viral.
Peraturan yang dimaksudkan untuk menekan laju penyebaran penyakit Covid 19 dan memberikan efek jera bagi pelanggar protokol kesehatan ternyata menuai polemik dan pro konta di masyarakat.
Ini dipicu oleh adanya sejumlah denda bagi pelanggar Perda. Salah satunya adalah denda bagi yang tidak memakai masker dengan besaran hingga Rp 500 ribu. Sontak penetapan denda ini, membuat publik terbelah. Beragam spekulasi pun bermunculan. Mempertanyakan bagaimana proses penyusunan dan penetapan regulasi dan efektifitasnya membangun kesadaran serta partisipasi publik untuk bersama-sama melawan dan mencegah penularan penyakit Korona yang hingga kini belum ditemukan obatnya.
Harus diakui, NTB merupakan salah satu daerah dengan jumlah pasien positif Covid 19 yang cukup besar. Deretan angka-angka penambahan pasien positif baru setiap harinya, membuat pemangku kepentingan di daerah ini bongkar pasang kebijakan dan berpikir keras bagaimana mencari solusi taktis dan strategis.
Tak kurang berbagai program dan paket kebijakan digulirkan. Mulai dari jaring pengaman sosial bagi masyarakat terdampak, program kampung sehat hingga pemberlakukan protokol kesehatan yang ketat bagi individu dan kelompok masyarakat.
Namun apa yang dijalankan tersebut, sepertinya belum efektif. Bahkan fakta-fakta di lapangan menunjukkan kenyataan berbeda. Pemulasaran jenazah pasien positif Korona dipertanyakan. Bahkan muncul penolakan keluarga pasien yang jenazah anggota keluarganya dikuburkan dengan standar protokol Covid 19.
Ada banyak kasus-kasus penanganan pasien Covid 19 yang berseliweran di dunia maya, juga turut membangun persepsi publik dan menilai adanya kejanggalan dan ketidakberesan.
Tidak sedikit warga masyarakat yang mengaku takut mendatangi pusat kesehatan seperti Puskesmas dan rumah sakit karena tak ingin menjadi target pasien baru reaktif atau kemungkinan terindikasi positif Covid 19.
Bahkan munculnya pernyataan pejabat Kesehatan di daerah ini yang menilai Covid 19 bukan penyakit mematikan, juga turut membangun persepsi khalayak. Sekalipun pejabat tersebut menarik pernyataannya dan meminta maaf. Namun opini dan persepsi publik sudah terbentuk.
Akibatnya, anjuran pemerintah tentang adaptasi kehidupan baru, seperti berlalu begitu saja. Alih-alih melakukan uji mandiri, rapid test dan swab. Menggunakan masker pun masih banyak yang ogah. Padahal itu cara paling mudah dan murah untuk ikut ambil bagian mencegah penyebaran virus Covid 19 yang awal mulanya berasal dari Wuhan China.
Berdasarkan data yang dirilis Gugus Tugas NTB untuk Percepatan dan Penanganan Covid 19 menunjukkan, Hingga 6 Agustus 2020, dari total pasien positif Covid 19 sebanyak 2.238 orang, sebanyak 1.407 orang dinyatakan sembuh, 706 orang masih positif dan dalam keadaan baik.
Deretan data dan fakta ini, turut mewarnai persepsi khalayak yang mayoritas ingin kembali pada kehidupan normal dan mengabaikan adaptasi kehidupan baru.
Kini peraturan daerah telah ditetapkan. Sanksi dan denda pun siap menjerat siapa saja yang tidak patuh menjalankan protokol kesehatan. Masih minimnya informasi dan pengetahuan masyarakat seputar Peraturan daerah tentang pencegahan penyakit menular merupakan sebuah tantangan dan masalah tersendiri. Akankah regulasi ini efektif? Semoga. (Editor MRC)
Mon, 17 Aug 2020 - 04min - 12 - Weekend Editorial: Simalakama Belajar Daring, Antara Harapan dan Kenyataan
Kebijakan pembelajaran secara daring atau dalam jaringan sebagai upaya memutus persebaran Covid 19 memberikan dampak bagi dunia pendidikan. Pola pembelajaran yang tidak mengharuskan tatap muka berimbas bagi perekenomian warga.
