Filtrar por género
- 74 - Kitab Nashoihul 'Ibad Bab 5 Maqalah 25-26 Pengajian Ahad Sore 19 Januari 2020
Maqalah 25. Perkara perkara Yang Menyesatkan
"Wahai Tuhanku, lamunan yang ngelantur telah menipu daku. Kecintaan terhadap duniawi telah merusak diriku. Syaitan juga telah menyesatkan jalanku. Hawa nafsu pendorong kejahatan itu telah menghalangi halangi daku dari kebenaran. Dan teman yang jahat telah membantu aku melakukan maksiat, maka tolonglah daku, wahai Tuhan penolong terhadap mereka yang memohon pertolongan dan jika Engkau tidak memberi daku rahmat, maka siapa lagi selain Engkau yang dapat merahmati daku."
"Tinggalkanlah mereka, makan dan bersenang-senang (dalam kehidupan dunia) dan akan melalaikan kepada mereka panjangnya harapan-harapan duniawi, suatu saat dia pasti akan mengetahui (menyaksikan akibatnya)."
Hal ini sesuai dengan sabda Nabi SAW. :
Barangsiapa yang hatinya telah disiram dengan rasa cinta terhadap dunia, maka ia akan dibuntuti dengan 3 hal yaitu :
1. Kecelakaan yang tidak ada habisnya dan tidak ia kehendaki.
2. Keinginan yang sangat dan tidak akan nada cukupnya.
3. Harapan duniawi yang tiada ujungnya.(HR. Ibnu Thabrani)Komentar Sayyidina Ali dalam hal cinta akan dunia dan tulul amal adalah sebagai berikut :
"Aku khawatir terhadap kamu atas 2 hal, yaitu : mengikuti hawa nafsu dan banyak berkhayal. Karena sesungguhnya mengikuti hawa nafsu itu dapat menghalangi kebenaran, sedang tulul amal menyebabkan lupa akan akhirat."
Menurut Sulaiman Ad Darani adalah sebagai berikut :
"Amal yang paling utama adalah memerangi atau menolak hawa nafsu."
Teman yang jahat telah membantunya dalam berbuat maksiat. Dalam hal ini Adi bin Zaid mengatakan dalam syairnya dari Bahar Thawil :
"Janganlah bertanya tentang kelakuan seseorang,tetapi bertanyalah tentang kelakuan temannya. Karena setiap manusia mengikuti kepada yang menemaninya. Apabila kamu berada dalam suatu kaum, maka bertemanlah kamu dengan orang orang pilihan mereka, Janganlah kamu berteman dengan orang yang celaka, karena engkau akan menjadi celaka bersamanya."
Bacalah doa di bawah ini :
اَللَّهُمَّ اَغِثْنِىْ يَاغِيَاثَ الْمُسْتَغِيْثِيْنَ فَإِنْ لَمْ تَرْحَمْنِىْ فَمَنْ ذَاالَّذِىْ يَرْحَمُنِىْ غَيْرُكَ
"Ya Allah, berilah aku pertolongan, wahai penolong oarng-orang yang meminta pertolongan. Apabila Engkau tiddak mengasihaniku, maka siapa lagi yang mengasihani aku selain diri-Mu."
Maqalah 26. Perkara Yang Dicintai dan Dilupakan Orang Pada Akhir Masa
سَيَأْتِى عَلَى أُمَّتِى زَمَانٌ يُحِبُّوْنَ اْلخَمْسَ وَيَنْسَوْنَ اْلخَمْسَ : يُحِبُّوْنَ الدُّنْيَاوَ يَنْسَوْنَ اْلآخِرَةَ وَيُحِبُّوْنَ اْلحَيَاةَ وَيُنْسَوْنَ الْمَوْتَ وَيُحِبُّوْنَ اْلقُصُوْرَ وَيَنْسَوْنَ اْلقُبُوْرَ وَيُحِبُّوْنَ الْمَالَ وَيَنْسَوْنَ اْلحِسَابَ وَيُحِبُّوْنَ اْلخَلْقَ وَيَنْسَوْنَ الْخَالِقَ .
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. Sebagai berikut :
"Akan datang suatu masa, dimana umatku lebih mencintai kepada lima perkara dan melupakan lima perkara lainnya, yaitu : Lebih mencintai duniawi dan melupakan ukhrawi (akhiratnya). Lebih cinta hidup dan melupakan mati. Mencintai gedung gedung bermahligai dan lupa kubur. Mencintai harta benda dan melupakan hisab dan mereka lebih mencintai kepada sesama makhluk dan melupakan Sang Khaliq, Allah SWT."
مَنْ قَالَ فِى كُلِّ يَوْمٍ خَمْسًا وَعِشْرِيْنَ مَرَّةً : اَللَّهُمَّ بَارِكْ لِى فِى الْمَوْتِ وَفِيْمَا بَعْدَ اْلمَوْتِ , ثُمَّ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ اَعْطَاهُ اللهُ اَجْرَ شَهِيْدٍ .
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW. yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani dari `Aisyah ra. sebagai berikut,
"Barangsiapa yang membaca 'Allaahumma Baarik Lii Fii Mauti Wafimaa ba`dal Maut' (Wahai Tuhanku, berkatilah saya dalam kematian dan sesudahnya), setiap hari sebanyak dua puluh lima kali, kemudian ia mati diatas tempat tidurnya, maka Allah akan memberikan kepadanya pahala orang mati syahid." (HR. Thabrani)
Sun, 19 Jan 2020 - 1h 13min - 73 - Kitab Nashoihul 'Ibad Bab 5 Maqalah 22-24 Pengajian Selasa Pagi 31 Desember 2019
Maqalah 22. Perkara Yang Harus Tetap Dipegang Teguh
Dari guru Hatim Al Asham ra. yaitu Shaqiq Al Balkhi,
"Laksanakanlah lima perkara ini: beribadahlah kepada Allah sebanyak apa yang kamu butuhkan dariNya, berbuat dosalah kepada Allah sejauh kamu mampu menanggung siksaNya, himpunlah bekal di dunia sebanyak usiamu di dunia, dan berbuatlah demi surga, senilai kedudukan surga yang kamu kehendaki."
Maqalah 23. Lima Perkara Yang Paling Utama
Dari Umar R.A.,
"Aku melihat semua teman karib, maka aku tidak melihat teman karib yang lebih utama daripada memlihara ucapan. Aku melihat semua pakaian, dan aku tidak melihat pakaian yang lebih utama dari wira`i. aku melihat semua harta benda, maka aku tidak melihat harta benda yang lebih utama daripada qana`ah. Aku melihat semua kebaikan, maka aku tidak melihat kebaikan yang lebih utama daripada nasihat. Dan aku melihat semua makanan, lalu aku tidak melihat makanan yang lebih lezat daripada sabar."
Menurut Ibrahim bin Ad-ham,
"Meninggalkan semua hal yang diragukan kedudukan hukumnya, apakah termasuk halal atau haram (syubhat)."
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW. Kepada Abu Hurairah ra.
"Lakukanlah wira`i, maka engkau akan menjadi orang yang paling tinggi ibadahnya."
"Tidak suka mencari-cari sesuatu yang tidak ada pada dirinya, tapi ia memanfaatkan yang ada padanya."
Perintah wara` dan qanaah antara lain sabda Nabi SAW. Sebagai berikut,
"Jadilah orang yang wara` tentu kau jadi orang yang baik dalam beribadah di antara orang-orang yang beribadah. Jadilah engkau orang yang qanaah, tentu engkau menjadi orang yang banyak bersyukur kepada Allah diantara mereka yang bersyukur. Cintailah manusia sebagaimana kamu mencintai dirimu sendiri, tentu kau menjadi orang mukmin yang sempurna. Berbuat baiklah dalam hidup bertetangga kepada orang yang menjadi tetanggamu,tentu kau menjadi seorang muslim yang baik. Dan kurangi tertawa, karena sesungguhnya banyak tertawa itu menyebabkan hati menjadi mati."
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW.,
"Hati tertarik karena cinta kepada orang yang telah berbuat baik kepadanya dan membenci kepada orang yang telah berbuat jelek kepadanya."
"Didalam kabaikan terdapat keridhaan manusia. Didalam taqwa ada keridhaan Allah."
Rukun sabar ada 3:
1. Mengendalikan diri dari kebencian terhadap qadha yang jelek yang menimpa dirinya.
2. Mengendalikan lisan dari ucapan yang jelek.
3. Mengendalikan anggota badan dari memukul, menyobek-nyobek baju, mencoreng-coreng muka dan sebagainya, ketika marah."Maqalah 24. Perkara yang Terkandung Dalam Zuhud
"Di dalam zuhud terkandung lima perkara terpuji yaitu : percaya penuh kepada Allah, terbebas diri dari sesama makhluk, tulus ikhlas dalam berbuat, kesanggupan memikul kezhaliman dan kecukupan diri dengan apa yang ada di tangan (qanaah)."
"Seorang mukmin tidak akan mencapai tingkat zuhud yang sebenarnya, hingga ia memiliki 3 faktor yaitu tingkat zuhud yang sebenarnya, hingga ia memiliki 3 faktor yaitu : beramal semata-mata karena Allah tidak karena ikatan-ikatan yang lain, berkata tanpa ada kecenderungan tamak, merasa mulia atau merasa bahagia tanpa memiliki pangkat."
"Zuhud di dalam dunia itu bukanlah dengan cara mengharamkan yang halal, dan bukan pula dengan menyia-nyiakan. Akan tetapi, sesungguhnya zuhud dalam urusan dunia adalah, bahwa kamu tidak menggantungkan diri kepada sesuatu yang ada pada dirimu tetapi lebih percaya dengan sesuatu yang ada di tangan Allah dan lebih senang menjadikan kesempatan memperoleh pahala dalam menjauhi maksiat daripada maksiat itu ada padamu."
"Hati merasa senang sekalipun usahanya gagal total."
"Memperkecil ruang lingkup harapan dalam urusan dunia bukan dengan makanan yang berat-berat (kasar-kasar) dan bukan pula dengan pakaian yang compang-camping (usang)."
Mon, 30 Dec 2019 - 53min - 72 - Kitab Nashoihul 'Ibad Bab 5 Maqalah 21-22 Pengajian Ahad Sore 29 Desember 2019
Maqalah 21. Perkara Yang Mencelakakan Iblis dan Membahagiakan Adam as.
شَقَىَ اِبْلِيْسُ بِخَمْسَةِ أَشْيَاءَ : لَمْ يُقِرَّ بِالذَّنْبِ وَلَمْ يَنْدَمْ وَلَمْ يَلُمْ نَفْسَهُ وَلَمْ يَعْزَمْ عَلَى التَّوْبَةِ وَقَنَطَ مِنْ رَحْمَةِ اللهِ وَسَعِدَ آدَمُ بِخَمْسَةِ اَشْيَاءَ : اَقَرَّ بِالذَّنْبِ وَنَدِمَ عَلَيْهِ وَلَامَ نَفْسَهُ وَاَسْرَعَ فِى التَّوْبَةِ وَلَمْ يَقْنُطْ مِنْ رَحْمَةِ الله ِ.
Dikatakan oleh Muhammad bin Dauri ra. berikut ini,
"Iblis celaka karena lima perkara, yaitu tidak mengakui dosa, tidak bersedih, tidak mencela dirinya sendiri, tidak mengancam berniat bertaubat, dan putus asa dari rahmat Allah. Sedang yang membuat Adam merasa bahagia juga lima perkara, yaitu : mengakui dosa, menyesali dosanya, menyalahkan dirinya sendiri, segera bertaubat, dan tidak pernah putus asa dari rahmat Allah."
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ .
Sebagaimana pengakuan beliau yang diabadikan oleh Allah di dalam firmanNya sebagai berikut,
`"Wahai Tuhan kami, kami telah berbuat dzalim terhadap diri kami sendiri, jika Engkau tidak mengampuni kami, dan tidak memberi rahmat kepada kami, niscaya kami temasuk orang orang yang merugi."
إِنَّ اْلعَبْدَ اِذَا اعْتَرَفَ بِذَنْبِهِ ثُمَّ تَابَ تَابَ اللهُ عَلَيْهِ .
Imam Bukhari dan Muslim juga telah meriwayatkannya dari `Aisyah ra. sebagai berikut,
"Sesungguhnya seorang hamba jika mau megakui dosanya kemudian dia bertaubat, maka Allah berkenan menerima taubatnya."
مَنْ اَخْطَأَ خَطِيْئَةً وَاَذْنَبَ ذَنْبًا ثُمَّ نَدِمَ فَهُوَكَفَّارَتُهُ .
Sebagaimana sabda Nabi. SAW,
"Barangsiapa bertobat atas kesalahan dan perbuatan dosa kemudian ia menyesal atas perbuatannya, maka penyesalan itu adalah sebagai kafaratnya. (penghapusnya)." (HR. Baihaqi)
Maqalah 22. Perkara Yang Harus Tetap Dipegang Teguh
عَلَيْكُمْ بِخَمْسِ خِصَالٍ فَاعْمَلُوْهَا : اُعْبُدُوا اللهَ بِقَدْرِ حَاجَتِكُمْ اِلَيْهِ وَخُذُوْا مِنَ الدُّنْيَا بِقَدْرِ عُمْرِكُمْ فِيْهَا وَاَذْنِبُوا اللهَ بِقَدْرِ طَاقَتِكُمْ عَلَى عَذَابِهِ وَتَزَوَّدُوْا فِى الدُّنْيَا بِقَدْرِ مُكْثِكُمْ فِى اْلقَبْرِ وَاعْمَلُوا الِلْجَنَّةِ بِقَدْرِ مَا تُرِيُدُوْنَ فِيْهَا الْمَقَامَ .
Diriwayatkan dari guru Hatim Al Asham ra. yaitu Shaqiq Al Balkhi mengatakan sebagai berikut,
"Laksanakanlah lima perkara ini : beribadahlah kepada Allah sebanyak apa yang kamu butuhkan dariNya, berbuat dosalah kepada Allah sejauh kamu mampu menanggung siksaNya, himpunlah bekal di dunia sebanyak usiamu di dunia, dan berbuatlah demi surga, senilai kedudukan surga yang kamu kehendaki"Sun, 29 Dec 2019 - 1h 19min - 71 - Kitab Nashoihul 'Ibad Bab 5 Maqalah 19-20 Pengajian Selasa Pagi 26 November 2019
Maqalah 19. Tiada Harta Tanpa Disertai Lima Perkara Tercela
diriwayatkan dari Sufyan Ats Tsauri ra. berikut ini,
"Pada zaman ini, tiada harta pada seseorang melainkan disertai oleh lima hal yang tercela yaitu : lamunan ngelantur, tamak yang menguasainya, kikir yang berlebihan, tidak adanya sifat wira`I, dan melupakan akhirat."
"Orang yang mencintai dunia tercela, sedangkan orang yang mencari kelebihan dari ukuran cukup dalam urusan dunia terhina ."
diterangkan oleh Rasulullah SAW. di dalam sabdanya,
"Tidak termasuk yang lebih baik diantara kamu, orang yang meninggalkan dunia karena akhirat saja, begitu juga dengan orang yang meninggalkan akhirat untuk dunia saja. Tetapi yang paling baik diantara kamu adalah orang yang mengambil ini dunia dan ini akhirat (pertengahan)."Dalam riwayat yang lain beliau Bersabda,
"Sebaik baik tunggangan adalah dunia, maka naiklah kepadanya, karena ia akan menyampaikan ke akhirat."
Ali bin Abi Thalib pernah berkata,
"Dunia itu tempat kebenaran(sedekah) bagi orang yang membenarkannya(bersedekah), tempat keselamatan bagi orang yang memahaminya (dunia) dan tempat kecukupan bagi orang yang menjadikannya sebagai bekal dari dunia."Dalam Syair dikatakan,
"Wahai peminang dunia untuk diri sendiri
sungguh dunia telah menjadi kekasihnya di setiap hari. (Dunia) minta agar suami segera menikahi dan sungguh sebenarnya ia telah digauli
di tempat lain ia punya ganti suami. Aduhai, duniapun menerima para peminangnya
yang tiada lain adalah untuk membunuh mereka dan mereka pun terbunuh semua. Sungguh aku telah tertipu dan sungguh petaka # telah menjebak diriku sedikit demi sedikit. Himpunlah bekal untuk mati, bekal, sungguh bekal # karena pengundang telah menyeru, ayo berangkat"Maqalah 20. Kejelekan Sifat Tergesa gesa
"Tergesa gesa itu berasal dari syaitan, kecuali pada lima tempat, karena sesungguhnya tergesa gesa dalam hal itu meripakan sunnah Rasulullah SAW. Yaitu : Memberi makan kepada tamu, jika ia menginap. Mengurus jenazah orang yang sudah meninggal. Mengawinkan anak perempuan jika sudah baligh. Membayar hutang jika sudah jatuh tempo pembayarannya. Dan bertaubat dari dosa jika terlanjur pembayarannya."Dalam sabdanya diriwayatkan,
"Barangsiapa yang memberi makan kepada saudaranya yang muslim dengan makanan seadanya, maka Allah mengharamkan baginya masuk neraka."
Rasulullah SAW. Bersabda,
"Barangsiapa yang memberi roti kepada saudaranya yang muslim hingga merasa kenyang dan memberi air hingga merasa segar, maka ia akan dijauhkan dari neraka yang jaraknya antara keduanya sejauh tujuh parit, dan jarak setiap parit ke parit yang lain adalah sejauh perjalanan selama tujuh ratus tahun."Rasulallah SAW. Telah bersabda sebagai berikut,
"Sesungguhnya balasan orang mukmin yang diberikan pertama kali setelah ia mati, adalah diampuninya dosa seluruh orang yang mengantarkan jenazahnya."Rasulallah SAW. Telah bersabda sebagai berikut,
"Apabila seorang calon ahli surga mati, maka Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung merasa malu untuk menyiksanya serta orang-orang yang menyalatinya."Rasulallah SAW. Telah bersabda sebagai berikut,
"Barangsiapa mengawinkan anak gadisnya, maka Allah akan memakaikan mahkota kepadanya dengan mahkota raja raja."Rasulullah SAW. Dalam satu majlis tidak lepas dari membaca bacaan sebagai berikut sebanyak seratus kali,
رَبِّ اغْفِرْ لِى وَتُبْ عَلَيَّ اِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ اْلغَفُوْرُ
"Wahai Tuhanku, ampunilah daku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Tuhan Yang Maha Menerima Taubat lagi Maha Pengampun."Mon, 25 Nov 2019 - 53min - 70 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 18 Pengajian Ahad Sore 24 November 2019
Maqalah 18. Perkara-Perkara yang Berkaitan Dengan Harta
إِنَّ فِى جَمْعِ الْمَالِ خَمْسَةَ أَشْيَاءَ : الْعَنَاءَ فِى جَمْعِهِ وَالشُّغْلَ عَنْ ذِكْرِ اللهِ تَعَالَى بِإِصْلَاحِهِ وَالْخَوْفَ مِنْ سَالِبِهِ وَسَارِقِهِ وَاحْتِمَالَ اسْمِ اْلبَخِيْلِ لِنَفْسِهِ وَمُفَارَقَةَ الصَّالِحِيْنَ مِنْ اَجْلِهِ وَفِى تَفْرِيْقِهِ خَمْسَةُ اَشْيَاءَ : رَاحَةَ النَّفْسِ مِنْ طَلَبِهِ وَاْلفَرَاغَ لِذِكْرِ اللهِ مِنْ حِفْظِهِ وَاْلاَمْنَ مِنْ سَالِبِهِ وَسَارِقِهِ وَاكْتِسَابَ اسْمِ اْلكَرِيْمِ لِنَفْسِهِ وَمُصَاحَبَةَ الصَّالِحِيْنَ لِفِرَاقِهِ .Nabi Muhammad SAW. bersabda sebagai berikut:
"Sesungguhnya terdapat lima perkara tercela dalam kegiatan pengumpulan harta, yaitu : sengsara dalam mengumpulkan,lupa mengingat Allah dalam mengelola harta, harta khawatir perampokan dan pencurian. Karena harta, maka seseorang dapat disebut kikir dan demi harta, maka seseorang dapat berpisah dari orang orang shaleh. Dan terdapat pula lima perkara terpuji dalam melepas harta, yaitu : kesenggangan diri dari kesibukkan mencarinya. Karena tidak mengelola harta, maka seseorang banyak kesempatan untuk menginagat Allah, aman dari perampokan dan pencurian. Karena melepas harta, maka seseorang dapat disebut orang yang mulia dan karenanya pula, maka orang dapat bersahabat dengan orang orang shaleh."
جُوْدُ الرَّجُلِ يُحَبِّبُهُ اِلَى أَضْدَادِهِ وَبُخْلُهُ يُبَغِّضُهُ إِلَى اَوْلَادِهِ
خَيْرُ اْلاَمْوَالِ مَااسْتَرَقَّ حُرًّا وَخَيْرُ اْلاَعْمَالِ مَا اسْتَحَقَّ شُكْرًا
Sebagian dari orang orang yang fasih mengatakan seagai berikut :
"Kemurahan hati seseorang itu dapat membuatnya dikasihi oleh lawannya, sedang kekikiran seseorang dapat dibeci oleh putra-putrinya."
"Sebaik baik harta adalah yang dapat membuat orang merdeka dikuasainya dan sebaik baik amal adalah yang berhak untuk disyukuri."Sun, 24 Nov 2019 - 29min - 69 - Ngaji Bareng Gus Baha' Auditorium UNISSULA Ahad 26 Januari 2020Sun, 26 Jan 2020 - 1h 07min
- 68 - Kajian Spesial Masjid Bayt Al-Qur'an Pengajian Ahad Pagi 24 November 2019
Pengajian Gus Baha' di Masjid Bayt Al-Qur'an, Pondok Cabe Tangerang Selatan, Banten. Hari Ahad Pagi 24 November 2019.
Mon, 25 Nov 2019 - 48min - 67 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 16-17 Pengajian Selasa Pagi 29 Oktober 2019
Maqalah 16. Jalan Untuk Mencapai Hakekat Taqwa
Diriwayatkan dari sebagian hukama rahimakumullah sebagai berikut :
Dihadapan taqwa ada lima jalan (tahapan), siapa yang berhasil melalui seluruhnya, maka ia akan memperoleh hakekat taqwa (taqwa yang sebenarnya), yaitu:
Pertama, memilih kesukaran atas kenikmatan.
Kedua, memilih kesugguhan atas kebebasan.
Ketiga, memilih kelemahan atas keperkasaan.
Keempat, memilih diam daripada bicara yang tidak ada manfaatnya.
Kelima, memilih maut atas kehidupan.
Keterangan: Yang dimaksud mati disini, menurut ahli Allah, adalah :"Menaklukkan hawa nafsu, barangsiapa yang dapat menaklukkan hawa nafsunya, maka ia akan hidup sejahtera."