Pasalnya, untuk bisa mengikuti pembelajaran tersebut membutuhkan kuota internet. Artinya, ada uang belanja tambahan yang harus disediakan orang tua. Padahal, uang tambahan itu bisa jadi dilakukan dengan harus mengurangi bumbu dapur. Itu baru dari sisi pembelian kuota internet.
Dari sisi pemahaman atau pendampingan saat belajar. Apakah orang tua memahami apa yang diajarkan guru dan bisa memberikan pemahaman kepada anak ketika anak kurang paham terhadap pelajaran yang disampaikan. Kalau orang tua tidak paham? Lantas apa yang diajarkan kembali kepada anak? walllahu a’lam.
Dari sisi anak yang belajar secara daring, juga memiliki kendala yang tidak bisa dianggap ringan.
Dari sisi bahasa pengantar pembelajaran yang menggunakan Bahasa Indonesia, tentu tidak masalah bagi yang sudah terbiasa menggunakan Bahasa Indonesia dalam komunikasi sehari hari. Tapi, bagaimana dengan masyarakat yang belum terbiasa. Tentu, mengalami kendala dalam pemahamannya.
Masih ada persoalan yang tidak kalah menariknya yakni area blank spot. Beberapa wilayah di Nusa Tenggara Barat termasuk area yang belum terjangkau lambaian internet. Akibatnya, siswa tidak bisa mengiikuti pembelajaran. Kalaupun dipaksakan dengan mencari area internet, muncul persoalan, pendamping pembelajaran agar siswa memahami apa yang disampaikan dalam pembelajaran daring.
Persoalannya tidak berhenti disitu. Kemauan siswa untuk belajar menjadi hal terpenting. Ini yang harus ditumbuhkembangkan. Bila tidak, fasilitas yang ada bisa jadi disalahgunakan, misal berselancar di medsos dan lainnya dengan tema yang lain.
Menyiasati kondisi lapangan, beberapa guru berinisiatif membentuk kelompok belajar . tapi efektifitasnya pun menjadi persoalan. Belum lagi jumlah siswa yang tidak sebanding dengan jumlah guru.
Apalagi kalau mau bicara kalkulasi hasil pembelajaran? akan lebih banyak variabel lagi yang muncul.
Sampai saat ini hasil pembejaran daring masih sekedar belajar. Ini belum kita menengok kondisi ril di lapangan.
Sebagai contoh, masyarakat yang hidup di kampung, jaringan internet ada tapi orang tua tidak paham pembelajaran daring? Apa yang terjadi? Anak usia SD hingga SMP tetap bermain tanpa tahu kapan waktu belajar dan tidak pernah ke sekolah. Alasannya? macam-macam dari persoalan kuota, tidak paham pelajaran hingga fasilitas pembelajaran.
Adakah solusi lain yang bisa ditawarkan? Tergantung kebijakan pemangku kekuasaan.
Memang, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah memberikam Kebijakan dana operasional sekolah (BOS) bisa digunakan untuk pembelian kuota. Tapi, realisasi di lapangan bagaimana? Pastinya, apa yang menjadi keresahan orang tua atas pembelajaran daring harus segera disikapi. Bila tidak, semua berjalan dalam alam mimpi. Begitu bangun dari tidur, hanya kesedihan yang didapat. Semoga secepatnya ada jalan keluar! (Editor MRC)
Mon, 17 Aug 2020 - 04min - 11 - Weekend Editorial: Merdeka di Fisik, Terjajah di Jiwa
17 Agustus 2020 menjadi tonggak dalam kemerdekaan indonesia. 75 tahun sudah Indonesia terlepas dari kekuasaan Belanda dan Jepang. Merdeka, inilah gaung yang menyelusup di sela keheningan siang. Namun, bila kita mau menelisik lebih dalam, masih banyak hal yang harus diperhatikan.
Di masa pemerintahan Hindia Belanda dan Nipon, akses kehidupan menjadi potret hitam. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, penduduk pribumi harus berjuang ekstra. Belum lagi, penghormatan secara berlebih. Saat bala tentara Nipon lewat, pribumi harus membungkukkan badan bila tidak ingin di pukul.