Mati itu ada 4 macam :
a. Matinya rasa marah
b. Matinya rasa lapar
c. Matinya keinginan untuk berpakaian bagus
d. Matinya rasa gengsi atas penghinaan orang lainDisini terdapat tasbih baligh, menyerupakan marah dengan merah, lapar dengan putih, pakaian bagus dangan hijau, gengsi dengan hitam.
Maqalah 17. Pelindung Terhadap Lima Perkara
Sebagaimana yang telah diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW. Berikut ini : "Munajat dapat melindungi segala rahasia, sedekah dapat melindungi harta, ikhlas dapat melindungi amal perbuatan, kejujuran dapat melindungi ucapan, dan musyawarah dapat melindungi segala pendapat."
Hal ini sesuai dengan firman Allah : "Jangan mencampurkan yang hak dengan yang bathil."
Sebagain ahli balagoh juga telah mengatakan sebagai berikut : "Orang yang jujur dilindungi dan disukai, sedangkan orang yang berbohong ucapannya direndahkan dan dihinakan."
Maksudnya, tidak mencapuradukkan ucapan yang benar dengan dusta.
Sebagian hukama juga telah mengatakan sebagai berikut : "Membisu lebih baik daripada berdusta dan kejujuran adalah awal dari kebahagiaan."
Munajat dapat melindungi segala rahasia, sedang menyimpan rahasia menjadi sebab utama tercapainya suatu kesuksesan, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. Sebagai berikut : "Minta bantuanlah dengan merahasiakan untuk mencapai segala kebutuhan, karena sesungguhnya bagi setiap orang yang memperoleh kenikmatan, ada orang yang hasud."
Sedang mengenai sedekah dapat melindungi harta, itu adalah berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW. Yang diriwayatkan dari Abu Darda` yang bersumber langsung dari Nabi Muhammmad SAW. Sebagai berikut : "Tiada hari yang telah terbenam mataharinya, melainkan ada dua Malaikat yang menyeru atau mendoakan, "Wahai tuhanku, berilah pengganti bagi orang yang menginfakkan (hartanya) dan berilah kerugian bagi orang yang menahan (hartanya)."
Tingkatan ikhlas itu ada 4, yaitu:
1. Membersihkan amal dari perhatian orang, tidak bertujuan lain dalam ibadahnya, kecuali dengan niat melaksanakan perintah Allah.
2. Beribadah yang sebenarnya bukan bertujuan agar manusia bertekuk lutut di hadapannya, mencintainya, memujinya, agar memperoleh harta, dan sebagainya.
3. Beramal karena Allah, agar Allah memberi bagian-bagian yang ada diakhirat, seperti jauh dari siksa neraka dan masuk surga, serta bersenang-senang dengan bermacam-macam kenikmatannya.
4. Beramal karena Allah, agar Allah memberi bagian duniawi, seperti agar banyak rezeki, terhindar dari hal-hal yang menyakitkan adapun selain itu riya`."Musyawarah itu mencegah penyesalan dan ejekan orang lain."
Adapun tentang musyawarah itu adalah berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW. Berikut ini : "Sebaik baik gotong royong adalah musyawarah, dan seburuk buruk persiapan adalah kesewenang-wenangan."
Mon, 28 Oct 2019 - 52min - 66 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 15 Pengajian Ahad Sore 27 Oktober 2019
Maqalah 15. Sasaran Pemikiran تَفَكَّرُ سَاعَةٍ خَيْرٌ مِنْ عِبَادَةِ سَتِّيْنَ سَنَةً . تَفَكَّرُوْا فِى آيَاتِ اللهِ وَلَا تَفَكَّرُوْا فِى اللهِ فَإِنَّكُمْ لاَ تَقْدُرُوْهُ حَقَّ قَدْرِهِ اَلْفِكْرَةُ سِرَاجُ اْلقَلْبِ فَإِذَاذَهَبَتْ فَلَا اِضَاءَةَ لَهُ . اَلتَّفَكُّرُ فِى مَصْنُوْعَاتِ اللهِ وَفِى سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ وَاَهْوَالِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ خَيْرٌ مِنْ كَثِيْرٍ مِنَ اْلعِبَادَةِ لِمَا يَتَرَتَّبُ عَلَى ذَلِكَ اْلفِكْرِ مِنَ اْلخَيْرِ . لَايُحْصِلُ التَّفَكُّرُ اِلَّا بِمُدَاوَمَةِ ذِكْرِ اللِّسَانِ مَعَ حُضُوْرِ اْلقَلْبِ حَتَّى يَتَمَكَّنَ الذِّكْرُ فِى قَلْبِهِ وَحُصُوْلُ هَذَا اْلقَدْرِ مُتَوَقَّفٌ عَلَى مَعْرِفَتِهِ . هُوَاِثْبَاتُ الْحَقِّ عَلَى مَاهُوَ عَلَىْهِ خَارِجًاعَنْ كُلِّ مَوْهُوْمٍ . Sebagian orang makrifat mengatakan, "bertafakur merupakan penerang hati, jika hilang maka hatinya tidak akan bersinar." Sebagaimana yang diterangkan dalam sebuah hadits berikut ini : "Berpikir satu jam (sesaat), lebih baik daripada ibadah enam puluh tahun." Sebagaimana yang telah ditegaskan oleh Rasulullah SAW. Di dalam sabdanya berikut ini : "Berpikirlah kalian tentang tanda tanda kebesaran Allah, dan jangan berfikir tentang Dzat Allah, karena kalian tidak akan mampu mengetahui kedudukan yang sebenarnya." Sebagian ulama ahli makrifat mengatakan: "Berpikir itu bagaikan pelita hati, apabila daya berpikir itu hilang, maka hilanglah cahaya baginya." Syekh Al Hifni mengatakan : "Berpikir tentang apa-apa yang telah Allah ciptakan, sakaratul maut, dan kesulitan-kesulitan di hari kiamat itu lebih baik daripada banyak beribadah. Karena di salam proses berpikir itu mengandung hal yang positif (yang baik)." Imam Khalil Ar Rasyidi megatakan : "Berpikir tidak akan berhasil, kecuali dengan membiasakan zikir dengan lisan yang disertai dengan kekhuyu'an hati, sehingga memungkinkan adanya zikir di dalam hatinya, sedangkan keberhasilan ukuran ini, ditangguhkan pada adanya makrifat." Ibrahim Ar Raqi mengatakan : "Berpikir adalah menetapkan (mencari) kebenaran sesuatu berdasarkan apa yang ada padanya, yang dapat mengaluarkannya dari segala sesuatu yang membingungkan."
Sun, 27 Oct 2019 - 1h 03min - 65 - Kajian Tematik Spesial Masjid Ulil Albab UII Pengajian Ba'da Dzuhur 26 Agustus 2019Mon, 12 Aug 2019 - 52min
- 64 - Peringatan Maulid Nabi Muhammad 1441 H Pengajian Jum'at Malam 01 November 2019Fri, 01 Nov 2019 - 29min
- 63 - Ngaji Mahasantri Millenial PWNU Jawa Timur Sabtu Siang 12 Oktober 2019Sat, 12 Oct 2019 - 1h 05min
- 62 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 15 Pengajian Selasa Pagi 01 Oktober 2019
Maqolah 15. Sasaran Pemikiran
تَفَكَّرُ سَاعَةٍ خَيْرٌ مِنْ عِبَادَةِ سَتِّيْنَ سَنَةً .
Sebagian orang makrifat mengatakan, "bertafakur merupakan penerang hati, jika hilang maka hatinya tidak akan bersinar." Sebagaimana yang diterangkan dalam sebuah hadits berikut ini : "Berpikir satu jam (sesaat), lebih baik daripada ibadah enam puluh tahun."
تَفَكَّرُوْا فِى آيَاتِ اللهِ وَلَا تَفَكَّرُوْا فِى اللهِ فَإِنَّكُمْ لاَ تَقْدُرُوْهُ حَقَّ قَدْرِهِ
Sebagaimana yang telah ditegaskan oleh Rasulullah SAW. Di dalam sabdanya berikut ini :
"Berpikirlah kalian tentang tanda tanda kebesaran Allah, dan jangan berfikir tentang Dzat Allah, karena kalian tidak akan mampu mengetahui kedudukan yang sebenarnya."
اَلْفِكْرَةُ سِرَاجُ اْلقَلْبِ فَإِذَاذَهَبَتْ فَلَا اِضَاءَةَ لَهُ .
Sebagian ulama ahli makrifat mengatakan:
"Berpikir itu bagaikan pelita hati, apabila daya berpikir itu hilang, maka hilanglah cahaya baginya."
اَلتَّفَكُّرُ فِى مَصْنُوْعَاتِ اللهِ وَفِى سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ وَاَهْوَالِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ خَيْرٌ مِنْ كَثِيْرٍ مِنَ اْلعِبَادَةِ لِمَا يَتَرَتَّبُ عَلَى ذَلِكَ اْلفِكْرِ مِنَ اْلخَيْرِ.
Syekh Al Hifni mengatakan :
"Berpikir tentang apa-apa yang telah Allah ciptakan, sakaratul maut, dan kesulitan-kesulitan di hari kiamat itu lebih baik daripada banyak beribadah. Karena di salam proses berpikir itu mengandung hal yang positif (yang baik)."
لَايُحْصِلُ التَّفَكُّرُ اِلَّا بِمُدَاوَمَةِ ذِكْرِ اللِّسَانِ مَعَ حُضُوْرِ اْلقَلْبِ حَتَّى يَتَمَكَّنَ الذِّكْرُ فِى قَلْبِهِ وَحُصُوْلُ هَذَا اْلقَدْرِ مُتَوَقَّفٌ عَلَى مَعْرِفَتِهِ .
Imam Khalil Ar Rasyidi megatakan :
"Berpikir tidak akan berhasil, kecuali dengan membiasakan zikir dengan lisan yang disertai dengan kekhuyu'an hati, sehingga memungkinkan adanya zikir di dalam hatinya, sedangkan keberhasilan ukuran ini, ditangguhkan pada adanya makrifat."
هُوَاِثْبَاتُ الْحَقِّ عَلَى مَاهُوَ عَلَىْهِ خَارِجًاعَنْ كُلِّ مَوْهُوْمٍ .
Ibrahim Ar Raqi mengatakan :
"Berpikir adalah menetapkan (mencari) kebenaran sesuatu berdasarkan apa yang ada padanya, yang dapat mengaluarkannya dari segala sesuatu yang membingungkan."
Mon, 30 Sep 2019 - 1h 25min - 61 - Ngaji Gus Baha' - Haul Mbah Sambu 13-14 Agustus 2019Tue, 13 Aug 2019 - 47min
- 60 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 14-15 Pengajian Ahad Sore 29 September 2019
Maqolah 14. Penawar Hati خَمْسٌ هُنَّ مِنْ دَوَاءِ اْلقَلْبِ : مُجَالَسَةُ الصَّالِحِيْنَ وَقِرَاءَةُ اْلقُرْآنِ وَاِخْلَاءُ اْلبَاطِنِ وقِيَامُ اللَّيْلِ وَالتَّضَرُّعُ عِنْدَ الصَّبَاحِ Diriwayatkan dari Abdullah Al Anthaki ra. : "Obat penawar hati itu ada lima macam yaitu : berkumpul dengan orang orang yang shaleh, membaca Al Qur`an, melaparkan perut, shalat tengah malam, dan bersembah sujud di waktu menjelang Shubuh." Keterangan : Membersihkan batin artinya membersihkan diri dari makanan dan minuman yang haram serta bisa pula dengan jalan berpuasa atau mengurangi makanan. Membaca Al Qur`an disertai dengan maknanya. Bergaul dengan orang-orang saleh maksudnya, banyak mendengarkan pengajian dan meminta fatwa kepada ulama. ثَلَاثُ خِصَالٍ تُوْرِتُ اْلقَسْوَةَ فِى اْلقَلْبِ : حُبُّ الطَّعَامِ وَحُبُّ النَّوْمِ وَحُبُّ الرَّاحَةِ Mengosongkan perut dengan cara mengambil sedikit saja dari yang halal, karena yang halal itu merupakan pokok dari segalanya, sehingga menyinari hati, dan cermin mata hati itu akan menjadi bersih dari karat yang menyebabkan hati itu menjadi keras. Sebagaimana yang diterangkan dalam sebuah hadits marfu` berikut ini : "Tiga perkara akan membuat hati menjadi keras, yaitu : suka makan, suka tidur, dan suka istirahat." Tidur yang sehat menurut medis 7 jam, hal ini telah disyaratkan Allah melalui shalat 17 rakaat. Hikmahnya : Shalat 17 rakaat dapat menghapus dosa-dosa kecil selama 17 jam di waktu manusia terjaga (tidak tidur), karena pada umumnya manusia tidur dalam satu malam adalah 7 jam, sekitar jam 9 malam sampai dengan jam 4 pagi. Jadi selama 7 jam ia bebas dari noda dan dosa, sedangkan satu hari satu malam itu adalah 24 jam, dikurangi masa tidur 7 jam berarti tinggal 17 jam masa bangun. Yang namanya manusia sedikit banyak selama bangun itu (17 jam) tentu punya dosa, maka dengan shalat 17 rakaat, dosa-dosa kecil yang dikerjakan selama bangun 17 jam dapat dihapuskan berkat Rahmat Allah SWT. (kitab Syarah I`anatut Thalibin juz 1) Maqolah 15. Sasaran Pemikiran اَنَّ اْلفِكْرَةَ عَلَى خَمْسَةِ اَوْجُوْهٍ : فِكْرَةٌ فِى آيَاتِ اللهِ يَتَوَلَّدُ مِنْهَا التَّوْحِيْدُ وَاْليَقِيْنُ وَفِكْرَةٌ فِى آلَاءِ اللهِ يَتَوَلَّدُ مِنْهَا الْمَحَبَّةُ وَالشُّكْرُ وَفِكْرَةٌ فِى وَعْدِ اللهِ تَعَالَى يَتَوَلَّدُ مِنْهَا الرَّغْبَةُ وَفِكْرَةٌ فِى وَعِيْدِ اللهِ يَتَوَلَّدُ مِنْهَا اْلهَيْبَةُ وَفِكْرَةٌ فِى تَقْصِيْرِ نَفْسِهِ عَنِ الطَّاعَةِ مَعَ اِحْسَانِ اللهِ اِلَيْهِ يَتَوَلَّدُ مِنْهَا اْلحَيَاةُ Berdasarkan kesepakatan para ulama (Jumhur Ulama) dikatakan sebagai berikut : "Sesungguhnya pemikiran itu tertuju pada lima sasaran yaitu : Berpikir tentang bukti bukti kebesaran Allah, hal ini dapat menimbulkan tauhid dan yakin. Berfikir tentang anugerah anugerah Allah, hal ini dapat menimbulkan mahabbah dansyukur. Berpikir tentang janji janji Allah, hal ini dapat menimbulkan kecintaan kepada Akhirat, berfikir tentang ancaman ancaman Allah, hal ini dapat menimbulkan rasa gentar berbuat maksiat. Dan berpikir tentang kekurangan diri sendiri dalam mengabdi. Padahal terlalu banyak Allah memberi kebaikan , hal ini akan membuahkan rasa malu terhadap Allah."
Sun, 29 Sep 2019 - 1h 03min - 59 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 12-13 Pengajian Selasa Pagi 27 Agustus 2019
Maqolah 12. Akibat Perut Terlalu Kenyang
مَنْ كَثُرَ شَبْعُهُ كَثُرَ لَحْمُهُ وَمَنْ كَثُرَ لَحْمُهُ كَثُرَتْ شَهْوَتُهُ وَمَنْ كَثُرَتْ شَهْوَتُهُ كَثُرَتْ ذُنُوْبُهُ وَمَنْ كَثُرَتْ ذُنُوْبُهُ قَسَا قَلْبُهُ وَمَنْ قَسَا قَلْبُهُ غَرِقَ فِى آفَاتِ الدُّنْيَا وَزِيْنَتِهَا .
Diriwayatkan dari Yahya bin Mu`adz Ar Raazi ra. sebagai berikut :
"Barangsiapa yang banyak kenyangnya, maka akan banyak dagingnya. Barangsiapa yang banyak dagingnya, maka besar syahwatnya. Barangsiapa yang banyak syahwatnya, maka banyak dosanya. Barangsiapa yang banyak dosanya, maka akan keras hatinya. Serta barangsiapa yang keras hatinya, maka ia akan tenggelam dalam bahaya bahaya hunia dan hiasannya."
Keterangan :
Diantara tanda orang yang keras hatinya adalah tidak menerima nasihat.
Maqolah 13. Pilihan Orang Yang Fakir dan Kaya
إِخْتَارَ اْلفُقَرَاءُ خَمْسًا وَاخْتَارَ اْلاَغْنِيَاءُ خَمْسًا : وَاخْتَارَ اْلفُقَرَاءُ رَاحَةَ النَّقْسِ وَفَرَغَةَ اْلقَلْبِ وَعُبُوْدِيَّةَ الرَّبِّ وَخِفَّةَ الْحِسَابِ وَالدَّرَجَةَ اْلعُلْيَا. وَاخْتَارَ اْلاَغْنِيَاءُ تَعَبَ النَّفْسِ وَشُغْلَ اْلقَلْبِ وَعُبُوْدِيَّةَ الدُّنْيَا وَشِدَّةَ اْلحِسَابِ وَالدَّرَجَةَ السُّفْلَى .
Sufyan Ats Tsauri pernah mengatakan sebagai berikut :
"Orang orang yang fakir memilih lima (perkara), begitu juga dengan orang orang kaya. Orang orang fakir memilih ketentraman jiwa, kesenggangan hati, mengabdi kepada Tuhan, ringan hisab, dan derajat yang tinggi. Sedang orang orang yang kaya menghendaki jiwa yang lelah, sibuk hati, penghambaan pada dunia, beratnya hisab dan derajat yang rendah."
اَللَّهُمَّ إِنَّى اَسْئَلُكَ اْلعَيْشَ الرَّافِعَ وَاْلبَالَ اْلفَارِغَ .
Berkaitan dengan kesenggangan jiwa dan hati, Rasulullah telah bersabda sebagai berikut :
"Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku memohon kepadaMu kehidupan yang mulia dan hati yang tentram."
Mon, 26 Aug 2019 - 1h 01min - 58 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 11 Pengajian Ahad Sore 25 Agustus 2019
Maqolah 11 - Jagalah Lima Perkara Sebelum Datangnya Lima Perkara Lainnya
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ .
Imam Hakim dan Baihaqy telah meriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW. Bahwa beliau bersabda sebagai berikut:
"Manfaatkanlah kesempatan yang lima, sebelum (datang) lima yang lainnya, yaitu:
- Masa mudamu sebelum datang masa tuamu.
- Masa sehatmu sebelum datang sakitmu.
- Masa kayamu sebelum datang fakirmu.
- Masa hidupmu sebelum matimu.
- Masa senggangmu sebelum datang kesibukanmu."Sun, 25 Aug 2019 - 1h 01min - 57 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 09-10 Pengajian Selasa Pagi 30 Juli 2019
Maqolah 09 - Riwayat Abdullah bin Amr bin Al Ash ra.
Lima hal jika dimiliki oleh seseorang maka ia akan berbahagia di dunia dan di akhirat yaitu : pertama, selalu membaca "Laailaaha illaallah Muhammadur Rasulullah" dari waktu ke waktu. Kedua, jika tertimpa musibah, ia membaca "Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji`uun, walaa haula walaa quwwata illa billaahil `aliyyil `aziim". Ketiga, jika dilimpahkan rahmat kepadanya, ia selalu mengucapkan "Alhamdulillaahi rabbil `aalamin", sebagai tanda syukur atas nikmat tersebut. Keempat, jika akan memakai sesuatu, ia selalu membaca "Bismillaahir rahmaanir rahiim". Dan yang kelima, jika telanjur berbuat dosa, ia mengucapkan "Astagfirullaahal `azhiim wa atuubi ilaih."
Perbanyaklah dzikir kepada Allah Azza Wa Jalla pada setiap keadaan, karena tidak ada amal yang paling dicintai oleh Allah dan lebih dapat menyelamatkan seorang hamba dari kejelekan di dunia dan di akhirat, melainkan dzikir kepada Allah.
Janganlah memperbanyak ucapan kecuali dzikir kepada Allah karena sesungguhnya banyak bicara yang bukan dzikir kepada Allah itu akan menjadikan hati menjadi keras dan sesungguhnya orangyang oaling jauh dari Allah adalah orang yang hatinya keras.
Bacaan yang paling dicintai Allah itu ada empat yaitu, : Subhanallah, Walhamdulillah, walaa ilaaha illallah, walahu akbar, dan boleh dari mana saja kamu mulai membacanya.
Ucapkanlah "Laa ilaaha illallahu wallaahu akbar", dan ucapkanlah "Subhaanallaahi walhamdulillahi", dan ucapkanlah "Tabaarakallaahu", maka sesungguhnya kelima kalimat tersebut tidak ada satupun yang dapat menandinginya."
Setiap perkara yang mempunyai tingkah baik, jika tidak dimulai dengan menyebut nama Allah, maka perkara itu terputus (tidak membawa berkah)
Apakah aku perlu memberitahukan kepadamu akan penyakitmu dan penawarnya untukmu ? Sesungguhnya penyakitmu adalah dosa dosa, dan penawarnya bagimu adalah bacaan istigfar.
Barangsiapa yang membiasakan bacaan istigfar, maka Allah akan menjadikan baginya keluar dari setiap kesempitan, terbuka dari setiap kesusahan , dan Dia memberi rizqi kepadanya melalui jalan yang tidak terduga. ``(HR. Imam Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Bagimu bacaan `Laailahaillallah` dan bacaan `Astaghfirullahalazim` maka perbanyaklah membaca keduanya, karena sesungguhnya iblis berkata, `Aku dapat menghancurkan manusia dengan perbuatan dosa, sedang mereka dapat menghancurkanku dengan bacaan `Laailahaillallah dan Astaghfirullahalazim`. Ketika aku melihat hal itu, maka aku balas merusak mereka dengan mengajak mereka untuk mengikuti hawa nafsu, sedang mereka mengira bahwa mereka diberi petunjuk. `` (HR. Ahmad dan Abu Ya`la)
Senada dengan hadits tersebut Imam Abu Al Laib berkata :
"Barangsiapa memelihara 7 kalimat (dibawah ini), maka dia adalah orang yang bahagia disisi Allah dan malaikat pun memohonkan ampunan kepada Allah atas dosa-dosanya, walaupun dosanya bagaikan buih di lautan, dan tentu ia akan menemukan kenikmatan dalam melaksanakan taat, hidup dan matinya ada dalam kebaikan yaitu, Ia suka membaca Basmalah setiap memulai setiap pekerjaan, Al Hamdulillah ketika selesai mengerjakan pekerjaan, Astaghfirullah apabila ia mengucapkan sesuatu yang tidak bermanfaat, Insya Allah apabila ia berjanji akan melakukan sesuatu, Haqulah apabila menghadapi sesuatu pekerjaan yang tidak disenangi, Innalilahi wa innailaihi roji'un apabila ditimpa musibah, Siang dan malam tiada henti membaca Syahadat.
Maqolah 10 - Lima Petunjuk Dalam Kitab Taurat - Riwayat Hasan Al Basri ra.
Ditulis dalam Kitab Taurat lima huruf yaitu : Sesungguhnya kecukupan itu berada dalam qana`ah. Sesungguhnya keselamatan itu berada pada `Uzlah. Sesungguhnya kehormatan itu berada dalam meninggalkan syahwat. Sesungguhnya kenikmatan itu berada dalam hari hari yang panjang. Dan sesungguhnya kesabaran itu terletak dalam hari hari yang sedikit.
Mon, 29 Jul 2019 - 1h 11min - 56 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 08 Pengajian Ahad Sore 28 Juli 2019
Kemuliaan Nabi Muhammad SAW. - Jumhur Ulama
إِنَّ اللهَ تَعَالَى اَكْرَمَ نَبِيَّهُ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِخَمْسِ كَرَمَاتٍ : اَكْرَمَهُ بِالْاِسْمِ وَالْجِسْمِ وَالْعَطَاءِ وَالْخَطَاءِ وَالرِّضَا اَمَّا اْلاِسْمُ فَنَادَاهُ بِالرِّسَالَةِ وَلَمْ يُنَادِهِ بِأْلاِسْمِ كَمَانَادَى جَمِيْعَ اْلأَنْبِيَاءِ مِثْلَ آدَمَ وَنُوْحٍ وَاِبْرَهِيْمَ وَغَيْرِهِمْ وَاَمَّا الْجِسْمُ فَإِذَادَعَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا فَأَجَابَ هُوَ بِنَفْسِهِ عَنْهُ وَلَمْ يَفْعَلْ ذَلِكَ لِسَائِرِ اْلاَنْبِيَاءِ وَاَمَّا اْلاَعْطَاءُ فَأَعْطَاهُ بِلَاسُؤَالٍ وَأَمَّا اْلخَطَاءُ فَذَكَرَ اْلعَفْوَ قَبْلَ ذَنْبِهِ حَيْثُ قَالَ : عَفَا اللهُ عَنْكَ وَاَمَّا الرِّضَا فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ فِدْيَتَهُ وَلَا صَدَقَتُهُ وَلَا نَفَقَتَهُ كَمَا رَدَّهَا عَلَى سَائِرِ اْلاَنْبِيَاءِ .
ضَحَّى عَنْ اُمَّتِهِ وَكَفَرَ عَنْ اُمَّتِهِ .
Berdasarkan Jumhur para ulama ra. sebagai berikut :
"Sesungguhnya Allah memuliakan NabiNya, yaitu Muhammad SAW. Dengan lima kemuliaan yaitu : Dia memuliakannya dengan nama, jasmani, pemberian, kesalahan, dan keridhaan. Kemuliaan dengan nama adalah Dia menyebutnya sengan sebutan Rasul, tidak dengan namanya, sebagaimana Dia menyeru Nabi Nabi yang lain, seperti Adam, Nuh, Ibrahim, dan lain sebagainya. Kemuliaan dengan jasmani adalah apabila Nabi Muhammad SAW. Memohon sesuatu maka Dia mengabulkannya secara langsung dan hal itu tidak Dia lakukan kepada Nabi yang lain. Kemuliaan dengan pemberian adalah Dia memberi kepadanya tanpa permintaan darinya. Kemuliaan dengan kesalahan adalah Dia telah memaafkannya sebelum berbuat dosa. Dan kemuliaan dengan keridhaan adalah Dia tidak menolak fidyah, sedekah, dan nafkahnya, sebagaimana Dia menolak itu dari Nabi Nabi yang lain. (Adam, Nuh dan Ibrahim)"
Keterangan :
Adapun yang dimaksud dengan Ridha ialah bahwa Allah tidak akan menolak Nabi Muhammad pada fidyahnya, sedekahnya dan Allah pernah menolaknya kepada Nabi yang lain.
Hal ini sesuai dengan hadits Nabi :
"Nabi telah menyembelih kurban untuk umatnya dan memberi kafarat untuk umatnya."
Sun, 28 Jul 2019 - 1h 06min - 55 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 06-07 Pengajian Selasa Pagi 25 Juni 2019
Maqolah 06 Bagian Keempat: Tanda Tanda Orang Yang Bertaqwa kepada Allah - Atsar Utsman ra.
خَمْسٌ هُنَّ عَلَامَةُ الْمُتَّقِيْنَ اَوَّلُهَا اَنْ يُجَالِسَ اِلَّا مَنْ يُصْلُحُ الدِّيْنُ مَعَهُ وَيَغْلِبُ الْفَرْجَ وَالِّسَانَ وَثَانِيْهَا اِذَااَصَابَهُ شَىْءٌ عَظِيْمٌ مِنَ الدُّنْيَا يَرَاهُ وَبَالًا وَاِذَا اَصَابَهُ شَىْءٌ قَلِيْلٌ مِنَ الدِّيْنِ اِغْتَمَّ ذَلِكَ وَلَايَمْلَأُ بَطْنَهُ مِنَ الْحَلَالِ خَوْفًامِنْ اَنْ يُخَالِطَهُ حَرَامٌ وَيَرَى النَّاسَ كُلَّهُمْ قَدْ نَجَوْا وَيَرَى نَفْسَهُ قَدْ هَلَكَتْ .
لَنْ يَبْلُغَ الْعَبْدُ اَنْ يَكُوْنَ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ حَتَّى يَدَعَ مَالَا بَأْسَ بِهِ حَذَرا مِمَّا بِهِ الْبَّأْسُ .
Diriwayatkan dari Utsman ra. sebagai berikut :
"Lima tanda orang yang bertaqwa (kepada Allah) yaitu : Pertama, tidak duduk bersama kecuali dengan orang yang menjadi baik agamanya jika bersama orang orang tersebut, dapat menahan kemaluan dan ucapannya. Kedua, apabila ditimpa sesuatu yang berat di dunianya, ia melihat akan bahayanya. Ketiga, apabila ditimpa sedikit saja agamanya, ia menjadikan hal itu sebagai sesuatu yang menguntungkan. Keempat, tidak memenuhi perutnya dengan dengan barang halal karena takut bercampur dengan barang haram. Kelima, memandang bahwa orang lain selamat, dan memandan dirinya sendiri celaka."
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Tirmizi dan Hakim sebagai berikut :
"Seorang hamba tidak dapat mencapai tingkat orang orang yang bertaqwa, sampai ia mau meninggalkan sesuatu yang tidak berbahaya bagi dirinya, karena khawatir jangan jangan berbahaya."
Maqolah 07 Bagian Keempat: Kendala kendala Terbentuknya Pribadi Yang Shaleh - Atsar Ali ra.
لَوْلَا خَمْسَ خِصَالٍ لَصَارَ النَّاسُ كُلُّهُمْ صَالِحِيْنَ :اَوَّلُهَا الْقَنَاعَةُ بِاْلجَهْلِ وَالْحِرْصُ عَلَى الدُّنْيَا وَالشُّحُّ بِاْلقَضْلِ وَالرِّيَا فِى الْعَمَلِ وَالْاِعْجَابُ بِالرَّأْيِ .
اَللهُ يٌبْغِضُ كُلَّ عَالِمٍ بِالدُّنْيَا جَاهِلٍ بِاْلَاخِرَةِ .
ذَنْبُ الْعَالِمِ ذَنْبٌ وَاحِدٌ الْجَاهِلِ ذَنْبَانِ .
اَلزُّهْدُ فِى الدُّنْيَا يُرِيْحُ القَلْبَ وَالْبَدَنَ وَالرَّغْبَةُ فِيْهَا تُتْعِبُ الْقَلْبَ وَالْبَدَنَ .
نِعْمَتِ الدَّارُ الدُّنْيَا لِمَنْ تَزَوَّدَ مِنْهَالِآخِرَتِهِ حَتَّى يُرْضِيَ رَبَّهُ وَبِئْسَتِ الدَّارُ الدُّنْيَا لِمَنْ صَدَّتْهُ عَنْ آخِرَتِهِ وَقَصَّرَتْ بِهِ عَنْ رِضَارَبِّهِ .
اَشَدُّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ يُرِى النَّاسَ اَنَّ فِيْهِ خَيْرًا لَا خَيْرَ فِيْهِ .
مَنْ اَرَى النَّاسَ فَوْقَ مَا عِنْدَهُ مِنَ الْخَشْيَةِ فَهُوَ مُنَافِقٌ .
اِنَّ اللهَ حَرَّمَ الْجَنَّةَ عَلَى كُلِّ مُرَاءٍ .
Diriwayatkan dari Sayyidina Ali ra. sebagai berikut :
"Andaikata tidak ada lima perkara, niscaya semua manusia itu akan menjadi orang shaleh, yaitu : Puas dengan kebodohannya. Rakus terhadap dunia. Kikir memberikan kelebihan yang ada. Riya` dalam beramal dan membangga banggakan akalnya."
"Allah murka terhadap setiap orang yang pandai ilmu dunia, tetapi bodoh ilmu akhirat." (HR. Imam Hakim)
"Dosa orang yang alim itu satu, tetapi dosa orang yang bodoh itu terhitung dua."
"Zuhud terhadap dunia, itu akan menjadikan hati dan badan enak, sedang cinta kepadanya itu akan menjadikan hati dan badan lelah."
"Alangkah baiknya dunia bagi orang yang menjadikannya sebagai bekal untuk akhiratnya hingga ia diridhai Tuhannya dan alangkah jeleknya dunia bagi orang yang dihalangi olehnya dari akhiratnya dan dicegah dari ridha Tuhannya."
"Orang yang paling berat siksanya pada hari kiamat (nanti), adalah orang yang memberitahukan kepada orang, bahwa dalam dirinya ada kebaikan, padahal hal tersebut tidak ada (sama sekali)."
"Barangsiapa yang pamer diri kepada orang lain tentang ketaqwaan lebih dari yang ada pada dirinya,maka dia adalah orang yang munafik."
"Sesungguhnya Allah telah mengharamkan surga terhadap setiap orang yang Riya`."
Mon, 24 Jun 2019 - 1h 15min - 54 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 05 Pengajian Ahad Sore 23 Juni 2019
Orang orang yang Berhak Menghuni Surga - Atsar Umar ra.
لَوْلَا اِدِّعَاءُ الْغَيْبِ لَشَهِدْتُ عَلَى خَمْسِ نَفَرٍ إِنَّهُمْ اَهْلُ الْجَنَّةِ : الْفَقِيْرُ صَاحِبُ الْعِيَالِ وَالْمَرْأَةُ الرَّاضِى عَنْهَا زَوْجُهَا وَالْمُتَصَدِّقَةُ بِمَهْرِهَا عَلَى زَوْجِهَا وَالرَّاضِى عَنْهُ اَبَوَاهُ وَالتَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ .
اَلتَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لَاذَنْبَ لَهُ .
كُلُّ بَنِى آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ .
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اللهُ اَفْرَحُ بِتَوْبَةِ التَّائِبِ مِنَ الظَّمْآنِ اْلوَارِدِ وَمِنَ اْلعَقِيْمِ اْلوَالِدِ . وَمِنَ الضَّالِّ الْوَاجِدِ فَمَنْ تَابَ اِلَى اللهِ تَوْبَةً نَصُوْحًا اَنْسَى اللهُ حَافِظِيْهِ وَجَوَارِحَهُ وَبِقَاعَ اْلأَرْضِ كُلَّهَا خَطَايَاهُ وَذُنُوْبَهُ .
Diriwayatkan dari Umar ra. bahwa ia berkata sebagai berikut :
``Seandainya tiada kekhawatiran dianggap mengetahui hal hal yang ghaib, niscaya aku bersaksi bahwa golongan berikut adalah penghuni surga, yaitu fakir yang mempunyai tanggungan (keluarga), istri yang diridhai suaminya dan istri yang menyedekahkan mahar kepada suaminya, orang yang diridhai kedua orangtuanya dan orang yang bertaubat dari dosa. ``
Mengenai bertaubat dari dosa, Nabi Muhammad SAW. Bersabda sebagai berikut :
``Orang yang bertaubat dari dosa, itu bagaikan orang yang tidak mempunyai dosa. ``(HR. Imam Baihaqy)
Imam Ahmad dan Tirmizi juga telah meriwayatkan dari jalan lain, bahwa Rasulullah SAW. Bersabda sebagai berikut :
``Setiap anak Adam banyak berbuat dosa dan sebaik baik orang yang berbuat dosa, adalah orang orang yang bertaubat. ``
Nabi SAW. Bersabda :
``Allah lebih senang kepada orang yang bertobat daripada orang yang haus menemukan minum, orang yang mandul punya anak, dan orang yang tersesat menemukan jalan. Dan barangsiapa bertobat kepada Allah dengan tobat yang baik, maka Allah akan membuat lupa 2 malaiakat yang mengawasi amal tersebut (Rakib dan Atid), seluruh anggota badannya, dan tempat dalam tanah (kubur) terhadap kesalahan-kesalahan orang yang tobat dan dosa-dosanya.`` (HR. Ibnu Abbas)
Keterangan :
Malaikat Munkar-Nakir dan kubur tidak akan menyiksa orang yang bertobat. Malaikat Rakib mencatatnya sebagai amal saleh. Malaikat Atid tidak akan mencatatnya sebagai amal jelek. Anggota badannya akan terpelihara dari perbuatan yang jelek sesudah Taubatan Nasuha .
Sun, 23 Jun 2019 - 58min - 53 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 04 Pengajian Ahad Sore 26 Mei 2019
اَلظُّلُمَاتُ خَمْسٌ وَالسُّرُجُ لَهَا خَمسٌ : حُبُّ الدُّنْيَا ظُلْمَةٌ وَالسِّرَجُ لَهَا التَّقْوَى وَالذَّ نْبُ ظُلْمَةٌ وَالسِّرَاجُ لَهُ التَّوْبَةُ وَالْقَبْرُ ظُلْمَةٌ وَالسِّرَاجُ لَهُ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ وَالْآخِرَةُ ظُلْمَةٌ وَالسِّرَاجُ لَهَا الْعَمَلُ الصَّالِحُ وَالصِّرَاطُ ظُلْمَةٌ وَالسِّرَاجُ لَهُ الْيَقِيْنُ .
حُبُّ الدُّنْيَا رَأْسُ كُلِّ خَطِيْئَةٍ .
وَكَمَا اَنَّ حُبَّهَا رَأْسُ كُلِّ خَطِيْئَةٍ فَبُغْضُهَا رَأْسُ كُلِّ حَسَنَةٍ .
إِنَّكَ لَمْ تَدَعْ شَيْئًا اتِّقَاءَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا اَعْطَاكَ خَيْرًا مِنْهُ .
إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خْطِيْئَةً نُكِتَتْ فِى قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِذَا هُوَنَزَعَ وَاسْتَغْفِرَ وَتَابَ صَقُلَ قَلْبُهُ وَاِنْ عَادَ زِيْدَ فِيْهَا حَتَّى تَعْلُؤْ عَلَى قَلْبِهِ وَهُوَ الرَّانُ الَّذِىْ ذَكَرَهُ اللهُ تَعَالَى : كَلَّا بَلْ سكته رَانَ عَلَى قُلُوْبِهِمْ مَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ .
إِنَّ اللهَ تَعَالَى حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لَا اِلَهَ إِلَّا اللهُ يَبْتَغِى بِهَا وَجْهَ اللهِ تَعَالَى .
مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ مُجْلِصًا دَخَلَ الْجَنَّةَ قَالُوْا يَارَسُوْلَ اللهِ فَمَا إِخْلَاصُهَا ؟ قَلَ :اَنْ تَحْجُزَكُمْ عَنْ كُلِّ مَا حَرَمَ اللهُ عَلَيْكُمْ .
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ اَنْ تُؤْخَذَ بِرُخَصِهِ كَمَا يُحِبُّ اَنْ يُؤْخَذَ بِعَزَا ئِمِهِ اِنَّ اللهَ بَعَشَنِى بِاْلحَنِيْفِيَّةِ السَّمْحَةِ دِيْنِ إِبْرَاهِيْمَ .
اَدُّوا الْعَزَائِمَ وَاقْبَلُوْا الرُّخْصَةَ وَدَعَوُ النَّاسَ فَقَدْ كُفِيْتُمُوْهُمْ .
مَنْ لَمْ يَقْبَلْ رُخْصَةَ للهِ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْاِثْمِ مِثْلُ جِبَالِ عَرَفَةَ .
تَحْقِيْقُ التَّصْدِيْقِ بِاْلغَيْبِ بِإِزَالَةِ كُلِّ رَيْبِ .
Diriwayatkan dari Abu Bakar Ash Shiddiq ra. sebagai berikut :
``Kegelapan itu ada lima dan lampu penerangnya pun ada lima, yaitu :
Cinta kepada dunia adalah termasuk kegelapan sedang penerangnya adalah taqwa. Dosa adalah kegelapan, sedang penerangnya adalah taubat. Kubur adalah termasuk kegelapan, sedang penerangnya adalah bacaan ``laa ilaaha illaah Muhammadur Rasulullah.`` akhirat adalah kegelapan, sedang penerangnya adalah amal shaleh. Dan jembatan atas neraka itu juga termasuk kegelapan, sedang penerangnya adalah yakin. ``
``Cinta kepada dunia adalah pangkal segala kesalahan. ``
``Sebagaimana dikatakan bahwa mencintai dunia itu adalah sumber segala kesalahan, maka membenci dunia adalah sumber segala kebaikan. ``
``Sesungguhnya kamu tidaklah meninggalkan sesuatu karena takut kepada Allah Azza Wa Jalla, melainkan Dia memberikan kepadamu sesuatu yang lebih baik daripadanya. ``
``Sesungguhnya seorang hamba apabila telah berbuat dosa, maka diukirkan setitik noda hitam di dalam hatinya, apabila ia menghentikannya disertai istigfar setra baertaubat, maka hatinya akan menjadi jernih. Tetapi jika ia kembali berbuat dosa, maka ditambah noda hitam di dalam hatinya, sehingga noda noda hitam itu menentukan hatinya dan noda noda itulah yang oleh Allah diterangkan dalam firmanNya, ``Sekali kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka. ``( QS. Al Muttafifin : 14 dan HR. Imam Ahmad, Tirmizi, Ibnu Majah, Nasa`I, Ibnu Hibban, dan Imam Hakim)
``Seseungguhnya Allah mengharamkan pada neraka bagi orang yang mengucapkan ``Laa ilaaha illallah``, yang semata mata hanya untuk mengharapkan ridha Allah SWT. ``
``Barangsiapa yang membaca ``laa ilaaha illallah`` dengan hati yang ikhlas, maka ia akan masuk surga. ``. Para sahabat bertanya, ``Wahai Rasulullah, bagaimana ikhlasnya itu ? ``Beliau menjawab, ``Jika kalimat itu dapat menegahmu dari setiap perkara yang diharamkan Allah kepadamu. ``
``Sesungguhnya Allah mencintai (seseorang) yang apabila kemurahan kemurahanNya diambil sebagaimana apabila fardhu fardhuNya ditunaikan. Sesungguhnya Allah mengutusku untuk menyampaikan agama yang lurus lagi murah, yaitu agama Ibrahim. ``
Sun, 26 May 2019 - 55min - 52 - Meneladani Keistimewaan Mu'jizat Al-Qur'an
Darusan Umum Masjid Al-Aqsha Menara Kudus. 25 Ramadhan 1440 H. (29 Mei 2019). Bagaimana Gus Baha' menyampaikan keindahan logika Al-Qur'an. Sehingga kemukjizatan Al-Qur'an nampak sebagai kejernihan logika yang mampu menuntun manusia mengenali qudroh Allah subhanahu wata'ala. Penuntun logika kebenaran mulai umat jaman Nabi Muhammad SAW hingga hari kiamat kelak. Menjadikan umat nabi Muhammad saat ini memiliki iman yang kokoh meskipun tidak ditunggui oleh Nabi Muhammad. Al-Qur'an sebagai mukjizat yang tidak terperangkap oleh ruang dan waktu.
Wed, 29 May 2019 - 52min - 51 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 02-03 Pengajian Selasa Pagi 23 April 2019
Maqolah 02 Bagian Keempat: Cinta Akan Lima Perkara dan Melupakan Lima Lainnya
سَيَأْتِى زَمَانٌ عَلَى أُمَّتِى يُحِبُّوْنَ خَمْسًاوَ يَنْسَوْنَ خَمْسًا : يُحِبُوْنَ الدُّنْيَا وَيَنْسَوْنَ الْعُقْبَى وَ يُحِبُّوْنَ الدُّوْرَ وَيَنْسَوُنَ الْقُبُوْرَ وَيُحِبُّوْنَ الْمَالَ وَيَنْسَوْنَ الْحِسَابَ وَيُحِبُّوْنَ الْعِيَالَ وَيَنْسَوْنَ الْحُوْرَ وَيُحِبُّوْنَ النَّفْسَ وَيَنْسَوْنَ اللهَ هُمْ مِنِّى بَرَاءٌ وَاَنَا مِنْهُمْ بَرِيْءٌ .
Dalam sebuah riwayat diterangkan, bahwa Nabi SAW. Bersabda sebagai berikut :
"Akan tiba suatu masa, dimana umatku lebih mencintai akan lima perkara dan melupakan lima perkara lainnya, yaitu : Mereka lebih cinta kepada dunia dan melupaan akhirat, mencintai rumah dan melupakan kubur. Lebih cinta kepada harta dan melupakan hari pembalasan. Lebih cinta kepada anggota keluarga (serumah) dan melupakan bidadari surga. Lebih cinta kepada dirinya sendiri dan melupakan Allah. Mereka adalah orang orang yang berlepas diri dariku (Nabi Muhammas SAW.) dan aku pun berlepas diri dari mereka."
Maqolah 03 Bagian Keempat: Anugrah dan Imbalan yang Disiapkan Oleh Allah SWT.
لَايُعْطِى اللهُ لِاَحَدٍ خَمْسًا إِلَّا وَقَدْ اَعَدَّ لَهُ خَمْسًا اُخْرَى لَا يُعْطِيْهِ الشُّكْرَ اِلَّا وَقَدْ اَعَدَّلَهُ الزِّيَادَةَ وَلَا يُعْطِيْهِ الدُّ عَاءِ إِلَّا وَقَدْ اَعَدَّلَهُ الْاِسْتِجَابَةَ وَلَا يُعْطِيْهِ الْاِسْتِغْفَارَ اِلَّا وَقَدْ اَعَدَّلَهُ الْغُفْرَانَ وَلَا يُعْطِيْهِ التَّوْبَةَ اِلَّا وَقَدْ اَعَدَّلَهُ الْقَبُوْلَ وَلَا يُعْطِيْهِ الصَّدَقَةَ اِلَّا اَعَدَّ لَهُ التَّقَبُّلَ .