Melihat potret masa kini pun, masih ada sebagian potret hitam. Masih ada para ‘penguasa’ yang ingin dihormati padahal hakiki sebuah kekuasaan tidak lebih dari melayani dan memudahkan kesulitan yang dialami warganya.
Dalam pemerintah skala kecil, katakanlah pemerintahan desa. Perangkat desa mulai dari kepala desa hingga jajaran dibawahnya harus membuka diri seluasnya untuk menerima keluhan, kritikan juga pandangan yang berbeda dari warganya selama apa yang diungkapkannya untuk membangun. Namun, untuk bisa menerima itu, yang utama dan terutama singkirkan keegoan. Bila keegoan sudah bisa dikendalikan maka apapun pandangan yang terlontar dari warga akan dipandang sebagai sebuah wacana yang perlu ditelusiri dan dikembangkan, sekalipun pandangan itu menyakitkan.
Sebagai misal, mari kita melirik pola pendidikan yang dikembangkan negeri ini. Pola pendidikan yang dikembangkan hendaknya tidak menghilangkan ciri khas dari pola pendidikan yang dibangunnya. Kalau ini sampai terjadi, tidak ada warna yang bisa menjadikan perbedaan itu indah. Bukankah karena perbedaan itu sesuatu menjadi indah, selama selaras sejalan sesuai fungsinya. Bukankah Bhinneka tunggal ika juga mempersatukan yang berbeda dan menjadi indah.
Memasuki 75 tahun Indonesia terlepas dari belenggu kekuasaan lain, tentu banyak perbedaan. Namun, janganlah perbedaan itu yang ditonjolkan. Tapi, jika itu yang masih menjadi masalah, segeralah koreksi diri, Benarkah Kita sudah merdeka?
Mungkin benar fisik kita sudah terlepas dari belenggu tapi jiwa kita masih terjajah oleh keegoan. Waspadalah! (Editor MRC)
Mon, 17 Aug 2020 - 03min - 10 - Pembelajaran Daring di NTB, Berkah Atau Musibah?
Pemberlakuan sistem belajar daring atau online oleh Pemerintah Provinsi NTB menyisakan banyak persoalan. Semua dikupas tuntas dalam Podcast RAY FRESHTALK, Obrolan Hangat dan Segar yang kali ini mengangkat thema “PEMBELAJARAN DARING DI NTB, BERKAH ATAU MUSIBAH?”
Narasumber :
1. DR Lalu Basuki Rahman MPd,Pemangku Kebijakan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB. Tepatnya sebagai Kepala Cabang Dinas Dikbud NTB di Kabupaten Lombok Utara
2. H Gusdink Najamudin SPd, Staf Pengajar di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Lombok Tengah
3. Dedi Suhadi, Jurnalis Senior NTB sekaligus Pemerhati Pendidikan
Selamat Mengikuti!
Sun, 09 Aug 2020 - 43min - 9 - Eps 08-Pembelajaran Daring di NTB, Berkah Atau Musibah?
Pemberlakuan sistem belajar daring atau online oleh Pemerintah Provinsi NTB menyisakan banyak persoalan. Semua dikupas tuntas dalam Podcast RAY FRESHTALK, Obrolan Hangat dan Segar yang kali ini mengangkat thema “PEMBELAJARAN DARING DI NTB, BERKAH ATAU MUSIBAH?”
Narasumber :
1. DR Lalu Basuki Rahman MPd, Pemangku Kebijakan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB. Tepatnya sebagai Kepala Cabang Dinas Dikbud NTB di Kabupaten Lombok Utara
2. H Gusdink Najamudin SPd, Staf Pengajar di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Lombok Tengah
3. Dedi Suhadi, Jurnalis Senior NTB sekaligus Pemerhati Pendidikan
Tue, 04 Aug 2020 - 44min - 8 - Eps 07-Politik Dinasti Menguat di Pilkada Bima?