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. Sebagai berikut :
"Allah tidak memberikan lima kepada seseorang, kecuali telah mempersiapkan lima perkara lainnya, yaitu : Dia tidak memberikan syukur kepadanya, kecuali telah menyiapkan tambahan baginya. Dia tidak memberikan doa kepadanya, kecuali telah menyiapkan untuknya ijabah (pengabulan). Dia tidak memberikan kepadanya istighfar, kecuali telah menyiapkan baginya ampunan. Dia tidak memberikan untuknya taubat, kecuali telah menyiapkan penerimaan taubat baginya. Dan Dia tidak memberikan kepadanya sedekah, kecuali Dia telah menyiapkan penerimaan (sedekah itu)."
Mon, 22 Apr 2019 - 1h 15min - 50 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 01 Pengajian Ahad Sore 21 April 2019
Maqolah 01 Bagian Keempat: Lima Perkara Yang Tidak Boleh Diremehkan
مَنْ اَهَانَ خَمْسَةً خَسِرَ خَمْسَةً : مَنِ اسْتَخَفَّ بِالْعُلَمَاءِ خَسِرَ الدِّيْنَ, وَمَنِ اسْتَخَفَّ بِالْاُمَرَاءِ خَسِرَ الدُّنْيَا,وَمَنِ اسْتَخَفَّ بِالْجِيْرَانِ خَسِرَ الْمَنَافِعَ, وَمَنِ اسْتَخَفَّ بِالْاَقْرَبَاءِ خَسِرَ الْمَوَدَّةَ, وَمَنِ اسْتَخَفَّ بِاَهْلِهِ خَسِرَ طِيْبَ الْمَعِيْشَةِ .
Sebagaimana yang telah diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW. Berikut ini :
``Barangsiapa yang meremekan lima perkara, maka ia akan mendapat kerugian lima perkara lainnya, yaitu : Barangsiapa yang meremehkan para ulama, maka akan rugi agamanya. Barangsiapa yang meremehkan para umara (para pemimpin), maka akan rugilah dunianya. Barangsiapa yang meremehkan para tetangganya, maka akan rugi manfaat manfaatnya. Dan barangsiapa yang meremehkan kerabat kerabatnya, maka akan rugi kecintaannya, serta barangsiapa yang meremehkan ahlinya, maka akan rugi kemanisan hidupnya. ``
وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَا يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لِجَارهِ مَا يُحِبَّ لِنَفْسِهِ .
Adapun tentang mengabaikan tetangga, Rasulullah SAW. Telah bersabda sebagai berikut :
``Demi dzat yang jiwaku berada dalam kekuasaanNya, tidak diberi hukuman seorang hamba, sehingga ia mencintai tetangganya, sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. ``(HR. Imam Muslim)
اِنَّ اللهَ تَعَالَى يُحِبُّ الرَّجُلَ لَهُ جَارُسُوْءٍ يُؤْذِيْهِ فَيَصْبِرُ عَلَى اَذَاهُ وَيَحْتَسِبُهُ حَتَّى يَكْفِيَهُ اللهُ بِحَيَاةٍ اَوْ مَوْتٍ .
Begitu pula sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari sebagai berikut :
``Sesungguhnya Allah Ta`ala mencintai orang yang mempunyai tetangga yang jelek, yang suka menyakitinya, lalu ia bersabar terhadap sesuatu yang menyakitinya dan ia berbuat baik karena Allah sehingga Allah memberikan kecukupan kepada dirinya (dengan rahmat dan ridha-Nya) di waktu hidup dan mati. `` (HR. Bukhari)
Sun, 21 Apr 2019 - 58min - 49 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 34-37 Pengajian Selasa Pagi 26 Maret 2019
Maqolah 34 Bagian Ketiga: Kesibukan kesibukan Yang Tidak Bisa Lepas Dari Empat Perkara Lainnya - Perkataan Hukama
مَنِ اشْتَغَلَ بِالشَّهَوَاتِ فَلَا بُدَّ لَهُ مِنَ النِّسَاءِ وَمَنِ اشْتَغَلَ بِجَمْعِ الْمَالِ فَلَا بُدَّ لَهُ مِنَ الْحَرَامِ وَمَنِ اشْتَغَلَ بِمَنَافِعِ الْمُسْلِمِيْنَ فَلَا بُدَّ لَهُ مِنَ الْمُدَارَةِ وَمَنِ اشْتَغَلَ بِالْعِبَادَةِ فَلَا بُدَّ لَهُ مِنَ الْعِلْمِ .
Sebagaimana yang telah dikatakan oleh sebagian hukama berikut ini :
"Barangsiapa yang sibuk dengan hawa nafsunya, maka pasti main perempuan. Barangsiapa yang sibuk mengumpulkan harta benda, maka pasti terjerumus barang haram. Barangsiapa yang sibuk mengurus kemasalahan orang orang muslim, maka harus ramah tamah. Dan barangsiapa yang sibuk dengan ibadah, maka harus punya ilmunya."
Maqolah 35 Bagian Ketiga: Amal Perbuatan Yang Paling Berat - Atsar Ali ra.
إِنَّ اَصْعَبَ الْاَعْمَالِ اَرْبَعُ خِصَالٍ : الْعَفْوُ عِنْدَ الْغَضَبِ وَالْجُوْدُ فِى الْعُسْرَةِ وَالْعِفَّة ُفىِ الْخَلْوَةِ وَقَوْلُ الْحَقِّ لِمَنْ يَخَافُهُ اَوْ يَرْجُوْهُ .
Diriwayatkan oleh Sayyidina Ali ra. berkata sebagai berikut :
"Sesungguhnya amal perbuatan yang paling berat( timbangannya ) itu ada empat, yaitu : memberi maaf ketika sedang marah, suka berderma disaat melarat, berbuat iffah(enggan) ketika sedang sendirian dan berkata benar terhadap orang yang ditakuti atau diharapkan jasanya."
مَنْ كَفَّ غَضَبَهُ كَفَّ اللهُ عَذَابَهُ .
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. Berikut ini :
"Barangsiapa menghentikan marahnya, maka Allah akan menghentikan siksa baginya."
Maqolah 36 Bagian Ketiga: Waktu Bagi Orang Yang Berakal - Firman Allah
إِنَّ الْعَاقِلَ الْحَكِيْمِ لَا يَخْلُوْ مِنْ أَرْبَعِ سَاعَاتٍ : سَاعَةٍ يُنَاجِى فِيْهَا رَبَّهُ وَسَاعَةٍ يُحَاسِبُ فِيْهَا نَفْسَهُ وَسَاعَةٍ يَمْشِى فِيْهَا إِلَى اِخْوَانِهِ الَّذِيْنَ يُخْبِرُوْنَ بِعُيُوْبِهِ وَسَاعَةٍ فِيْهَا يُخَلِّى بَيْنَ نَفْسِهِ وَبَيْنَ وَلَذَّاتِهَا الْحَلَالِ .
Sebagaimana yang telah diterangkan dalam kitab Zabur, bahwa Allah telah menurunkan wahyu kepada Nabi Dawud as. Sebagai berikut :
"Sesungguhnya orang yang berakal dan cerdik pandai itu tidak akan lepas dari empat waktu, yaitu : Waktu dimana menghadap Tuahannya. Waktu diamana ia membuat perhitungan atas dirinya. Waktu dimana ia pergi menemui para teman yang menunjukkan aib aibnya dam waktu dimana ia memisahkan diri dari kelezatan hidup yang halal."
Maqolah 37 Bagian Ketiga: Pengabdian yang Menjadi Titik Tumpu Amal Perbuatan - Perkataan Hukama
جَمِيْعُ الْعِبَادَاتِ مِنَ الْعُبُوْدِيَّةِ اَرْبَعَةٌ : الْوَفَاءُ بِالْعُهُوْدِ وَالْمُحَافَظَةُ عَلَى الْحُدُوْدِ وَالصَّبْرُ عَلَى الْمَفْقُوْدِ وَالرِّضَا بِالْمَوْجُوْدِ .
Sebagaimana yang diaktakan oleh sebagian hukama sebagai berikut :
"Segala ibadah itu berpangkal pada empat pengabdian, yaitu : Setia memenuhi janji, melestarikan pelaksanaan segala hukum, sabar menghadapi ketiadaan sesuatu yang diharapkan dan rela dengan apa yang ada."
Mon, 25 Mar 2019 - 1h 22min - 48 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 32-33 Pengajian Ahad Sore 24 Maret 2019
Maqolah 32 Bagian Ketiga Keistimewaan Orang yang Tertimpa Musibah - Hadits 1
اِذْا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ يُوْضَعُ الْمِيْزَانُ فَيُؤْتَى بِأَهْلِ الصَّلَاةِ فَيُوَفَّوْنَ اُجُوْرَهُمْ بِالْمِيْزَانِ ثُمَّ يُؤْتَى بِأَهْلِ الصَّوْمِ فَيُوفَّوْنَ اُجُوْرَهُمْ بِالْمِيْزَانِ ثُمَّ يُؤْتَى بِأَهْلِ الْبَلَاءِ لَا يَنْصَبُ لَهُمْ مِيْزَانٌ وَلَا يُنْشَرُ لَهُمْ دِيْوَانٌ فَيُوَفَّوْنَ اُجُوْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ حَتَّى يَتَمَنَّى اَهْلُ العَافِيَةِ لَوْ كَانُوْا بِمَنْزِلَتِهِمْ مِنْ كَثْرَةِ ثَوَابِ اللهِ تَعَالَى .
Diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW. Bahwa beliau bersabda sebagai berikut :
"Apabila kiamat telah tiba, maka timbangan diletakan, lalu ahli shalat didatangkan, maka dipenuhi pahala pahala mereka sesuai perhitungan mizan, lalu didatangkan orang orang yang berpuasa dan diterimakan pahala mereka sesuai dengan perhitungan mizan. Dan akhirnya didatangkan orang orang yang sewaktu hidup di dunia tertimpa musibah, untuk mereka yang tidak diperhitungkan dengan mizan dan tidak pula dibentangkan kepada kepada mereka catatan amalnya, lalu diberi pahala sepenuhnya tanpa hitungan, sehingga orang orang yang selamat mengharapkan beroleh kedudukan seperti mereka karna banyaknya pahala dari Allah SWT."
Maqolah 33 Bagian Ketiga: Perenggut Bagi Anak Cucu Adam - Perkataan Hukama
يَسْتَقْبِلُ ابْنُ آدَمَ اَرْبَعَ نُهُبَاتٍ يَنْتَهِبُ مَلَكُ الْمَوْتِ رُوْحَهُ وَيَنْتَهِبُ الْوَرَثَةُ مَالَهُ وَ يَنْتَهِبُ الدُّوْدُ جِسْمَهُ وَيَنْتَهِبُ الْخُصَمَآءُ عَمَلَهُ .
Sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian hukama berikut ini :
"Anak cucu Adam akan mengalami empat macam renggutan, yaitu : Malaikat maut akan merenggut nyawanya, ahli waris akan merenggut hartanya, ulat akan merenggut daging tubuhnya dan para penuntut akan merenggut pahala amalnya."
Sun, 24 Mar 2019 - 1h 12min - 47 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 31 Pengajian Ahad Sore 17 Februari 2019
Maqolah 31 Bagian Ketiga: Perkara yang Hanya Dapat Diketahui Empat Orang - Atsar Hatim Al Asham ra.
اَرْبَعَةُ أَشْيَاءَ لَايَعْرِفُ قَدْ رَهَاإِلَّا اَرْبَعَةٌ : اَلشَّبَابُ لَا يَعْرِفُ قَدْرَهُ إِلَّا الشُّيُوْخُ وَالْعَافِيَةُ لَا يَعْرِفُ قَدْرَهَا إِلَّا اَهْلُ الْبَلَاءِ وَالصِّحَّةُ لَا يَعْرِفُ قَدْرَهَا إِلَّا الْمَرْضَى وَالْحَيَاةُ لَا يَعْرِفُ قَدْرَهَا إِلَّا الْمَوْتَى .
Diriwayatkan dari Hatim Al Asham ra. ia berkata sebagai berikut :
``Empat perkara yang tidak diketahui nilainya kecuali empat orang, yaitu : kemudaan, nilainya hanya dapat diketahui oleh orang yang sudah tua. Kebahagiaan, nilainya hanya dapat diketahui oleh orang orang yang tertimpa musibah. Kesehatan, nilainya hanya dapat diketahui oleh orang orang yang sakit, dan kehidupan, nilainya hanya dapat diketahui oleh orang orang yang mati. ``
Perkataan Imam Ghazali
وَلَا يَعْرِفُ قَدْ رَالْغِنَى إِلَّا اَهْلُ الْفَقْرِ .
Berkaitan denagn masalah ini Imam Ghazali mengatakan :
``Tidak dapat mengetahui nilai kekayaan, kecuali orang yang fakir. ``
وَرَحْمَةُ رَبِّى مِنْ ذُنُوْبِى اَوْسَعُ # ذُنُوْبِى إِنْ فَكَرْتُ فِيْهَا كَثِيْرَةٌ وَلَكِنَّنِى فِى رَحْمَةِ اللهِ اَطْمَعُ # وَمَا طَمْعِى فِى صَالِحٍ اِنْ عَمِلْتُهُ وَاِنِّى لَهُ عَبْدٌ أَقِرُّ وَاَخْضَعُ # هُوَاللهُ مَوْلَا يَ الَّذِى هُوَخَالِقِى وَاِن تَكُنِ الْاُخْرَى فَمَا اَنَا اَصْبَعُ # فَاِنْ يَكُ غُفْرَانٌ فَذَلِكَ رَحْمَةٌ
Abu Nawas juga telah mengubah sebuah puisi lewat syairnya di dalam Bahar Thawil sebagai berikut :
``Dosa dosaku, jika aku pikiran itu banyak # tetapi rahmat Tuhanku, lebih luas daripada dosa dosaku. Aku tidak tamak, terhadap kebaikan yang telah aku perbuat # tetapi aku tamak terhadap rahmat Allah. Dia adalah Allah, Tuhanku, yang telah menciptakanku # dan sesungguhnya aku ini adalah hambaNya, aku mengakui dan tunduk. Apabila dosa dosaku diampuni, maka itulah rahmat # tetapi jika selain itu, maka tak ada yang dapat aku lakukan. ``
اَللَّهُمَّ إِنَّ مَغْفِرَ تَكَ اَرْجَى مِنْ عَمَلِى وَاِنَّ رَحْمَتَكَ اَوْسَعُ مِنْ ذَنْبِى اَللَّهُمَّ اِنْ لَمْ اَكُنْ اَهْلًا اَنْ اَبْلُغَ رَحْمَتِكَ فَرَحْمَتُكَ اَهْلٌ اَنْ تَبْلُغَنِى لِاَنَّهَا وَسِعَتْ كُلَّ شَىْءٍ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ .
Nabi Muhammad SAW. Juga pernah bersabda yang artinya sebagai berikut :
``Barangsiapa yang tidak ingin amal amal jeleknya dihisab dan catatan amal keburukannya dibeberkan, maka seusai shalat hendaklah berdoa dengan doa ini :
``Wahai Tuhanku, sesungguhnya ampunanMu lebih aku harapkan daripada perbuatanku, dan rahmatMu lebih luas daripada dosaku. Wahai Tuhanku, jika diriku sepatutnya menggapai rahmatMu lebih patut menjangkau diriku, karena bentangan rahmatMu merantai segala sesuatu, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih diantara yang berbelas kasih. ``
Sun, 17 Feb 2019 - 1h 15min - 46 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 24-25 Pengajian Ahad Sore 27 Januari 2019
Maqolah 24 Bagian Ketiga: Nabi Yahya as. Sang Panutan - Atsar Muhammad bin Ahmad ra.
ذَكَرَ اللهُ يَحْيَى سَيِّدًا وَهُوَ عَبْدُهُ لِاَ نَّهُ كَانَ غَالِبًا عَلَى اَرْبَعَةِ اَشْيَاءَ عَلَى الْهَوَى وَعَلَى اِبْلِيْسَ وَعَلَى اللِّسَانِ وَعَلَى الْغَضَبِ .
Diriwayatkan dari Muhammad bin Ahmad ra. , ia berkomentar tentang firman Allah Azza Wa Jalla yang artinya sebagai berikut :
"…menjadi panutan,menahan diri dan seorang Nabi dari keturunan orang orang shaleh." (QS. Ali Imran : 39)
Beliau mengatakan :
"Allah menyebutkan, bahwa si hamba yang bernama Yahya jadi panutan, karena kemenangannya atas empat hal, yaitu : (menang dalam melawan) hawa nafsu, iblis, lisan, dan kemarahan."
Maqolah 25 Bagian Ketiga: Perkara perkara Yang Menegakkan Agama dan Dunia - Atsar Ali ra.
لَا يَزَالُ الدِّيْنُ وَالدُّنْيَا قَائِمَيْنِ مَادَامَتْ اَرْبَعَةُ اَشْيَاءَ : مَادَامَ الْاَغْنِيَاءُلَا يَبْخَلُوْنَ بِمَا خُوِّلُوْا وَمَا دَامَ الْعُلَمَاءُ يَعْمَلُوْنَ بِمَاعَمِلُوْا وَمَادَامَ الْجُهَلَاءُ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ َعَمَّا لَمْ يَعْلَمُوْا وَمَادَامَ الْفُقَرَاءُ لَا يَبِيْعُوْنَ آخِرَتَهُمْ بِدُنْيَاهُمْ .
Dalam sebuah riwayat diterangkan, bahwa Sayyidina Ali berkata sebagai berikut :
"Agama dan dunia akan tetap berdiri tegak, selama ada empat hal, yaitu : selama orang orang yang kaya tidak kikir dengan apa yang telah diberikan kepadanya. Selama para ulama masih mengandalkan apa apa yang diketahuinya. Selama orang orang yang bodoh tidak sombong dari perkara perkara yang diketahuinya dan selama orang orang yang fakir tidak menjual akhiratnya dengan dunia."
Sun, 27 Jan 2019 - 1h 11min - 45 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 19-20 Pengajian Selasa Pagi 27 November 2018
Maqolah 19 Bagian Ketiga: Perkara Surga yang Jauh lebih Bagus Darinya dan Perkara Neraka yang Lebih Jelek Darinya - Hadit
اَرْبَعَةٌ فِى الْجَنَّةِ خَيْرٌ مِنَ الْجَنَّةِ : الْخُلُوْدُ فِى الْجَنَّةِ خَيْرٌ مِنَ الْجَنَّةِ وَخِدْمَةُ الْمَلَئِكَةِ فِى الْجَنَّةِ خَيْرٌ مِنَ الْجَنَّةِ وَجِوَارُ اْلَانْبِيَاءِ فِى الْجَنَّةِ خَيْرٌ مِنَ الْجَنَّةِ وَ رَضَا اللهِ فِى الْجَنَّةِ خَيْرٌ مِنَ الْجَنَّةِ .
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. Berikut ini :
``Empat perkara surga lebih bagus daripada surga, yaitu : kekal di dalamnya lebih baik daripada surga. Pelayanan para Malaikat di dalam surga itu lebih baik daripada surga. Bertetengga dengan para Nabi di dalam surga itu lebih baik daripada surga, dan keridhaan Allah di dalamnya itupun lebih baik daripada surga. ``
وَاَرْ بَعَةٌ فِى النَّارِ شَرٌّ مِنَ النَّارِ الْخُلُوْدُ فِى النَّارِ شَرٌّ مِنَ النَّارِوَتَوْ بِيْخُ الْمَلَئِكَةِ الْكُفَّارَ فِى النَّارِ شَرٌّ مِنَ النَّارِ وَجِوَارُ الشَّيْطَانِ فِى النَّارِشَرٌّ مِنَ النَّارِ وَغَضَبُ اللهِ تَعَالَى فِى النَّارِ شَرٌّ مِنَ النَّارِ .
Dan lanjutan hadits tearsebut diatas adalah yang artinya sebagai berikut ini :
``Empat perkara neraka justu lebih jelek daripada neraka itu sendiri, yaitu : kekal didalamnya lebih jelek daripada neraka. Celaan para Malaikat terhadap orang orang kafir di dalam neraka lebih jelek daripada neraka. Bertetengga dengan syaitan didalamnya lebih jelek daripada neraka. Dan kemurkaan Allah itupun lebih jelek daripada neraka. ``
Keterangan :
Ahli surga akan dilayani oelh para malaikat. Oleh karena itu :
فَخِدْ مَةُ الْمَلَئِكَةِ تَدُلُّ عَلَى زِيَادَةِ ارْتِفَاعِ اَهْلَ الْجَنَّةِ .
``Adanya pelayanan malaikat terhadap ahli surga menunjukkan bahwa ahli surga lebih mulia daripada sebagian malaikat. ``
Maqolah 20 Bagian Ketiga: Tanda tanda Kaum Hukama - Perkataan Hukama
اَنَا مَعَ الْمَوْلَى عَلَى الْمُوَافَقَةِ وَمَعَ النَّفْسِ عَلَى الْمُخَالَفَةِ وَ مَعَ الْخَلْقِ عَلَى النَّصِيْحَةِ وَمَعَ الدُّنْيَا عَلَى الضَّرُوْرَةِ .
Sebagaimana pernyataan sebagian hukama, ketika ditanya, ``bagaimana keadaan tuan ?`` maka jawabnya :
``Saya selalu taat kepada Allah, terhadap hawa nafsu selalu menentang, terhadap sesama makhluk selalu memberi nasihat, dan terhadap perkara perkara duniawi hanya sebatas kebutuhan darurat. ``
Mon, 26 Nov 2018 - 1h 29min - 44 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 17-18 Pengajian Ahad Sore 25 Novembar 2018
Maqolah 17 Bagian Ketiga Induk Dari Segala Perbuatan
اَلْاُمَّهَاتُ اَرْبَعٌ : اُمُّ الْاَدْوِيَةِ وَاُمُّ الْآدَبِ وَاُمُّ الْعِبَادَاتِ وَاُمُّ الْاَمَانِىِّ فَاُمُّ الْاَدْوِيَةِ قِلَّةُ الْاَ كْلِ وَاُمُّ الْآدَبِ قِلَّةُ الْكَلَامِ وَاُمُّ الْعِبَادَاتِ قِلَّةُ الذُّنُوْبِ وَاُمُّ الْاَمَانِىِّ الصَّبْرُ
Nabi Muhammad SAW. Telah bersabda sebagai berikut :
``Induk itu ada empat, yaitu : induk obat, induk tata krama, induk ibadah, dan induk harapan. Induk obat adalah sedikit makan. Induk tata karma adalah sedikit bicara. Induk ibadah adalah sedikit dosa dan Induk daripada harapan adalah sabar menanti. ``
Maqolah 18 Bagian Ketiga Perbuatan Yang Dapat Menghanguskan Keistimewaan Manusia
اَرْبَعَةٌ جَوَاهِرَ فِى جِسْمِ بَنِى آدَمَ يْزِيْلُهَا اَرْبَعَةُ اَشْيَاءَ : اَمَّا الْجَوَاهِرُ فَالْعَقْلُ وَالدِّيْنُ وَالْحَيَاءُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ فَالْغَضَبُ يُزِيْلُ الْعَقْلَ وْالْحَسَدُ يُزِيْلُ الدِّيْنَ وَالطَّمَعَ يُزِيْلُ الْحَيَاءَ وَالْغِيْبَة ُتُزِيْلُ الْعَمَلَ الصَّالِحَ
Sebagaimana sabda Nabi Muahammad SAW. Sebagai berikut :
`` Empat macam permata (keistimewaan) yang terdapat dalam diri anak Adam (manusia) itu akan hilang oleh empat perkara. Adapun keistimewaan keistimewaan itu adalah akal, agama, malu, dan amal shaleh. Marah itu menghilangkan akal. Hasud itu akan menghilangkan agama. Tamak akan menghilangkan malu. Dan mengumpat akan menghlangkan amal shaleh. ``
يَامُعَاوِيَةُ : اِيَّاكَ وَالْغَضَبَ فَإِنَّ الْغَضَبَ يُفْسِدُ الْاِيْمَانَ كَمَا يُفْسِدُ الصَّبْرُ الْعَسَلَ
Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqy, bahwa Rasulullah SAW. Bersabda sebagai berikut :
``Wahai Mu`awiyah, jauhilah olehmu marah marah, karena kemarahan itu dapat merusak keimanan, seperti jaadam merusak madu. ``
إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَاِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. Yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud sebagai berikut :
``Jauhilah olehmu hasud (dengki), karena kedengkian dapat melahap habis (menghanguskan) kebajikan kebajikan, sebagaimana api melalap (menghanguskan) kayu bakar. ``
أَتَدْرِىْ عَلَى مَنْ اَسَأْتَ الْاَدَبْ # اَلَا قُلْ لِمَنْ بَاتَ لِى حَاسِدًا اِذَا اَنْتَ لَمْ تَرْضَ لِى مَا وَهِبْ # اَسَأْتَ عَلَى اللهِ فِى فِعْلِهِ وَسَدَّ عَلَيْكَ وُجُوْهَ الطَّلَبْ # فَجَازَاكَ رَبِّى بِأَنْ زَادَنِى
Seorang penyair juga telah menggambarkan lewat syairnya dalam Bahar Mutaqarab berikut ini :
``Hai katakan kepada orang yang dengki kepadaku # Tahukah kamu, kepada siapa sesungguhnya engkau bersifat jahat ? Kamu telah berbuat jahat kepada Allah terhadap Taqdirnya # Ketika kamu tidak senang melihat nikmat yang diberikan olehNya kepadaku. Maka Tuhankulah yang membalasmu, dengan cara menambah kenikmatan kepadaku # Dan menutup jalanmu, yaitu jalan pencarianmu. ``
Sun, 25 Nov 2018 - 1h 01min - 43 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 15-16 Pengajian Selasa Pagi 30 Oktober 2018
Maqolah 15 Bagian Ketiga: Tanda tanda Kecelakaan dan Kebahagiaan - Hadits 1
عَلَامَةُ الشَّقَاوَةِ اَرْبَعَةٌ : نِسْيَانُ الذُّنُوْبِ الْمَاضِيَةِ وَهِىَ عِنْدِ اللهِ محْفُوْظَةٌ وَذِكْرُ الحَسَنَاتِ الْمَاضِيَةِ وَلَا يَدْرِى اَقُبِلَتْ اَمْ رُدَّتْ وَنَظَرَهُ إِلَى مَنْ فَوْقَهُ فِى الدُّنْيَا وَنَظَرُهُ إِلَى مَنْ دُوْنَهُ فِى الدِّيْنِ يَقُوْلُ اللهُ : اَرَدْتُهُ وَلَمْ يُرِدْنِى فَتَرَكْتُهُ . وَعَلَامَةُ السَّعَادَةِ اَرْبَعَةٌ ذِكْرُ الذُّنُوْبِ الْمَاضِيَةِ وَ نِسْيَانُ الْحَسَنَاتِ الْمَاضِيَةِ وَنَظَرُهُ إِلَى مَنْ فَوْقَهُ فِى الدِّيْنِ وَ نَظَرُهُ إِلَى مَنْ دُوْنَهُ فِى الدُّنْيَا .
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. Berikut ini :
``Tanda tanda terjadinya kecelakaan itu ada empat, yaitu : Melupakan dosa dosa yang telah berlalu, padahal semuanyaitu tercatat di sisi Allah. Bernostalgia (bersenang-senang) dengan kebajikan kebajikan yang telah berlalu, padahal ia tidak mengetahui, apakah kebajikannya itu diterima atau tidak (oleh Allah SWT.). Memandang orang yang lebih tinggi dalam urusan dunia dan memandang orang yang lebih rendah dalam urusan agama. Dalam hal ini Allah berfirman, ``Aku hendak menolongnya, tapi ia tidak berkeinginan kepadaKu lalu Aku urungkan. `` Sedang tanda tanda terjadinya kebahagiaan itu juga ada empat , yaitu : Merenungi dosa dosa yang telah berlalu, melupakan kebajikan kebajikan yang telah dilakukan, memandang orang yang lebih tinggi kualitas agamanya, dan memandang orang yang lebih rendah dunianya. ``
Maqolah 16 Bagian Ketiga: Panji panji keimanan - Perkataan Hukama
اَنَّ شَعَائِرَ الْاِيْمَانِ اَرْبَعَةٌ : اَلتَّقْوَى وَالْحَيَاءُ وَالْشُّكْرُ وَالصَّبْرُ .
Sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian hukama berikut ini :
``Sesengguhnya panji-panji keimanan itu ada empat yaitu : Taqwa (kepada Allah), rasa malu, syukur, dan sabar. ``
Penjelasan :
Sikap orang yang bertaqwa disini antara lain ikhlas di dalam melaksanakan taat kepada Allah dan menjauhkan diri dari kemaksiatan .
Definisi taqwa diantaranya adalah :
وَقِيْلَ : مُحَا فَظَةُ آدَابِ الشَّرِ يْعَةِ
``Memelihara aturan-aturan syariat agama.``
اَلْإِ فْتِدَاءُ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَوْلًاوَفِعْلًا .
``Mengikuti jejak langkah para Nabi dalam ucapan dan perbuatan. ``
Taqwa ialah :
حُسْنُ الشُّكْرِ فِيْمَانَالَ بِهِ وَحُسْنُ التَّوَ كُّلِ فِيْمَالَمْ يَنَلْ بِهِ وَحُسْنُ الصَّبْرِ فِيْمَافَاتَ بِهِ .
``Bersyukur kepada Allah atas apa yang telah ia terima dan bertawakal atas apa yang belum ia peroleh, serta bersabar atas kegagalan yang ia alami. ``
Taqwa juga berarti :
حُبَّ الْخَلِيْلِ وَبُغْضُ اْلقَلِيْلِ وَاِتْبَاعُ التَّنْزِ تْلِ .
``Cinta kepada Allah, benci akan dunia, serta mengikuti petunjuk Al-Qur`an. ``
Mon, 29 Oct 2018 - 1h 26min - 42 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 13-14 Pengajian Ahad Sore 28 Oktober 2018
Maqolah 13 Bagian Ketiga: Penyebab penyebab Hati Gelap dan Terang - Atsar Abdullah bin Mas`ud ra.
اَرْبَعَةٌ مِنْ ظُلْمَةِ الْقَلْبِ : بَطْنٌ شَبْعَانٌ مِنْ غَيْرِ مُبَالَاةٍ وَصُحْبَةُ الظَّالِمِيْنَ وَنِسْيَانُ الذُّنُوْبِ الْمَاضِيَةِ وَطُوْلُ الْاَمَلِ وَاَرْبَعَةٌ مِنْ نُوْرِ الْقَلْبِ : بَطْنٌ جَائِعٌ مِنْ حَذَرٍ وَصُحْبَةُ الصَّالِحِيْنَ وَحِفْظُ الذُّنُوْبِ وَقَصْرُ الْاَمَلِ .
BAGIAN KETIGA
PETUNJUK YANG MEMUAT
EMPAT PERKARA
13. Penyebab penyebab Hati Gelap dan Terang
``Empat perkara yang dapat menyebabkan hati menjadi gelap, yaitu : perut yang terlalu kenyang, berteman dengan orang yang zhalim, melupakan dosa dosa yang telah berlalu dan lamunan ngelantur (berandai-andai). Dan empat perkara yang dapat menyebabkan hati menjadi bercahaya yaitu, perut yang lapar karena berhati hati, berteman dengan orang yang shaleh, mengingat dan menyesali dosa dosa yang telah berlalu dan tidak terlalu berandai-andai. ``
Maqolah 14 Bagian Ketiga: Ucapan Tanpa Bukti Adalah Bohong - Hadits 1
مَنِ ادَّعَى اَرْبَعَةً بِلَا اَرْبَعَةٍ فَدَ عْوَاهُ كَاذِبَةٌ : مَنِ ادَّعَى حُبَّ اللهِ وَلَمْ يَنْتَهِ عَنِ مَحَارِمِ اللهِ تَعَالَى فَدَعْوَا كَذْبٌ وَمَنِ ادَّعَى حُبَّ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَ كَرِه َالْفُقَرَاءَ وَالْمَسَاكِيْنَ فَدَعْوَاهُ كَذْبٌ وَمَنِ ادَّعَى حُبَّ الْجَنَّةِ وَلَمْ يَتَصَدَّقْ فَدَعْوَاهُ كَذْبٌ وَمَنِ ادَّعَى خَوْفَ النَّارِ وَلَمْ يَنْتَهِ عَنِ الذُّنُوْبِ فَدَعْوَاهُ كَذِبٌ .
BAGIAN KETIGA
PETUNJUK YANG MEMUAT
EMPAT PERKARA
14. Ucapan Tanpa Bukti Adalah Bohong
Diriwayatkan dari Hatim Al Asham ra. bahwa ia berkata seperti berikut :
`` Barangsiapa yang mengaku akan empat hal tanpa adanya bukti empat hal lainnya, maka pengakuannya itu bohong, yaitu : Barangsiapa yang mengaku cinta kepada Allah, tapi tidak mau meninggalkan segala laranganNya, maka pengakuannya itu bohong. Barangsiapa mengaku cinta kepada Nabi, tetapi ia tidak suka kepada orang fakir miskin, maka pengakuannya itu bohong. Dan barangsiapa yang menginginkan surga, tetapi tidak mau bersedekah, maka pernyataannya itu bohong. Serta barangsiapa yang mengaku takut kepada neraka, tetapi tidakmau meninggalkan perbuatan dosa, maka pengakuannya itu juga dusta. ``
Sun, 28 Oct 2018 - 55min - 41 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 11-12 Pengajian Selasa Pagi 25 September 2018
Maqolah 11 Bagian Ketiga: Keutamaan Berdiam Diri - Hadits 5
أَفْضَلُ الْجِهَادِ اَنْ تُجَاهِدَ نَفْسَكَ وَهَوَاكَ فِى ذَاتِ اللهِ .
BAGIAN KETIGA
PETUNJUK YANG MEMUAT
EMPAT PERKARA
11. Keutamaan Berdiam Diri
Dalam riwayat Ad Dailami yang lain juga diterangkan, bahwa Nabi Muhammad SAW. Telah bersabda sebagai berikut :
`` Jihad yang paling utama adalah memerangi hawa nafsumu, dalam Dzat Allah (semata mata karena Allah). ``
12. Perkara yang Dapat Menyamai Puasa, Shalat, Shadaqah dan Jihad - Hadits 1
قِيْلَ : اَوْحَى اللهُ تَعَالَى اِلَى نَبِيٍّ مِنَ اْلأَنْبِيَاءِ مِنْ بَنِىْ اِسْرَائِيْلَ وَقَالَ : صَمْتُكَ عَنِ اْلبَاطِلِ لِىْ صَوْمٌ وَحِفْظُكَ اْلجَوَارِحَ عَنِ الْمَحَارِمِ لِىْ صَلاَةٌ وَاِيَاسُكَ عَنِ الْخَلْقِ لِىْ صَدَ قَةٌ وَكَفُّكَ اْلأَذَى عَنِ الْمُسْلِمِيْنَ لِىْ جِهَادٌ .
BAGIAN KETIGA
PETUNJUK YANG MEMUAT
EMPAT PERKARA
12. Perkara yang Dapat Menyamai Puasa, Shalat, Shadaqah dan Jihad
Dalam sebuah pernyataan diterangkan, bahwa Allah telah berfirman kepada salah seorang dari Bani Israil yang artinya sebagai berikut :
`` Diammu yang batil karemaKu adalah puasa, memelihara anggota tubuhmu dari perkara perkara yang haram karenaKu adalah shalat, memutuskan dirimu dari makhluk karenaKu adalah shadaqoh dan menahan dirimu dari menyakiti hati orang muslim karenaKu adalah jihad. ``
Mon, 24 Sep 2018 - 55min - 40 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 11 Pengajian Ahad Sore 23 September 2018
Maqolah 11 Bagian Ketiga: Keutamaan Berdiam Diri - Hadits 1
اَلصَّلَاةُ عِمَادُ الدِّيْنِ وَالصَّقَةُ اَفْةُ اَفْضَلُ وَالصَّدَقَةُ تُطْغِىءُ غَضَبَ الرَّبِّ وَالصُّمْتُ اَفْضَلُ وَالصَّوْمُ جُنَّةٌ مِنَ النَّارِ وَالصُّمْتُ اَفْضَلَ وَالْجِهَادُ سَنَامُ الدِّيْنَ وَالصُّمْتُ اَفْضَلُ .
BAGIAN KETIGA
PETUNJUK YANG MEMUAT
EMPAT PERKARA
11. Keutamaan Berdiam Diri
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. Sebagai berikut :
`` Shalat itu adalah tiangnya agama, tapi berdiam diri adalah yang lebih utama. Sedekah itu dapat menahan murkanya Tuhan, tapi berdiam diri adalah yang lebih utama. Puasa itu merupakan bentengnya neraka, tapi berdiam diri adalah yang lebih utama. Dan berjuang di jalan Allah itu adalah puncaknya agama, tetapi berdiam diri itu lebih utama.``
Sun, 23 Sep 2018 - 56min - 39 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 06 Pengajian Selasa Pagi 28 Agustus 2018
Maqolah 06 Bagian Ketiga:
Hak Shalat, Puasa, Membaca Al Qur`an Dan Sedekah
Diriwayatkan dari Abdullah bin Al Mubarak sebagai berikut :
"Barangsiapa yang telah mengerjakan shalat sebanyak dua belas rakaat dalam setiap harinya, maka berarti ia telah memenuhi hak shalat. Barangsiapa yang telah berpuasa selama tiga hari dalam setiap bulannya, maka ia telah memenuhi hak puasa. Dan barangsiapa yang telah membaca seratus ayat dalam setiap harinya, maka berarti ia telah memenuhi hak qira`ah serta barangsiapa yang telah bersedekah satu dirham setiap hari Jumat, maka berarti ia juga telah memenuhi hak sedekah."
Shalat sebanyak dua belas rakaat yang dimaksudkan disini adalah shalat dua rakaat sebelum shalat Subuh, dua rakaat sebelum shalat Zuhur, empat rakaat sebelum shalat Ashar dan dua rakaat setelah shalat Magrib. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. Berikut ini :
"Allah akan melimpahkan rahmatNya kepada orang yang mengerjakan shalat empat rakaat sebelum shalat Ashar."
Nabi Muhammad SAW. Mengerjakan shalat ini dengan dua rakaat satu kali salam. Dalam hadits lain, yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani diterangkan sebagai berikut :
"Barangsiapa menerjakan shalat empat rakaat sebelum shalat Ashar, maka Allah akan mengharamkan badannya masuk neraka."
Imam Thabrani juga telah meriwayatkan sebagai berikut :
"Barangsiapa yang mengerjakan shalat empat rakaat sebelum shalat Zuhur, maka ia sama dengan mengerjakan shalat Tahajjud empat rakaat pada malam harinya. Dan barangsiapa yang mengerjakan shalat empat rakaat setelah shalat Isya`, maka ia sama dengan mengerjakan shalat empat rakaat pada malam Lailatul Qadar."
Ibnu Mad`ud ra. berkata :
"Tidak ada amal yang dapat mengimbangi shalat malam (Tahajud), daripada shalat siang, kecuali shalat sunnah sebelum Dzuhur 4 rakaat. Keutamaan shalat sunnah sebelum Dzuhur dibandingkan dengan shalat siang lainnya, bagaikan shalat berjamaah dibandingkan dengan shalat sendirian."
Ibnu Mas`ud ra. menyatakan pula, bahwa Rasulullah SAW. Selalu, melaksanakannya, serta menahan(melamakan) ruku` dan sujudnya, beliau juga bersabda :
"Sesungguhnya saat ini (saat ruku` dan sujud) adalah saat dibukakan pintu pintu langit, maka dari itu, saya berharap agar amal shalehku diangkat pada saat itu."
Selanjutnya Nabi SAW. Bersabda :
"Dan barangsiapa yang berpuasa setiap bulan 3 hari, sungguh ia menunaikan puasa yang sebenarnya dan barangsiapa yang membaca Al Qur`an setiap hari 100 ayat, sungguh ia telah menuaikan membaca Al Qur`an yang sebenarnya, dan barangsiapa yang bersedekah pada hari Jum`at sedirham, sungguh ia telah menunaikan sedekah yang sebenarnya."
Keterangan :
Yang dimaksud dengan puasa 3 hari setiap bulan, adalah pada اَيَّامُ اْلبِيْضِ= hari ke2, yang pada malamnya terang bulan yaitu tanggal 13, 14, dan 15 tiap-tiap bulan Hijriah, kecuali tanggal 13 bulan haji, karena termasuk hari tasyrik. Karenanya, untuk bulan haji Ayyamul Bid-nya adalah tanggal 14. 15, dan 16. Disunahkan berpuasa 3 hari setiap bulan, karena Allah berfirman :
مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُاَمْثَالِهَا .
"Barangsiapa yang mengerjakan amal baik, maka akan dibalas dengan 10x kebaikan."
30 hari x 10 = 1 bulan, maka puasaa 3 hari sama dengan puasa sebulan penuh begitulah yang dijelaskan dalam kitab (اَلتُّحْفَةُ).
Membaca tujuh macam surat Munji`at tiap hari itu lebih utama :
Tujuh surat Munji`at itu ialah : Surat Sajdah, Surat Yasin, Surat Fushilat, Surat Ad Dukhan, Surat Al Waqiah, Surat Al Hasyru, Surat Al Mulk. Dan bacalah pada waktu Subuh dan sore :
1. Beberapa ayat awal surat Al Hadid.
2. Beberapa ayat terakhir Surat Al Hasyri.
3. Surat Al Ikhlas. 3x
4. Surat Mu`awidzatain, yaitu surat Al Falaq dan An Nass. 3x
Mon, 27 Aug 2018 - 45min - 38 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 05 Pengajian Ahad Sore 26 Agustus 2018
Maqolah 05 Bagian Ketiga: Penyempurna Amal Perbuatan Manusia - Atsar Abu Bakar Ash Shiddiq ra.
اَرْبَعَةٌ تَمَامُهَا بِأَرْبَعَةٍ : تَمَامُ الصَّلَاةِ بِسَجْدَ تَيِ السَّهْوِ وَالصَّوْمُ بِصَدَقَةِ الْفِطْرِ وَالْحَجُّ بِالفِدْيَةِ وَالْاِيْمَانُ بِالْجِهَادِ .
Sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Bakar Ash Shiddiq sebagai berikut :
"Empat perkara dapat disempurnakan dengan empat perkara lainnya, yaitu : kesempurnaan shalat dengan dua sujud syahwi, kesempurnaan puasa dengan zakat fitrah, kesempurnaan haji dengan fidyah dan kesempurnaan iman dengan jihad (fi sabilillah)."
Sun, 26 Aug 2018 - 1h 16min - 37 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 01-04 Pengajian Selasa Pagi 31 Juli 2018
Maqolah 01 Bagian Ketiga: Petunjuk Rasulullah SAW. Kepada Abu Dzar Al Ghifari
Diriwayatkan pula dari Anas ra. bahwa pada suatu hari Nabi Muhammad SAW. Keluar sambil memegang tangan Abu Dzar, seraya bersabda :
"Wahai Abu Dzar ! Apakah kamu telah mengetahui bahwa sesungguhnya di hadapan kami terbentang suatu jalan di bukit yang sangat rumit, yang tidak akan dapat didaki kecuali oleh orang orang yang meringankan bebannya ?" Salah satu dari para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah aku ini termasuk orang orang yang meringankan beban atau justru memberatkan bebannya ?" Beliau menjawab, "Adakah engkau punya makanan hari ini ?" Ia menjawab, "Ya, punya". Lalu Rasulullah SAW. Bersabda, "Apakah kamu juga punya makanan untuk esok lusa ?" Jawabnya , "Tidak punya." Maka Rasulullah SAW. Bersabda, "Seandainya kamu mempunyai jatah makanan dalam waktu tiga hari, maka kamu termasuk yang memberatkan bebannya."
Maqolah 02 Bagian Ketiga: Perkara Yang Paling Baik Diantara Yang Baik
Sebagaimana hukama telah memberikan pernyataan sebagai berikut di bawah ini :
"Empat perkara berikut merupakan yang baik, tapi empat lainnya lebih baik daripadanya, yaitu : rasa malu pada laki-laki itu baik, tapi bagi perempuan itu justru lebih baik lagi . Sikap adil bagi setiap orang itu baik, tapi dari seorang pemimpin itu lebih baik lagi. Taubat yang dilakukan oleh orang tua itu baik, tapi lebih baik lagi jika dilakukan oleh orang yang masih muda. Dan kedermawanan bagi orang kaya itu baik, tapi lebih baik lagi jika itu keluar dari orang yang fakir."
Maqolah 03 Bagian Ketiga: Perkara Yang Paling Jelek Diantara Yang Jelek
Sebagaimana yang dinyatakan oleh sebagian hukama berikut ini :
"Empat perkara berikut ini adalah jelek, tapi justru ada empat perkara lainnya yang lebih jelek lagi, yaitu : dosa yang dilakukan oleh pemuda itu jelek, tapi lebih jelek lagi jika dilakukan oleh orang yang sudah tua. Kesibukan duniawi pada diri orang dungu itu jelek, tapi kesibukan yang dilakukan oleh orang alim itu justru lebih jelek lagi. Malas beribadah pada setiap orang yang itu jelek, tapi lebih jelek lagi jika itu terjadi pada seorang ulama atau para penuntut ilmu. Takabur yang dilakukan oleh orang kaya itu jelek, tapi lebih jelek lagi jika orang fakir yang bersikap sombong."