Ray Freshtalk edisi ini mengangkat thema Dinamika Sosial dan dan Politik Jelang Pilkada Serentak di Kabupaten Bima pada 9 Desember 2020. Bintang tamu saya kali ini adalah Akademisi dan Pengamat Politik DR Ibnu Khaldun yang juga Ketua STKIP Tamsis Bima. Dr Ibnu Khaldun banyak mengulas bagaimana kecenderungan prilaku pemilih yang masih sebatas supporter, sistem penjaringan bakal calon Peserta Pilkada oleh parpol yang masih semi tertutup, tidak dilakukan secara terbuka -- hingga masih menguatnya politik dinasti di Bumi Maja Labo Dahu ini. Benarkah Petahana berpotensi kalah? Siapa untung siapa buntung? Simak perbincangan saya selengkapnya hanya di RAY FRESH TALK, bicara yang aktual, hangat dan menyegarkan. Selamat mengikuti!
Sun, 26 Jul 2020 - 31min - 7 - Pilkada Dompu 2020 Makin Seru?
Suhu politik di Dompu Nusa Tenggara Barat mulai menghangat. Setidaknya baliho sejumlah bakal pasangan calon mulai mewarnai berbagai sudut kota dan kampung di Kabupaten yang terkenal dengan semboyan Bumi Nggahi Rawi Pahu. Yang menarik, dari sekian pasangan bakal calon, tentu saja karena mantan Bupati H Syaifurahman Salman dan istri Bupati Petahana ikut mewarnai kompetisi memperebutkan kursi orang nomor satu di daerah yang berada di Kaki Gunung Tambora ini. Nah seperti apa, peta dan dinamika politik jelang pendaftaran pasangan calon di KPUD Kabupaten Dompu? Saya coba mengulasnya bersama sahabat dan rekan saya, seorang jurnalis senior di Kota Dompu. Dia adalah Muhyiddin, yang akrab saya panggil Bang Idin. Yuk, simak perbincangan saya hanya di Podcast RAY FRESHTALK, Let's Care N Share!
Sun, 26 Jul 2020 - 22min - 6 - Eps 06-Pilkada Dompu 2020 Makin Seru?
Suhu politik di Dompu Nusa Tenggara Barat mulai menghangat. Setidaknya baliho sejumlah bakal pasangan calon mulai mewarnai berbagai sudut kota dan kampung di Kabupaten yang terkenal dengan semboyan Bumi Nggahi Rawi Pahu. Yang menarik, dari sekian pasangan bakal calon, tentu saja karena mantan Bupati H Syaifurahman Salman dan istri Bupati Petahana ikut mewarnai kompetisi memperebutkan kursi orang nomor satu di daerah yang berada di Kaki Gunung Tambora ini. Nah seperti apa, peta dan dinamika politik jelang pendaftaran pasangan calon di KPUD Kabupaten Dompu? Saya coba mengulasnya bersama sahabat dan rekan saya, seorang jurnalis senior di Kota Dompu. Dia adalah Muhyiddin, yang akrab saya panggil Bang Idin. Yuk, simak perbincangan saya hanya di Podcast RAY FRESHTALK, Let's Care N Share!
Sun, 26 Jul 2020 - 22min - 5 - Eps 01- Special Interview: Godbless Community Lombok - Part 1
Komunitas musik itu bernama GBCL - Godbless Community Lombok. Mereka adalan komunitas penggemar setia GODBLESS, grup musik rock legendaris Indonesia. Seperti apa kiprah mereka? Simak perbincangan Ray Aruman bersama Yoed Zacharry, Ketua GBCL Lombok. Selamat mendengarkan!
Sat, 25 Jul 2020 - 29min - 4 - Eps 04-Serunya Pilkada Serentak di NTB, Siapa Untung Siapa Buntung!