Maqolah 04 Bagian Ketiga: Perkara Perkara Yang Memberikan Rasa Aman
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. Berikut ini :
"Bintang bintang adalah keamanan bagi penduduk langit, jika ia sudah bertaburan, maka terjadilah qadha atas penduduk langit. Ahli baitku adalah keamanan bagi umatku, jika ahli baitku sudah tiada, maka itulah keputusan Allah atas umatku. Dan aku adalah keamanan bagi sahabatku, jika aku sudah wafat, maka itulah keputusan Allah atas para sahabatku. Gunung gunung itu adalah keamanan bagi penduduk bumi, jika ia sudah hancur, maka itulah keputusan Allah atas penduduk bumi."
Mon, 30 Jul 2018 - 1h 31min - 36 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 01 Pengajian Ahad Sore 29 Juli 2018
Maqolah 1 Bagian Ketiga Petunjuk Rasulullah SAW. Kepada Abu Dzar Al Ghifari - Hadits 1
يَا اَبَاذَرٍّ جَدِّدِ السَّفِيْنَةَ فَإِنَّ الْبَحْرَ عَمِيْقٌ وَ خُذِ الزَّادَ كَامِلًا فَإِنَّ السَّفَرَ بَعِيْدٌ وَ خَفِّفِ الْحِمْلَ فَاِنَّ الْعَقَبَةَ كَئُوْدٌ وَاَخْلِصِ الْعَمَلَ فَإِنَّ النَّاقِدَ بَصِيْرٌ .
Diriwayatkan dari Rasulullah SAW. Sesungguhnya beliau pernah bersabda kepada Jundub bin Junabah yang tergelar Abu Dzar Al Ghifari sebagai berikut :
"Wahai Abu Dzar, renovasilah (perbaikilah) kapalmu, karena sesungguhnya lautnya dalam, dan bawalah bekal yang cukup, karena perjalananmu jauh, ringankanlah bebanmu, karena rintangan berat siap menghadang , ikhlaskanlah amalmu, karena sesungguhnya Yang Maha Meneliti, Maha Melihat."
Keteragan :
Abu Dzar berarti bapaknya Dzar, nama sebenarnya adalah Jundub bin Jinadah.
Perbaharuilah perahumu maksudnya :
اَحْسِنِ النِّيَّةِ فِى كُلِّ مَاتَأْ تِىْ وَتَذَرُلِيَحْصُلَ لَكَ اْلأَجْرُ وَالنَّجَاةُ مِنْ عَذَابِ اللهِ تَعَالَى .
Yakni ikhlaskanlah niat dalam segala amal yang engkau kerjakan agar memperoleh pahala dan selamat dari siksa Allah.
فَإِنَّ الْبَحْرَ عَمِيْقٌ= Maksudnya kehidupan dunia itu bagaikan samudra yang dalam, penuh dengan gelombang maksiat, godaan, halangan, dan rintangan.
زَادٌ= (perbekalan). Maksudnya taqwa, yakni melaksanaka perintah Allah dan menjauhi larangannya.
اَلسَّفَرُ= Maksudnyaperjalanan dunia menuju akhirat itu sangat jauh, jalannya terjal, penuh liku-liku, dan melelahkan sehingga sulit untuk ditempuh.
وَخَفِّفِ الْحِمْلَ= (kurangi beban). Maksudnya sederhanakanlah urusan dunia.
اَلْعَقَبَةُ= tanjakan menuju akhirat itu bagaikan tebing yang tinggi dan curam.
Atsar Abu Sulaiman Ad Darani
اَخْلِصِ الْعَمَلَ يَجْزِكَ مِنْهُ الْقَلِيْلُ .
Petunjuk Rasulullah SAW. Kepada Abu Dzar Al Ghifari
Abu Sulaiman Ad Darani pernah mengatakan, "Kebahagiaan tetap bagi orang yang tidak melangkahkan kakinya meskipun satu jengakal, kecuali kepada Allah SWT." perkataan ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW. Sebagai berikut :
"Ikhlaskan perbuatanmu, maka yang sedikitpun darinya akan mencukupimu."
Syair
لَكِنَّ تَرْكَ الذُّ نُوْبِ اَوْجَبُ # فَرْضٌ عَلَى النَّاسِ اَنْ يَتُوْبُوْا لَكِنَّ فَوْتَ الثَّوَابِ اَصْعَبُ # وَالصَّبْرُ فِى النَّائِبَاتِ صَعْبُ لَكِنَ غَفْلَةَ النَّاسِ اَعْجَبُ # وَالدَّ هْرُ فِى صَرْفِهِ عَجِيْبُ لَكِنِ الْمَوْتَ مِنْ ذَاكَ اَقْرَبُ # وَكُلُّ مَا قَدْ يَجِىيْءُ قَرِيْبٌ
Seorang penyair pernah menyatakan lewat syairnya berikut ini :
"Manusia itu wajib bertaubat # Akan tetapi meninggalkan dosa dosa kecil itu lebih diwajibkan. Dan sabar menghadapi ujian (musibah) itu memang berat # Akan tetapi manusia lupa bahwa dirinya itu juga aneh. Dan yang akan datangitu dekat # Akan tetapi maut itu justru lebih dekat daripada itu."
Sun, 29 Jul 2018 - 59min - 35 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 55 Pengajian Selasa Pagi 26 Juni 2018
Maqolah 55 Bagian Kedua: Perkara perkara yang Harus Dijuluki Orang Beriman - Atsar Malik bin Dinar ra
اِحْبِسْ ثَلَاثًا بِثَلَاثٍ حَتَّى تَكُوْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ : الْكِبْرُ بِالتَّوَاضُعِ وَالْحِرْصَ بِالْقَنَاعَةِ وَالْحَسَدَ بِالنَّصِيْحَةِ .
Diriwayatkan dari Malik bin Dinar ra. ia berkata sebagai berikut :
"Agar anda termasuk golongan orang orang yang beriman, maka hindarilah tiga sikap dengan tiga cara yaitu, hindarilah sikap sombong dengan cara tawadhu`, hindarilah sikap tamak dengan cara qana`ah dan hindarilah sikap dengki dengan cara nasihat."
لَا يَجْتَمِعُ فِى جَوْفِ عَبْدٍ : اَلْاِيْمَانُ وَالْحَسَدُ .
Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW. Telah diterangkan :
"Tidak akan bersatu (untuk selamanya) antara iman dan dengki di dalam rongga seorang hamba."
مَدَارَتُهُ شَفَّتْ وَعَزَّ نَوَالُهَا # وَدَارَيْتُ كُلَّ النَّاسِ لَكِنَّ حَاسِدِ اِذَا كَانَ لَا يَرْضِيْهِ اِلَّا زَوَالُهَ # وَكَيْفَ يُدَارِىْ الْمَرْءُ جَاسِدَ نِعْمَةٍ
Salah seorang penyair juga telah menyatakan dari Baha Thawil sebagai berikut :
"Setiap orang dapat kubuat puas, tetapi orang yang dengki kepadaku, sulitlah bagiku membuatnya puas, dan berat rasanya mencapai kepuasan itu. "
رُؤَيَةُ النَّفْسِ بِعَيْنِ اْلعِزِّوَ رُؤْيَةُ اْلغَيْرِ بِعَيْنِ اْلحَقَارَةِ .
Keterangan :
"Takabur ialah memandang diri sendiri dengan pandangan bahwa dirinya mulia/gagah dan memandang orang lain dengan pandangan bahwa orang itu hina/lemah."
Adapun tawadhu adalah kebalikanya :
اَلْإِجْتِهَادُ فِى شَيْءٍ يَطْلُبُهُ : اَلْحَرِيْصُ
"Bersungguh-sungguh dalam mencari sesuatu."
اَلرِّ ضَابِاْلقِسْمَةِ : اَلْقَنَاعَةُ
"Senang terhadap pemberian Allah."
تَمِنِّىْ زَوَالِ نِعْمَةِ الْمَحْسُوْدِ اِلَى الْحَاسِدِ : الْحَسَدُ
"Mengharapkan hilangnya kenikmatan orang lain, agar berpindah dan sebagainya."
اَلدُّعَاءُاِلَى مَافِيْهِ الصَّلَاحُ وَالنَّهْيُ عَمَّافِيْهِ الْفَسَادُ : اَلنَّصِيْحَةُ
"Menyeru orang lain kepada kebaikan dan melarang orang lain kepada kerusakan."
وَفِى الْحَدِيْثِ : لَايَجْتَمِعُ فِى جَوْفِ عَبْدٍ اَلْإِيْمَانُ وَالْحَسَدُ
Dalam sebuah hadits disebutkan : "Iman dan hasud tidak akan berkumpul dalam hati seorang hamba."
Jadi, jika seorang itu beriman maka tidak akan hasud (iri) didalam dirinya dan jika ia hasud maka hilanglah imannya ketika itu. Jika hasudnya hilang, maka imannya kembali datang. Ketahuilah bahwa iman itu kadang-kadangيَزِ يْدُ bertambah, kadang-kadang = يَنْقُصُberkurang atau kadang-kadang = يَذْ هَبَ menghilang.
Kuat dan lemahnya iman dapat dilihat dari kuat dan lemahnya amal saleh.
Mon, 25 Jun 2018 - 1h 08min - 34 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 50-51 Pengajian Ahad Sore 20 Mei 2018
Maqolah 50 Bagian Kedua: Takut, Senang, dan Dekat - Atsar Dzun Nun Al Misri
كُلُّ خَائِفٍ هَارِبٌ وَكُلُّ رَاغِبٍ طَالِبٌ وَكُلُّ آنِسٍ بِاللهِ مُسْتَوْحِشٌ بِالْخَلْقِ وَفِى نُسْخَةٍ مُسْتَوْحِشٌ عَنْ نَفْسِهِ .
Diriwayatkan dari Dzun Nun Al Misri :
"Setiap orang yang merasa takut itu akan lari, setiap orang yang senang pasti akan mencari, dan setiap orang yang yang dekat dengan Allah pasti akan merasa asing dengan makhluk. "
Maqolah 51 Bagian Kedua: Tanda tanda Orang Yang Makrifat Kepada Allah SWT. - Atsar Dzun Nun Al Missry
اَلْعَارِفُ بِاللهِ تَعَالَى اَسِيْرٌ وَقَلْبُهُ بَصِيْرٌ وَعَمَلُهُ لِلَّهِ كَثِيْرٌ .
Dzun Nun juga berkata sebagai berikut :
"Orang yang makrifat kepada Allah adalah orang yang jiwanya selalu tertambat kepada Allah, hatinya melihat dan amal perbuatannya banyak yang semata mata hanya karena Allah."
Sun, 20 May 2018 - 1h 01min - 33 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 49-50 Pengajian Ahad Sore 22 April 2018
Maqolah 49 Bagian Kedua: Keutamaan Orang Yang Makrifat Kepada Allah SWT.
مَنْ عَرَفَ اللهَ لَمْ يَكُنْ لَهُ مَعَ الْخَلْقِ لَذَّةٌ وَمَنْ عَرَفَ الدُّنْيَا لَمْ يَكُنْ لَهُ فِيْهَا رَغْبَةٌ وَمَنْ عَرَفَ عَدْلَ اللهِ تَعَالَى لَمْ يَتَقَدَّمْ اِلَيْهِ الْخُصَمَاءُ .
Sebagaimana yang diriwayatkan dari sebagian hukama berikut ini :
"Barangsiapa yang makrifat kepada Allah, maka tidak ada lagi kenikmatan bersama makhluk, dan barangsiapa yang mengetahui dunia maka tidak ada lagi kecintaan baginya tentang dunia serta barangsiapa yang mengetahui keadilan Allah, maka ia tidak akan didatangi musuh."
مَنْ عَرَفَ اللهَ اَحَبَّهُ وَمَنْ عَرَفَ الدُّنْيَا كَرِهَهَا .
Sebagaimana yang dikatakan Al Hasan ra. berikut ini :
"Barangsiapa yang mengetahui Allah, maka Allah akan mencintainya dan barangsiapa yang mengetahui dunia, maka ia akan membenci dunia itu."
عَلَيْهَا كِلاَبٌ هَمُّهُنَّ اخْتِذَابُهَا # فَمَا هِيَ إِلَّا جِيْفَةٌ مُسْتَحِيْلَةٌ وَاِنْ تَحْتَذِبْهَا نَازَعَتْكَ كِلَابُهَا # فَاِنْ تَجْتَنْبْهَا كُنْتَ سِلْمًا لِاَهْلِهَا
Disamping itu Imam Syafi`I juga pernah mengatakan di dalam syairnya sebagai berikut :
"Dunia itu tiada lain adalah bangkai yang membusuk # Diatasnya terdapat anjing anjing yang ingin mendapatkannya. Jika kamu menjauhinya, maka kamu akan selamat dari ahlinya # Tapi jika kamu menariknya , maka kamu akan disenangi anjing anjingnya."
Maqolah 50 Bagian Kedua: Takut, Senang, dan Dekat - Atsar Dzun Nun Al Misri
كُلُّ خَائِفٍ هَارِبٌ وَكُلُّ رَاغِبٍ طَالِبٌ وَكُلُّ آنِسٍ بِاللهِ مُسْتَوْحِشٌ بِالْخَلْقِ وَفِى نُسْخَةٍ مُسْتَوْحِشٌ عَنْ نَفْسِهِ .
Diriwayatkan dari Dzun Nun Al Misri :
"Setiap orang yang merasa takut itu akan lari, setiap orang yang senang pasti akan mencari, dan setiap orang yang yang dekat dengan Allah pasti akan merasa asing dengan makhluk."
Sun, 22 Apr 2018 - 56min - 32 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 45-48 Pengajian Selasa Pagi 20 Maret 2018
Maqolah 45 Bagian Kedua: Cinta, Iffah, dan Pangkal Keyakinan - Hadits 1
اَلْمَحَبَّةُ اَسَاسُ الْمَعْرِفَةِ وَالْعِفَّةُ علَامَةُ الْيَقِيْنِ وَرَأْسُ الْيَقِيْنِ التَّقْوَى وَالرِّضَا بِتَقْدِيْرِ اللهِ .
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. Berikut ini :
"Cinta kepada Allah itu adalah asas makrifat, iffah (enggan) itu tandanya yakin, sedang pangkal keyakinan itu adalah taqwadan ridha terhadap takdir Allah."
Maqolah 46 Bagian Kedua: Pokok Cinta Kepada Allah SWT. - Atsar Sufyan bin Uyainah ra.
مَنْ اَحَبَّ اللهَ اَحَبَ مَنْ اَحَبَّهُ اللهُ تَعَالَى وَمَنْ اَحَبَّ مَنْ اَحَبَّهُ اللهُ تَعَالَى اَحَبَّ مَا اَحَبَّ فِى اللهِ تَعَالَى وَمَنْ اَحَبَّ مَا اَحَبَّ فِى اللهِ تَعَالَى اَحَبَّ اَنْ لَا يَعْرِفَهُ النَّاسُ .
Diriwayatkan dari Sufyan bin Uyainah ra. ia berkata sebagai berikut :
"Barangsiapa yang cinta kepada Allah, maka ia akan cinta kepada orang yang dicintai Allah. Dan barangsiapa yang cinta kepada orang yang cinta kepada perbuatan yang dilakukan karna cinta kepada Allah, maka ia akan cinta melakukan perbuatan itu tanpa diketahui manusia."
Maqolah 47 Bagian Kedua: Bukti Cinta Yang Sesungguhnya - Hadits 1
صِدْقُ الْمَحَبَّةِ فِى ثَلَاثِ خِصَالٍ : اَنْ يَخْتَارَ كَلاَمَ حَبِيْبِهِ عَلَى كَلَامِ غَيْرِهِ وَ يَخْتَارَ مَجَالَسَةَ حَبِيْبِهِ عَلَى مَجَالَسَةِ غَيْرِهِ وَ يَخْتَارَ رِضَاحَبِيْبِهِ عَلَى رِضَا غَيْرِهِ .
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. Berikut ini :
"Kebenaran (bukti) cinta itu tergantung pada tiga perkara yaitu, lebih memilih ucapan kekasih daripada ucapan orang lain, lebih memilih duduk bersanding kekasih daripada bersama orang lain, dan lebih memilih kerelaan kekasih daripada kerelaaan orang lain."
Keterangan :
Orang yang cinta kepada Allah akan banyak bercerita dengan Allah (membaca Al Qur`an), suka pergi ke pengajian, san lebih mengutamakan perintah Allah daripada perintah selain Allah.
مَنْ اَحَبَّ شَيْئًا فَهُوَ عَبْدُهُ .
"Barangsiapa mencintai sesuatu, ia menjadi hambanya."
Maqolah 48 Bagian Kedua: Tamak, Taat, dan Qana`ah - Atsar Wahab bin Munabbih Yamani ra.
مَكْتُوْبٌ فِى التَّوْرَاةِ الْحَرِيْصُ فَقِيْرٌ وَاِنْ كَانَ مَالِكَ الدُّنْيَا وَالْمُطِيْعُ لِلَّهِ تَعَالَى مُطَاعٌ لِلنَّاسِ وَاِنْ كَانَ مَمْلُوْكًا وَالْقَانِعُ غَنِيٌّ وَاِنْ كَانَ جَائِعًا .
Diriwayatkan dari Wahab bin Munabbin Al Yamani ra. sebagai berikut :
"Tertulis di dalam taurat, orang yang tamak adalah sengsara, meskipun memiliki dunia, orang yang taat kepada Allah akan disenangi, meskipun ia seorang hamba sahaya dan orang yang qana`ah (merasa cukup) adalah kaya, meskipun kelaparan."
Kisah :
Seorang tawanan wanita muslim melarikan diri dari penjara negara kafir. Ia berjalan kaki sepanjang 200 farsakh. Ia tidak memakan apa-apa, lalu ia ditanya bagaimana bisa kuat berjalan tanpa makan. Ia menjawab, "Setiap aku lapar aku akan membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 2x."
(قُلْ هُوَ اللهُ اَحَدْ...الخ)
Catatan :
سُكُوْنُ اْلقَلْبِ عِنْدَعَدَمِ الْمَأْلُوْفَاتِ وَالرِّضَى بِقِسْمَةِ اللهِ تَعَالَى .
قَنَاعَةٌArtinya adalah hati yang merasa tenang ketika tidak ada makanan, dan senang terhadap pembagian Allah SWT.
Tue, 20 Mar 2018 - 1h 23min - 31 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 44 Pengajian Ahad Sore 18 Maret 2018
Maqolah 44 Bagian Kedua: Buah Dari Makrifat - Perkataan Hukama
ثَمْرَةُ الْمَعْرِفَةِ ثَلَاثُ خِصَالٍ : الْحَيَاءُ مِنَ اللهِ تَعَالَى وَالْحُبُّ فِى اللهِ وَالْاُنْسُ بِاللهِ .
Sebagian hukama telah menyatakan sebagai berikut :
"Buah dari makrifat (mengenal Allah) itu ada tiga yaitu, malu kepada Allah, cinta kepada Allah, dan rindu berjumpa denganNya."
Sun, 18 Mar 2018 - 1h 15min - 30 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 42-43 Pengajian Selasa Pagi 27 Februari 2018
Maqolah 42 Bagian Kedua: Perkara Perkara yang Menggembirakan
Atsar Abu Bakar ra.
Dan ketika Rasulullah SAW. Menyampaikan sabda tersebut, beliau sedang dalam keadaan duduk bersama para sahabatnya, lalu Abu Bakar berkata :
"Benarlah engkau, wahai Rasulullah ! Diantara dunia ada tiga perkara yang menggembirakan hati kami, yaitu melihat wajah Rasulullah, membelanjakan hartaku untuk Rasulullah dan putriku menjadi istri Rasulullah SAW."
Atsar Umar ra.
Sementara itu, Sayyidina Umar ra. juga mengatakan :
"Benar engkau, wahai Abu Bakar ! Diantara dunia ada tiga perkara yang menyenangkan hatiku, yaitu amal makruf, nahi munkar, dan pakaian yang sudah jelek."
Atsar Utsman ra.
Sayyidina Utsman juga berkata :
"Benar engkau, wahai Umar ! Diantara dunia ada tiga perkara yang menggembirakan hatiku, yaitu memberi makan orang orang yang kelaparan hingga kenyang, memberi pakaian orang yang tidak berpakaian dan membaca Al Qur`an."
Atsar Ali ra.
Kemudian Sayyidina Ali ra. berkata :
"Benar engkau, wahai Utsman ! Yang membuat hatiku menjadi senang dari dunia ini ada tiga yaitu, melayani tamu, berpuasa pada waktu musim panas,dan mengangkat pedang terhadap musuh musuh."
Perkataan Jibril as.
Ketika mereka membicarakan tenteng hal itu, tiba tiba Malaikat Jibril datang kepada Nabi Muhammad SAW. Dan berkata, "Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi telah mengutusku ketika Dia mendengar pembicaraan kalian. Dia memerintahkan kepadamu, agar bertanya kepadaku tentang perkara yang aku senangi seandainya aku menjadi penduduk bumi." Kemudian Nabi Muhammad SAW. Bertanya, "Wahai Jibril, apakah yang kamu senangi seandainya kamu menjadi penduduk dunia ?" Maka
malaikat Jibril menjawab :
"Memberikan petunjuk kepada orang orang yang tersesat pada jalan yang lurus, ramah terhadap orang orang yang mengembara yang taat kepada Allah SWT. Dan khusyu` kepadaNya serta menolong kerabat yang berada dalam kesulitan."
Malaikat jibril berkata pula :
"Tuhan, Sang Pemilik Keagungan, mencintai tiga perkara dari hamba hambaNya yaitu, mengerahkan segala kekuatan untuk taat kepada Alllah SWT, menagis ketika sedih karna telah berbuat maksiat dan sabar ketika miskin."
Maqolah 43 Bagian Kedua: Tersesat, Sengsara, dan Terhina
Sebagaimana yang dikatakan sebagian hukama :
"Barangsiapa berpegang teguh pada akalnya, maka ia akan tersesat, dan barangsiapa yang mencari kecukupan dengan harta bendanya , maka ia akan menuai kesengsaraan serta barangsiapa yang mencari kemiliaan dari sesama makhluk, maka ia akan terhina."
Dalam sebuah hadits diterangkan :
"Barangsiapa merasa cukup dengan Allah, maka Dia memberinya kekayaan."
Mon, 26 Feb 2018 - 1h 06min - 29 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 41-42 Pengajian Ahad Sore 25 Februari 2018
Maqolah 41 Bagian Kedua: Ciri ciri Orang Yang Baik - Jumhur Ulama
اِذَا اَرَادَ اللهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا فَقَّهَهُ فِى الدِّيْنَ وَ زَهَّدَهُ فِى الدُّنْيَا وَ بَصَّرَهُ بِعُيُوْبِ نَفْسِهِ .
"Jika Allah telah menghendaki hambaNya menjadi orang yang baik, maka Dia menjadikan hamba itu memahami agama, menjadikan ia zuhud terhadap dunia dan menjadikan ia menyadari akan kekurangan kekurangan pada dirinya."
Maqolah 42 Bagian Kedua: Perkara perkara Yang Menggembirakan - Hadits 1
حُبِّبَ إِلَىيَّ مِنْ دُنْيَا كُمْ ثَلَاثٌ : اَلطِّيْبُ وَالنِّسَاءُ وجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِى فِى الصَّلَاةِ .
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. Yang bersumber langsung dari beliau sebagai berikut :
"Diantara duniamu, ada tiga perkara yang dititahkan menggembirakan hatiku, yaitu bau harum, perempuan, dan dijadikannya mataku terasa sejuk waktu mengerjakan sholat."
Sun, 25 Feb 2018 - 1h 28min - 28 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 38-40 Pengajian Selasa Pagi 23 Januari 2018
Maqolah 38 Bagian Kedua: Pagar Diri Dari Pengaruh Syaitan - Atsar Kaab Al Ahbar
اَلْحُصُوْنُ لِلْمُؤْمِنِيْنَ مِنَ الشَّيْطَانِ ثَلَاثٌ : الْمَسْجِدُ حِصْنٌ وَذِكْرُ اللهِ حِصْنٌ وَ قِرَاءَةُ الْقُرْآنِ حِصْنٌ .
Diriwayatkan dari Ka`ab Al Ahbar ra.(seorang pendeta Yahudi yang masuk Islam pada masa pemerintahan Umar bin Khattab ra.) ia berkata sebagai berikut :
`` Pagar (benteng) bagi orang orang yang beriman dari godaan syeitan itu ada tiga, yaitu : masjid, dzikir kepada Allah dan membaca Al Quran. ``
Catatan :
Masjid adalah tempat zikir manusia dan malaikat, sehingga setan tidak mau masuk untuk menggoda. Zikir adalah perisai, terutama ayat kursi.
Membaca Al Qur`an adalah perisai terutama ayat kursi.
Maqolah 39 Bagian Kedua: Tempat Penyimpanan Allah SWT. - Perkataan Hukama
ثَلَاثٌ مِنْ كَنْزِ اللهِ تَعَالَى : الفَقْرُ وَالْمَرَضُ وَالصَّبْرُ .
Sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian hukama berikut ini :
``Tiga perkara temasuk simpanan Allah Ta`ala, yaitu kefakiran, sakit, sabar. ``
Catatan :
Sabar ialah tidak suka mengeluh atas kesedihan yang timbul daripada musibah yang menimpanya, kepada selain Allah serta ridha kepada Qadha.
Maqolah 40 Bagian Kedua: Hari, Bulan, dan Amal Perbuatan Yang Paling Baik - Atsar Ibnu Abbas ra.
خَيْرُ الْاَيَّامِ يَوْمُ الْجُمُعَةِ وَخَيْرُ الشُّهُوْرِ شَهْرُ رَمَضَانَ وَخَيْرُ الْاَعْمَالِ الصَّلَوَاتُ الخَمْسُ لِوَقْتِهَا .
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. bahwa pernah ditanyakan kepada beliau, ``Hari apakah yang paling baik ? Dan bulan apa pula yang paling baik ? Serta amal perbuatan apakah yang terbaik ?``
Beliau menjawab :
`` Hari yang paling baik adalah hari Jum`at, dan sebaik baik bulan adalah bulan Ramadhan serta sebaik baik amal perbuatan adalah shalat fardhu lima waktu tepat pada waktunya. ``
Mon, 22 Jan 2018 - 1h 06min - 27 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 35-37 Pengajian Ahad Sore 21 Januari 2018
Maqolah 35 Bagian Kedua: Pembungkus Agama - Atsar Hamid Al Laqqaf 3
اَصْلُ الزُّهْدِ الْاِجْتِنَابُ عَنِ الْمَحَارِمِ كَبِيْرِهَا وَصَغِيْرِهَا وَاَدَءُ جَمِيْعِ الْفَرَائِضِ يَسِيْرِهَاوَ عَسِيْرِهَاوَتَرْكُ الدُّنْيَا اَهْلُهَا قَلِيْلَهَا وَكَثِيْرِهَا .
Kemudian Hamid Al Laqqaf menyatakan pula :
"Pangkal zuhud adalah menjauhi larangan Allah, baik yang kecil maupun yang besar, mengerjakan segala kewajibanNya, baik yang ringan maupun yang berat dan meninggalkan dunia yang berada di tangan pencintanya, baik sedikit maupun dalam jumlah yang banyak."
Maqolah 36 Bagian Kedua: Jati Diri Manusia - Atsar Luqman Al Hakim
يَا بُنَّىَ إِنَّ النَّاسِ ثَلَاثَةُ اَثْلَاثٍ : ثُلُثٌ لِلَّهِ وَثُلُثٌ لِنَفْسِهِ وَ ثُلُثٌ لِلدُّوْدِ فَاَمَّا مَا هُوَ لِلَّهِ فُرُوْحُهُ وَاَمَّا مَا هُوَ لِنَفْسِهِ فَعَمَلُهُ وَاَمَّامَا هُوَ لِلدُّوْدِ فَجَسَدُهُ .
Sebagaimana yang diwasiatkan oleh Luqman Al Hakim terhadap anak anaknya berikut :
"Wahai anak anakku ! Sesungguhnya manusia itu dibagi menjadi tiga bagian. Sepertiga untuk Allah, sepertiganya lagi untuk dirinya sendiri dan sepertiganya yang lain untuk cacing. Adapun yang untuk Allah adalah rohnya, dan yang untuk dirinya sendiri adalah amal perbuatannya, dan yang untuk cacing adalah jasadnya."
Maqolah 37 Bagian Kedua: Cara Memperkuat Hafalan - Atsar Ali ra.
ثَلَاثَةٌ يَزِدْنَ فِى الْحِفْظِ وَيُذْهِبْنَ الْبَلْغَمَ : اَلسِّوَاكُ وَالصَّوْمُ وَقِرَاءَةُ الْقُرْآنِ .
Diriwayatkan dari Ali ra. bahwa ia berkata :
"Tiga cara yang dapat menambah kekuatan hafalan dan menghilangkan lendir (dahak), yaitu : bersiwak, puasa dan membaca Al Qur`an."
Sun, 21 Jan 2018 - 1h 17min - 26 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 35 Pengajian Senin Pagi 25 Desember 2017
Maqolah 35 Bagian Kedua: Pembungkus Agama - Atsar Hamid Al Laqqaf 2
تَرْكُ الْكَلَامِ اِلَّا مَالَا بُدَّ مِنْهُ وَتَرْكُ الدُّنْيَا اِلَّا مَالَابُدَّ مِنْهُ وَتَرْكُ مُخَالَطَة ِالنَّاسِ اِلَّا مَالَا بُدَّمِنْهُ .
Ditanyakan pula, "Apakah pembungkus agama itu ?"
Jawabnya :
"Yaitu tidak berbicara kecuali membicarakan masalah penting, meninggalkan dunia kecuali yang sangat dibutuhkan, serta meninggalkan pergaulan dengan sesama manusia, kecuali untuk pergaulan penting."
Pembungkus Agama - Atsar Sulaiman / Luqman as.
اِذَا كَانَ الْكَلاَمُ فِى الْخَيْرِ كَالْفِضَّةِ حُسْنًا كَانَ السُّكُوْتُ عَنِ الشَّرِّ كَالذَّهَبِ فِى الحُسْنِ .
Dalam kaitannya dengan tidak berbicara, kecuali membicarakan masalah penting, Sulaiman atau Luqman as. Menyatakan :
"Apabila berbicara tentang kebaikan itu bagus bagaikan perak, maka diam dari pembicaraan yang jelek itu juga bagus bagaikan emas."
Tambahan :
Menurut Syekh Abdul Qadir Al Jaelani, manusia itu terbagi atas 4 bagian :
1. Orang yang tak berlisan dan tidak berhati, yaitu orang yang durhaka. Hati-hatilah, jangan sampai engkau seperti mereka.
2. Orang yang berlisan tapi tidak berhati sehingga ia berbicara dengan hikmah (ilmu dan kata mutiara) tapi tidak mengamalkannya. Ia mengajak manusia beriman dan beramal saleh serta taqwa kepada Allah, sementara dia sendiri menjauhi Allah. Jauhilah mereka, supaya kamu tidak tertipu oleh keindahan perkataan mereka yang bisa membuatmu terbakar oleh kemaksiatan atau terbunuh oleh kebusukan hati mereka.
3. Orang yang memiliki hati tapi tidak memiliki lisan, yaitu mukmin yang pandangannya ditutupi oleh Allah dari kejelekan makhluknya dan Allah memperlihatkan aib dirinya, hatinya terang serta pandai bergaul. Orang ini termasuk wali Allah. Maka bergaullah engkau dengannya, niscaya Allah mencintaimu.
4. Orang yang belajar dan mengajar serta mengamalkan ilmunya. Ia mengetahui tanda-tanda kebesaran Allah dan Allah melapangkan dadanya untuk siap menerima macam-macam ilmu. Karenanya, dekatilah ia untuk meminta nasihat kepadanya. Kemudian ketahuilah, bahwa asal arti kata zuhud adalah menjauhi hal-hal yang diharamkan, yang besar dan yang kecil, dan mengerjakan segala sesuatu yang diwajibkan, baik yang mudah maupun yang sukar, serta meninggalkan dunia, kepada ahlinya yang sedikit dan yang banyak.
Keterangan :
Barangsiapa tidak memiliki sifat `wara, maka tidak sah baginya zuhud. Barangsiapa tidak bertobat, maka tidak sah baginya inabah. Barangsiapa yang tidak qana`ah, maka tidak sah baginya tawakal, dan barangsiapa yang tidak bertawakal, maka tidak sah baginya taslim.
Catatan :
Disini terdapat beberapa istilah yaitu :
a. وَرَعٌ= Menjauhi segala sesuatu yang diharamkan, yang dimakruhkan dan yang syubhat.
b. شُبْهَةٌ= Sesuatu yang tidak jelas hukumnya, halal, atau haramnya.
c. فَالتَّوْبَةُ هُوَالْقِيَامُ بِكُلِّ حُقُوْقِ الرَّبِّ= Tobat ialah menegakkan segala hak-hak Allah.
d. Inabah ialah اِخْرَاخُ الْقَلْبِ مِنْ ظُلُمَاتِ الشُّبُهَاتِmengeluarkan hati dari segala kegelapan dan kesamaran.
e. قَنَاعَةٌ= hidup apa adanya.
f. Tawakal ialah : (تَوَكُّلٌ)
اَلثِّقَةُ بِمَاعِنْدَ اللهِ وَاْليَأْسُ عَمَّافِىْ اَيْدِى النَّاسِ .
menyandarkan diri/mengharapkan sesuatu pada apa yang ada disisi Allah dan tidak mengharapkan apa-apa yang ada di tangan manusia.
g. Taslim ialah :
اَلْإِنْقِيَادُلِأَمْرِ اللهِ تَعَالَى وَتَرْكُ اْلإِعْرَاضِ فِيْمَالَايُلَائِمُ .
berserah diri kepada hukum Allah dan tidak menghindarkan diri dalam hal yang tidak ia setujui padanya.
Sun, 24 Dec 2017 - 1h 11min - 25 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 34-35 Pengajian Ahad Sore 24 Desember 2017
Maqolah 34 Bagian Kedua: Makna Yang Terkandung Dalam Kalimat Zuhud - Atsar Ibnu Abbas ra.
اَلزَّايُ تَرْكُ الزِّيْنَةِ وَالْهَاءُ تَرْكُ الْهَوَى وَالدَّالُ تَرْكُ الدُّنْيَا .
Dalam riwayat lain diterangkan,bahwa Ibnu Abbas ra. berkata sebagai berikut :
"Huruf 'Za' berarti meninggalkan Zinah (perhiasan), huruf 'Ha' berarti meninggalkan Hawa dan huruf 'Dal' berarti meninggalkan dunia."
Maqolah 35 Bagian Kedua: Pembungkus Agama - Atsar Hamid Al Laqqaf
إِجْعَلْ لِدِيْنِكَ غِلَافًا كَغِلاَفِ الْمُصْحَفِ .
Diriwayatkan dari Hamid Al Laqqaf, bahwa seseorang telah meminta wasiat (petunjuk) kepada beliau, lalu ia berkata :
"Kamu harus menjadikan pembungkus untuk agamamu sebagaimana pembungkus Mushhaf (Al Qur`an)."
Sun, 24 Dec 2017 - 1h 17min - 24 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 31-33 Pengajian Selasa Pagi 21 November 2017
Maqolah 31-33
31. Tiga Cara Mencapai Zuhud - Atsar Ibrahim bin Adham ra.
بِثَلَاثَةِ اَشْيَاءَ : رَاَيْتُ الْقَبْرَ مُوْحِشًا وَلَيْسَ مَعِى مُؤْنِسًا وَرَاَيْتُ طَرِيْقًا طَوِيْلًا وَلَيْسَ مَعِى زَادٌوَرَاَيْتُ الْجَبَّارَ قَاضِيًا وَلَيْسَ لِى حُجَّةٌ .
Diriwayatkan dari Ibrahim bin Ad ham ra. seseorang bertanya kepada beliau, ``Bagaimana caranya kamu mencapai Zuhud ? `` Maka jawabnya :
``Dengan riga perkara, ``Aku melihat kuburan itu menjadi negeri, sedang aku belum mendapatkan pelipur, aku melihat jalan yang panjang, sedang aku belum mempunyai bekal, dan aku melihat Allah Yang Maha Perkasa akan mengadili, sedang aku belum mempunyai alasan.``
Keterangan :
Ibrahim bin Adham adalah seorang raja, yang meninggalkan kerajaannya, lalu ia bersungguh-sungguh dalam beribadah di Mekkah dan di beberapa negeri Islam.
Di dalam Risalah Al Kusairiyah disebutkan, bahwa ia adalah Abu Ishaq Ibrahim bin Mansyur putra seorang raja dari negeri Balkan. Ketika pada suatu hari ia pergi berburu ke hutan, ia menemukan seekor musang atau kelinci. Saat ia sedang mengejarnya tiba-tiba terdengarlah suara Hatif (suara tanpa rupa) yang berseru, `Hai Ibrahim, apakah untuk ini (berburu) engkau diciptakan ? Apakah engkau diperintahkan untuk berburu ?`. Kemudian Hatif itu menyeru lagi di sekitar pelana kudanya, `Demi Allah, bukan untuk ini engkau diciptakan dan bukan untuk ini engkau diperintah. `
Lalu ia turun dari kudanya dan menemui seorang pengmis penggembala milik ayahnya. Kemudian ia mengambil baju jubbah milik penggembala itu yang terbuat dari bulu dan mengenakannya serta menyerahkan kudanya dengan segala kelengkapannya. Setelah itu ia termasuk ke pedalaman kemudian dia pergi ke Mekkah. Di Mekkah sana ia bersahabat dengan Sufyan Tsaury dan Fudhail bin I`ad, lalu ia pergi ke Negeri Syam (Syiria). Ia makan dan minum dengan hasil keringat sendiri seperti mengetam, upah memelihara kebun, dan sebagainya.
32. Cara Bersikap Ramah Kepada Allah SWT. - Atsar Sufyan Ats Tsauri ra,
اَنْ لَا تَسْتَأْنِسَ بِكُلِّ وَجْهٍ صَبِيْحٍ لَا بِصَوْتٍ طَيِّبٍ وَلَا بِلِسَانٍ فَصِيْحٍ .
Dari Sufyan Ats Tsauri, bahwa beliau pernah ditanya tentang apa dan bagaimana caranya bersikap ramah kepada Allah SWT. Maka jawabnya :
``Yaitu agar tidak bersikap ramah kepada setiap wajah yang ceria, tidak kepada setiap suara manis, dan tidak kepada ucapan yang indah. ``
33. Bagian Dari Kalimat Zuhud - Atsar Ibnu Abbas ra.
اَلزُّهْدُ ثَلَاثَةُ اَحْرُفٍ : زَايٌ وَهَاءٌ وَدَالٌ , فَالزَّايُ زَادٌ لِلْمَعَادِ وَالْهَاءُ هُدًى لِلْدِّيْنَ وَالدَّالُ دَوَامٌ عَلَى الطَّاعَةِ .
Sebagaimana yang diterangkan oleh Ibnu Abbas ra. dalam perkataannya berikut ini :
``Kalimat zuhud itu terdiri dari tiga huruf yaitu Za`, Ha` dan Dal. Huruf Za` berarti ``Zaadun Lil Ma`aad`` (bekal menuju akhirat). Huruf Ha` berarti ``Hidayah``(menuju agama). Dan huruf Dal berarti ``Dawwamun `Alath Thaa`ah`` (tetap dalam ketaatan).``
Keterangan :
Orang yang zuhud akan selalu beramal saleh untuk bekal hidup di akhirat. Orang yang zuhud akan selalu mengikuti petunjuk Allah dan memberikan petunjuk kepada orang lainke arah yang benar. Dan orang yang zuhud akan selalu taat kepada Allah dan Rasul-nya.
Mon, 20 Nov 2017 - 1h 24min - 23 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 31 Pengajian Ahad Sore 19 November 2017
Maqolah 31 Bagian Kedua: Tiga Cara Mencapai Zuhud - Atsar Ibrahim bin Adham ra.
بِثَلَاثَةِ اَشْيَاءَ : رَاَيْتُ الْقَبْرَ مُوْحِشًا وَلَيْسَ مَعِى مُؤْنِسًا وَرَاَيْتُ طَرِيْقًا طَوِيْلًا وَلَيْسَ مَعِى زَادٌوَرَاَيْتُ الْجَبَّارَ قَاضِيًا وَلَيْسَ لِى حُجَّةٌ .
Diriwayatkan dari Ibrahim bin Ad ham ra. seseorang bertanya kepada beliau, "Bagaimana caranya kamu mencapai Zuhud ?" Maka jawabnya :
"Dengan riga perkara, Aku melihat kuburan itu menjadi negeri, sedang aku belum mendapatkan pelipur, aku melihat jalan yang panjang, sedang aku belum mempunyai bekal, dan aku melihat Allah Yang Maha Perkasa akan mengadili, sedang aku belum mempunyai alasan."
Keterangan :
Ibrahim bin Adham adalah seorang raja, yang meninggalkan kerajaannya, lalu ia bersungguh-sungguh dalam beribadah di Mekkah dan di beberapa negeri Islam.
Di dalam Risalah Al Kusairiyah disebutkan, bahwa ia adalah Abu Ishaq Ibrahim bin Mansyur putra seorang raja dari negeri Balkan. Ketika pada suatu hari ia pergi berburu ke hutan, ia menemukan seekor musang atau kelinci. Saat ia sedang mengejarnya tiba-tiba terdengarlah suara Hatif (suara tanpa rupa) yang berseru, `Hai Ibrahim, apakah untuk ini (berburu) engkau diciptakan ? Apakah engkau diperintahkan untuk berburu ?`. Kemudian Hatif itu menyeru lagi di sekitar pelana kudanya, `Demi Allah, bukan untuk ini engkau diciptakan dan bukan untuk ini engkau diperintah. `
Lalu ia turun dari kudanya dan menemui seorang pengmis penggembala milik ayahnya. Kemudian ia mengambil baju jubbah milik penggembala itu yang terbuat dari bulu dan mengenakannya serta menyerahkan kudanya dengan segala kelengkapannya. Setelah itu ia termasuk ke pedalaman kemudian dia pergi ke Mekkah. Di Mekkah sana ia bersahabat dengan Sufyan Tsaury dan Fudhail bin I`ad, lalu ia pergi ke Negeri Syam (Syiria). Ia makan dan minum dengan hasil keringat sendiri seperti mengetam, upah memelihara kebun, dan sebagainya.
Sun, 19 Nov 2017 - 1h 00min - 22 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 26-30 Pengajian Selasa Pagi 31 Oktober 2017
Maqolah 26-30 Bagian Kedua
26. Cinta, Takut, dan Malu kepada Allah SWT.
Sebagaimana firman allah kepada NabiNya :
"Barangsiapa yang menemuiKu dalam keadaan cinta kepadaKu, maka ia akan Aku masukkan ke dalam kedalam SurgaKu. Dan barangsiapa yang menemuiKu dalam keadaan takut kepadaKu, maka ia akan Aku jauhkan dari NerakaKu. Serta barangsiapa yang menemuiKu karena ia mati dalam keadaan malu kepadaKu, maka Aku jadikan malaikat(pencatat amal) lupa terhadap dosa dosa orang itu."
Keterangan : Maksud aku lupakan malaikat Hafadhah terhadap dosa-dosanya ialah, Allah menyuruh malaikat Hafadhah untuk tidak menulis dosa orang itu sebagai karunia dari Allah SAW.
27. Yang Paling Beribadah, Zuhud, dan Terkaya
Sebagaimana yang diriwayatkan dari Abdullah bin Mas`ud ra. sebagai berikut :
"Kerjakanlah apa yang telah diwajibkan oleh Allah kepadamu, maka kamu akan menjadi orang yang paling banyak beribadah, dan jauhilah larangan laranganNya, maka kamu akan menjadi orang yang paling zuhud. Dan puaslah dengan apa yang telah diberikan Allah kepadamu, maka kamu akan menjadi orang yang paling kaya."
28. Masyarakat, Pemimpin dan Penduduk
Diriwayatkan, bahwa Shaleh Al Marqidi ra. pada suatu hari beliau lewat di daerah yang sudah ditinggalkan penduduknya, lalu beliau bertafakkur untuk mengenang daerah tersebut :
"Wahai perkampungan, dimanakah para penghunimu dahulu, dimanakah orang orang yang membangunmu (memimpinmu) dahulu, serta dimanakah penduduk penduduk yang terdahulu ?" kemudian ada yang menjawab, "Jejak mereka telah hilang, jasad jasad mereka di dunia, dan segala amal perbuatan mereka selalu menemaninya, meskipun dunia telah hancur."
29. Menguasai, Dikuasai, dan Mengimbangi
Sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW. Berikut ini :
"Barangsiapa mencintai sesuatu, maka orang itu menjadi tawanannya."
Sayyidina Ali ra. juga pernah mengatakan :
"Aku adalah hamba orang yang telah mengajariku satu huruf, maka selanjutnya terserah dia apakah dia akan menjual aku atau memerdekakanku."
Keterangan :
Jangan suka meminta sesuatu kepada selain Allah dan berilah orang lain dengan sesuatu yang ada padamu.