Halo Podcaster MATARAM RADIO CITY. Apa kabar? Berjumpa lagi bareng saya diperbincangan hangat dan menyegarkan RAY FRESHTALK. Kali ini, saya tertarik mengangkat fenomena Pilkada Serentak di NTB yang bakal digelar pada 9 Desember 2020 mendatang. Pasalnya, suhu politik mulai menghangat menjelang penetapan paket pasangan calon peserta Pilkada serentak yang untuk kali pertama digelar oleh KPU Kabupaten Kota dalam suasana adaptasi kenormalan baru di musim Pandemi Korona. Kabupaten Lombok Tengah salah satunya. Banyak yang penasaran, siapa paket pasangan yang bakal diusung parpol ataupun yang bakal lolos melalui jalur perseorangan atau independen. Untuk mengulas fenomena Pilkada serentak ini. Tentu saja, saya akan mewawancarai banyak pihak. Mulai netizen hingga pakar politik dan ahli komunikasi. Bahkan tidak menutup kemungkinan pemimpin partai politik dan tokoh masyarakat ataupun tokoh berkompeten lainnya. Kali ini saya sengaja mendiskusikan fenomena Pilkada Lombok Tengah dengan seorang kawan dan sahabat yang ternyata cukup mengikuti dinamika dan peta politik jelang Pilkada serentak di Kampung halamannya. Dia adalah El Sukron Prayogi, seorang Pengusaha muda di bidang bisnis media, biro perjalanan wisata dan konsultasi pesta perkawinan dan segala pernak-perniknya. Saran dan komentar mengenai perbincangan ini, saya tunggu lho untuk perbaikan di episode mendatang. Terimakasih dan selamat mengikuti! #RAYFreshTalk #Bicara yang Hangat & Nyegerin #Episode Pilkada Serentak 2020
Fri, 24 Jul 2020 - 27min - 3 - Eps 03-GBCL: Impian Spektakuler Ingin Godbless Konser di Lombok
Dalam catatan GBCL, Band rock legendaris Indonesia GODBLESS ternyata belum pernah menggelar konser dengan formasi penuh di NTB khususnya Pulau Lombok. Itulah yang menjadi cita dan impian spektakuler GBCL."Ini memang PR terberat kami dan berharap Korona ini segera berlalu. Biar semua bisa beraktifitas sediakala. Kami juga ingin meneruskan semua agenda yang tertunda termasuk mencari sponsor mendatangkan Godbless ke Lombok,"kata Yoed Zacharry, Ketua GBCL di RAY Fresh Talk Bagian 3. Happy Listening!
Tue, 21 Jul 2020 - 32min - 2 - Eps 02-Dari Lagu Melankolis Hingga Lagu Rock - Godbless Community Lombok Part 2
Yoed Zacchary selaku Ketua GBCL mengaku awalnya penggemar lagu- lagu melankolis karya Obbie Messakh, Muchlas Adi Putra dan lain-lain. Tapi kecintaannya pada lagu cengeng itu luntur setelah mendengarkan lagu rock berjudul Semut Hitam karya Godbless pada sekitar 1988. Lantas?
Tue, 21 Jul 2020 - 13min - 1 - Special Interview: Godbless Community Lombok - Part 1
Komunitas musik itu bernama GBCL - Godbless Community Lombok. Mereka adalan komunitas penggemar setia GODBLESS, grup musik rock legendaris Indonesia. Seperti apa kiprah mereka? Simak perbincangan Ray Aruman bersama Yoed Zacharry, Ketua GBCL Lombok. Selamat mendengarkan!
Tue, 21 Jul 2020 - 13min
Podcasts similar to MATARAM Radio City
- Global News Podcast BBC World Service
- El Partidazo de COPE COPE
- Herrera en COPE COPE
- The Dan Bongino Show Cumulus Podcast Network | Dan Bongino
- Es la Mañana de Federico esRadio
- La Noche de Dieter esRadio
- Hondelatte Raconte - Christophe Hondelatte Europe 1
- Affaires sensibles France Inter
- La rosa de los vientos OndaCero
- Más de uno OndaCero
- La Zanzara Radio 24
- Espacio en blanco Radio Nacional
- Les Grosses Têtes RTL
- L'Heure Du Crime RTL
- El Larguero SER Podcast
- Nadie Sabe Nada SER Podcast
- SER Historia SER Podcast
- Todo Concostrina SER Podcast
- 安住紳一郎の日曜天国 TBS RADIO
- TED Talks Daily TED
- The Tucker Carlson Show Tucker Carlson Network
- 辛坊治郎 ズーム そこまで言うか! ニッポン放送
- 飯田浩司のOK! Cozy up! Podcast ニッポン放送
- 武田鉄矢・今朝の三枚おろし 文化放送PodcastQR