30. Perbandingan Antara Dunia dan Akhirat
Diriwayatkan dari Abu Zakariya, Yahya bin Mu`adz ra. sebagai berikut :
"Meninggalkan dunia seluruhnya, berarti ia mengambil akhirat semuanya. Maka barangsiapa meninggalkan seluruhnya,maka mengambil akhirat seluruhnya. Dan barangsiapa yang mengambil dunia segalanya, berarti ia meninggalkan akhirat seluruhnya. Maka pengambilan akhirat itu berada dalam meninggalkan dunia dan meninggalkan dunia berada dalam pengambilan akhirat."
Keterangan :
Yahya bin Mu`adz nama lengkapnya adalah Abu Zakariya Yahya bin Mu`adz.
"Dunia dan Akhirat bagaikan dua orang istri yang di madu."
Bila cinta akan dunia, berarti ia benci akan akhirat. Bila cinta akan akhirat, berarti benci akan dunia. Dan yang dimaksud dengan dunia adalah segala sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan akhirat.
"Cinta akan akhirat merupakan sebab berpalingnya manusia dari dunia, sedangkan benci akan dunia disebakan mencintai akhirat."
Mon, 30 Oct 2017 - 1h 16min - 21 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 25 Pengajian Ahad Sore 29 Oktober 2017
Maqolah 25 Bagian Kedua: Ciri ciri Orang Beriman كَيْفَ اَصبَحْتُمْ ؟ قَالُوْا : اَصْبَحْنَا مُؤْمِنِيْنَ بِاللهِ فَقَالَ : وَمَا عَلَامَةُ إِيْمَانِكُمْ ؟ قَالُوْا : نَصْبِرُ عَلَى الْبَلَاءِ وَنَشْكُرُ عَلَى الرَّخَاءِ وَتَرْضَى بِالْقَضَاءِ. فَقَالَ عَلَيْهِ السَّلَامُ : اَنْتُمُ الْمُؤْ مِنُوْنَ حَقًّا وَرَبِّ الْكَعْبَةِ . Diriwayatkan bahwa pada suatu hari Rasulullah SAW. Menemui para sahabatnya, lalu beliau bertanya : "Apa kabar kalian pagi ini ?" lalu para sahabat menjawab, "Pada pagi ini kami tetep beriman kepada Allah SWT." Nabi Muhammad SAW. Bertanya lagi, "Apa ciri iman kalian ?" mereka menjawab, "Kami bersabar menghadapi ujian (musibah), bersyukur atas kelapangan dan ridha(rela) dengan apa yang telah ditetapkan oleh Allah SWT(Qadha). Lalu Nabi SAW. Bersabda,`Kalau begitu kalian benar-benar termasuk orang-orang mukmin yang sebenarnya. Demi Allah yang memelihara ka`bah`." اُعْبُدِ اللهَ عَلَى الرِّضَا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَفِى الصَّبْرِ عَلَى مَا تَكْرَهُ خَيْرٌ كَثِيْرٌ . "Beribadalah kalian kepada Allah dengan ikhlas, apabila kamu tidak mampu,maka bersabarlah kamu trhadap perkara yang tidak kamu sukai, karena dalam hal itu terdapat kebaikan yang banyak." قَالَ : بَعْضُ الْعَارِ فِيْنَ الصَّبْرُ ثَلَاثُ مَقَامَاتٍ : تَرْكُ الشَّكْوَى وَهِيَ دَرَجَةُ التَّابِعِيْنَ وَالرِّضَاءُ بَالْمَقْدُوْرِ وَهِيَ دَرَجَةُ الزَّاهِدِيْنَ وَالْمَحَبَّةُ بِالْإِبْتِلَاءِ وَهِيَ دَرَجَةُ الصِّدِ يْقِيْنَ . Sebagian ulama ahli makrifat mengatakan, sabar itu ada tiga tingkatan : "Berkatalah sebagian Ulama Ahli Mak`rifat. Sabar itu ada tiga. Tidak suka menceritakan nasib buruk kepada selain Allah, ini adalah sabar tingkatan tabi`in. Ridha atas ketetapan Allah, ini adalah tingkat orang-orang zuhud. Cinta akan musibah, ini adalah sabar tingkatan para shiddiqin."
Sun, 29 Oct 2017 - 1h 04min - 20 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 22-24 Pengajian Selasa Pagi 26 September 2017
Maqolah 22 Bagian Kedua: Dosa Kecil, Rizqi, dan Musibah - Firman Allah
يَا عُزَيْرُ اِذَا اَذْنَبْتَ ذَنْبًا صَغِيْرًا فَلَا تَنْظُرْ اِلَى صِغَرِهِ وَانْظُرْ اِلَى مَنْ اَذْنَبْتَ لَهُ وَاِذَا اَصَابَكَ خَيْرٌ يَسِيْرٌ فَلَا تَنْظُرْ اِلَى صِغَرِهِ وَانْظُرْ اِلَى مَنْ رَزَقَكَ وَاِذَا اَصَابَكَ بَلِيَّةٌ فَلَا تَشْكُونِى إِلَى خَلْقِى كَمَا لَا اَشْكُوْكَ إِلَى مَلَائِكَتِى إِذَا صَعِدَتْ إِلَيَّ مَسَاوِيْكَ.
Diterangkan dalam sebuah pernyataan, bahwa Allah SWT. Telah berfirman kepada Nabi Uzair as. Sebagai berikut :
"Wahai Uzair, jika kamu melakukan dosa kecil, maka kamu jangan melihat kecilnya, tapi lihatlah kepada siapa kamu telah berbuat dosa. Jika kamu mendapatkan yang sedikit, maka kamu jangan melihat yang sedikitnya, tapi lihatlah siapakah yang telah memberikan itu kepadamu. Dan jika kamu mendapatkan suatu musibah, maka janganlah kamu mengadukanKu kepada makhlukKu, sebagaimana Aku tidak mengadukanmu kepada MalaikatKu, jika kejelekanmu disampaikan kepada Ku."
Keterangan :
Menceritakan nasib buruk (sial) kepada orang lain disebut شِكَايَةٌ hukumnya haram. شِكَايَةٌhanyalah kepada Allah. Masalah : jika menceritakan nasib buruk kepada orang lain tapi hatinya ridha dan sabar karena menjawab orang-orang yang bertanya kepadanya, hal itu tidak termasuk syikayah. Sebab, Nabi pun pernah berkata demikian kepada Malaikat Jibril. Saat menjelang wafat Jibril bertanya : `Ya Muhammad apa yang terasa olehmu ?`. Nabi menjawab : `Aku susah dan bingung`. Jibril bertanya lagi : `Apa yang menyebabkan kamu susah dan bingung ?`. Nabi menjawab :`Nasib umatku diakhir zaman`.
Maqolah 23 Bagian Kedua: Makanan, Pakaian dan Perumahan - Hadits 1
مَا مِنْ صَبَاحٍ اِلَّا وَيَقُوْلُ الشَّيْطَانُ لِى : مَا تَأْكُلُ ؟ وَمَا تَلْبَسُ ؟ وَاَيْنَ تَسْكُنُ ؟ فَاَقُوْلُ : آكُلُ الْمَوْتَ وَاَلْبَسُ الْكَفَنَ وَاَسْكُنُ الْقَبْرَ فَيَهْرَبُ مِنِّى.
Sebagaimana yang diriwayatkan dari Hatim Al A`sham berikut ini :
"Tiada suatu pagi pun berlalu melainkan syaitan bertanya kepadaku, "Apakah yang akan kamu makan ? Apa yang kamu pakai? Dan Dimana kamu akan bertempat tinggal ?" maka akupun menjawab, "Maut adalah makananku, kain kafan menjadi pakaianku, dan aku tinggal di dalam kubur." Maka syaitan lari terbirit birit."
Keteranagan :
حَاتِمُ الْأَصَمِّNama aslinya Abdur Rahman Hatim bin Uhwan atau disebut juga Hatim bin Yusuf. Beliau adalah seorang ulama besar di Neadalah seorang ulama besar di Negeri Khurasan. Hatim Ali Al Ansam artinya `Hatim yang tuli`. Sejarahnya adalah sebagai berikut : Suatu saat ada seorang wanita datang kepada Hatim menanyakan suatu masalah. Tiba-tiba wanita tersebut kentut, sehingga merahlah wajah wanita itu karena malu. Namun Hatim malah berkata, `Keraskanlah suaramu, aku kurang bisa mendengar.` Wanita tersebut merasakan senang, rasa malunya hilang, karena ia yakin kentutnya tidak terdengar oleh Hatim. Padahal pendengaran Hatim masih normal, hanya saya ia berpura-pura tuli agar wanita itu tidak kecewa karena malu. Maka sejak itulah Rahman Hatim bin Yusuf dipanggil Hatim Al Asam.
Maqolah 24 Bagian Kedua: Kekayaan, Kekeuatan, dan Kemenangan - Hadits 1
مَنْ خَرَجَ مِنْ ذُلِّ الْمَعْصِيَةِ إِلىَ عِزِّ الطَّاعَةِ اَعْنَاهُ اللهُ تَعَالَى مِنْ غَيْرِ مَالٍ وَاَيَّدَهُ مِنْ غَيْرِ جُنْدٍ وَاَعَزَّهُ مِنْ غَيْرِعَشِيْرَةٍ .
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW. Sebagaimana berikut :
"Barangsiapa yang keluar dari kehinaan maksiat menuju kepada kemuliaan taat, maka Allah akan menjadikannya sebagai orang yang kaya tanpa harta, kuat tanpa pasukan dan menang tanpa bala."
Keterangan :
Jika kita selalu bertaqwa kepada Allah, Allah akan selalu memberikan pertolongan kepada kita dalam segala keadaan.
Mon, 25 Sep 2017 - 1h 18min - 19 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 21 Pengajian Ahad Sore 24 September 2017
Maqolah 21 Bagian Kedua: Manusia Dalam Pandangan Allah, Dirinya Sendiri dan dalam Pandangan Orang Lain
كُنْ عِنْدَ اللهِ خَيْرَ النَّاسِ وَكُنْ عِنْدَ النَّفْسِ شَرَّ النَّاسِ وَكُنْ عِنْدَ النَّاسِ رَجُلًا مِنَ النَّاسِ.
Telah diriwayatkan dari Ali ra. sebagai berikut :
"Jadilah engkau orang yang paling baik dalam pandangan Allah, dan jadilah engkau orang yang paling hina dalam pandanganmu sendiri, dan jadilah engkau orang yang sewajarnya dalam pandangan orang lain. "
Keterangan :
Kita harus memeandang diri orang lain lebih baik daripada kita dan memandang diri kita lebih jelek daripada orang lain dalam hal iman, ilmu, dan amal. Namun kita jangan memandang non-muslim lebih baik daripada kita. Sebab, Allah berfirman :
وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْأَ عْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْ مِنِيْنَ .
"Janganlah kamu merasa hina dan jangan pula merasa bersedih hati, sedang kamu ada dalam derajat yang tinggi apabila kamu dalam keadaan beriman."
اِذَالَقِيْتَ اَحَدًا مِنَ النَّاسِ رَأَيْتَ الْفَضْلَ لَهُ عَلَيْكَ وَتَقُوْلُ عَسَى اَنْ يَكُوْنَ عِنْدَ اللهِ خَيْرًا مِنِّىْ وَاَرْفَعَ دَرَجَةً فَإِنْ كَانَ صَغِيْرًا قُلْتَ : هَذَ الَمْ تَعْصِ اللهَ وَاَنَاقَدْ عَصَيْتُ فَلَا شَكَّ اَنَّهُ خَيْرٌ مِنِّىْ وَاِنْ كَانَ كَبِيْرًا قُلْتَ هَذَا قَدْ عَبَدَ اللهَ قَبْلِىْ وَاِنْ كَانَ عَالِمًا قُلْتَ هَذَا اُعْطِيَ مَالَمْ اَبْلُغْ وَنَالَ مَالَمْ اَنَلْ وَعَلِمَ مَاجَهِلْتُ وَهُوَ يَعْمَلُ بِعِلْمِهِ وَاِنْ كَانَ جَاهِلًا قُلْتَ هَذَا عَصَى اللهَ بِجَهْلٍ وَ اَنَاعَصَيْتُهُ بِعِلْمٍ وَلَا اَدْرِىْ بِمَ يُخْتَمُ لِىْ اَوْبِمَ يُخْتَمُ لَهُ, وَاِنْ كَانَ كَافِرًا قُلْتَ لَااَدْرِىْ عَسَى اَنْ يُسْلِمَ فَيُخْتَمُ لَهُ بِخَيْرِ الْعَمَلِ وَعَسَى اَنْ اَكْفُرَ فَيُخْتَمُ لِىْ بِسَوْءِ الْعَمَلِ .
Syekh Abdul Qadir Al Jaelani berkata, `"Apabila kamu bertemu dengan seseorang, hendaklah engkau memandangnya lebih utama daripada kamu, dan engkau mengatakan, `mungkin dia lebih baik disisi Allah daripada aku, dan lebih tinggi derajatnya`. Apabila dia lebih kecil hendaklah engaku mengatakan,`orang ini tidak berbuat dosa kepada Allah sedangkan aku telah berbuat dosa, maka aku tidak ragu lagi bahwa ia lebih baik dari pada aku`.
Dan apabila keadaan orang yang kau lihat lebih tua, hendaklah engkau mengatakan, `Orang ini telah beribadah kepada Allah sebelum aku`. Apabila keadaan orang yang engkau pandang seorang alim (kiai), hendaklah engkau mengatakan, `Orang ini telah diberi sesuatu (anugerah) yang belum aku dapatkan dan ia telah mengetahui apa yang belum aku ketahui serta mengamalkan ilmunya`.
Apabila orang itu bodoh, hendaklah engkau mengatakan, `Orang ini durhaka kepada Allah karena kebodohannya, sementara aku berdosa karena aku berilmu. Aku tidak tahu dengan apa aku diakhiri atau dengan apakah dia diakhiri (kehidupannya( حُسْنُ الْخَاتِمَةِatau سُوْءُ الْخَتِمَةِ . Dan apabila keadaan orang yang engkau lihat kafir, hendaklah aku mengatakan,`Aku tidak tahu, mungkin aku menjadi kafir sehingga aku berakhir dengan amal yang jelek`."
اَللَّهُمَّ اَجْعَلْنِىْ صَبُوْرًا وَاجْعَلْنِى شَكُوْرًا وَاجْعَلْنِى فِى عَيْنِىْ صَغِيْرًا وَفِى اَعْيُنِ النَّاسِ كَبِيْرًا .
Islam tidak membeda-bedakan manusia karena perbedaan harta, tahta, atau turunan. Akan tetapi, Islam mengajarkan manusia sama derajatnya di sisi Allah dan manusia yang lebih mulia adalah orang yang lebih taqwa di antara mereka. Oleh karena itu, sebagian para ulama berdoa dengan doa sebagai berikut :
"Ya Allah, jadikanlah aku orang yang sabar dan bersyukur, dan jadikanlah aku dalam memandang diriku seorang yang kecil/hina dan jadikanlah aku seorang yang memandang besar ketika memandang diri orang lain."
Sun, 24 Sep 2017 - 57min - 18 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 18-20 Pengajian Selasa Pagi 29 Agustus 2017
Maqolah 18 Bagian Kedua: Perkara-Perkara Yang Menyebabkan Celaka
إِنَّمَا هَلَكَ مَنْ هَلَكَ قَبْلَكُمْ بِثَلَاثِ خِصَالٍ : بِفُضُوْلِ الْكَلَامِ وَفُضُوْلِ الطَّعَامِ وَ فُضُوْلِ الْمَنَامِ.
Sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibrahim An Nakha`I ra. sebagai berikut :
"Sesungguhnya orang orang yang sebelum kamu itu celaka hanya karena disebabkan tiga perkara, yaitu bicara yang berlebihan, makan yang berlebihan, dan terlalu banyak tidur."
Maqolah 19 Bagian Kedua: Tiga Perkara Merupakan Bekal Akhirat
طُوْبَى لِمَنْ تَرَكَ الدُّنْيَا قَبْلَ اَنْ تَتْرُكَهُ وَبَنَى قَبْرَهُ قَبْلَ اَنْ يَدْخُلَهُ وَاَرْضَى رَبَّهُ قَبْلَ اَنْ يَلْقَاهُ.
Sebagaimana yang diriwayatkan dari Yahya bin Mu`adz ar Razi berikut ini :
"Sungguh beruntung orang yang meninggalkan dunia sebelum dunia meninggalkannya, orang yang menyediakan kuburan sebelum ia memasukinya dan orang yang mendapatkan ridha Tuhannya, sebelum ia menemui Nya."
Keterangan :
a. Sebelum harta meninggalkan, maksudnya sebelum kafir.
b. Membangun kubur sebelum memasukinya maksudnya, beramal saleh sebelum meninggal.
c. Meridhai Tuhannya yakni dengan cara melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
d. Sebelum menemuinya, artinya sebelum mati.
Maqolah 20 Bagian Kedua. Sunnatullah, Sunnatur Rasul, dan Sunnah Waliyullah
مَا سُنَّةُ اللهِ ؟ قَالَ : كِتْمَانُ السِّرِّ وَقِيْلَ مَا سُنَّةُ الرَّسُوْلِ ؟ قَالَ : الْمُدَارَةُ بَيْنَ النَّاسِ وَ قِيْلَ مَا سُنَّةُ اَوْلِيَائِهِ ؟ قَالَ : اِحْتِمَالُ اْلاَذَى عَنِ النَّاسِ وَكَانُوْا مِنْ قَبْلِنَا يَتَوَا صَوْنَ بِثَلَاثِ خِصَالٍ : وَيَتَكَا تَبُوْنَ بِهَا مَنْ عَمِلَ لِآخِرَتِهِ كَفَاَهُ اللهُ اَمْرَدِ يْنِهِ وَدُنْيَاهُ وَمَنْ اَحْسَنَ سَرِيْرَتَهُ اَحْسَنَ اللهُ عَلَا نِيَتَهُ وَمَنْ اَصْلَحَ مَابَيْنَهُ وَبَيْنَ اللهِ اَصْلَحَ اللهُ مَابَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّاسِ .
Kemudian ditanyakan kepada Sayyidina Ali ra. :
"Apakah sunnatullah itu ? "Beliau menjawab, "yaitu menyimpan rahasia. "Ditanyakan lagi, "apakah sunnah Rasulullah ?" Beliau menjawab, "Berbuat baik (ramah tamah) kepada sesama manusia. Dan ditanyakan pula, "Apakah sunnah waliyullah itu ?" Beliau juga menjawab, "Menaggung kesabaran atas sesuatu yang menyakiti mereka. Keadaan para wali sebelum kami berwasiat dengan 3 perkara dan mereka mengirimkan surat kepada sebagian mereka tentang hal itu, yaitu : barangsiapa yang beramal untuk akhiratnya, maka Allah akan memberi kecukupan kepadanya dalam keadaannya dalam urusan agama dan dunianya, barangsiapa yang baik batinnya, maka Allah akan memperbaikinya dzahirnya, dan barangsiapa yang mengikhlaskan amal yang berhubungan dengan Allah maka Allah, akan meluluskan amalnya yang berhubungan antara dia dan manusia."
Keterangan :
اَ صْلَحَMaksudnya اَخْلَصَberarti mengikhlaskan niat yaitu membersihkan niat dari riya`, ujub, dan sunnah. (سُمْعَةٌ)
وَاَرْضِهِمْ مَا دُمْتَ فِى اَرْضِهِم # دَارِهِمْ مَا دُمْتَ فِى دَارِهِمْ
Adapun tentang ramah tamah (sopan santun) adalah sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah syair berikut ini :
"Berbuat baiklah kepada mereka selama engkau berada di rumah mereka. Dan buatlah hati mereka menjadi ridha (rela), selama engkau berada di bumi mereka."
Mon, 28 Aug 2017 - 1h 06min - 17 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 16-17 Pengajian Ahad Sore 27 Agustus 2017
Maqolah 16 Bagian Kedua: Permohoman Imam Sulaiman Ad Darani - Doa
إِلَهِى لَئِنْ طَلَبْتَنِى بِذَنْبِى لَاَطْلُبَنَّكَ بِعَفْوِكَ وَلَئِنْ طَالَبْتَنِى بِبُخْلِى لَاَطْلُبَنَّكَ بِسَخَائِكَ وَلَئِنْ اَدْخَلْتَنِى النَّارَ لَاَخْبَرْتُ اَهْلَ النَّارَ بِاَنِّى اُحِبُّكَ.
Sebagaimana yang diriwayatkan dari Abdurrahman bin Athiyah, bahwa dalam doanya Imam Abu Sulaiman Ad Darani ra. menuntut kepada Allah SWT. Sebagai berikut:
"Wahai Tuhanku, apabila Engkau memuntunku karena dosaku, maka akupun akan menuntut kepada Mu akan ampunanMu. Dan apabila Engkau menuntutku karena kebakhilanku, maka akupun akan menuntut kepadaMu akan kedermawananMu. Dan apabila Engkau memasukkan aku ke dalam neraka, maka akan aku sampaikan kepada para ahli neraka, bahwa sesungguhnya aku sangat mencintaiMu."
Maqolah 17 Bagian Kedua: Tanda tanda Orang Yang Berbahagia - Jumhur Ulama
اَسْعَدُ النَّاسِ مَنْ لَهُ قَلْبٌ عَالِمٌ وَبَدَن ٌصَابِرٌ وَ قَنَاعَةٌ بِمَا فِى الْيَدِ .
"Orang yang paling berbahagia adalah orang yang mempunyai hati yang alim, badan yang sabar dan merasa puas terhadap apa yang ada di tangannya."
Keterangan :
Qana`ah adalah menerima pemberian Allah dengan senang hati (menerima apa adanya).
Sun, 27 Aug 2017 - 1h 03min - 16 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 23-27 Pengajian Selasa Pagi 24 Januari 2017
Maqolah 23
"Perbuatan seseorang dalam melakukan ketaatan itu menunjukkan adanya makrifat (dalam dirinya), sebagaimana gerakan badan menunjukkan adanya kehidupan."
Maqolah 24
Sumber dari segala perbuatan dosa itu adalah cinta dunia, dan pokok dari segala fitnah adalah tidak mau membayar zakat dan sepersepuluh dari hasil pertaniannya."
Maqolah 25
"Orang yang mau menyadari akan kelemahan yang ada pada dirinya akan terpuji selamanya dan mau mengakui kekurangannya itu merupakan bukti diterimanya amal perbuatannya (oleh Allah)."
Maqolah 26
"Kufur nikmat itu merupakan kehinaan dan berteman dengan orang yang bodoh itu adalah merupakan bentuk kesialan." Dalam hal ini, Ath Thabrani meriwayatkan dari Basyir, bahwa Rasulullah saw bersabda : "Hendaklah kamu tidak berteman dengan orang yang tolol."
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Turmudzi dari Ibnu Umar ra. bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad saw bersabda :
"Dua perkara, yang barangsiapa dapat memiliki keduanya maka Allah akan mencatatnya sebagai orang yang ahli syukur dan sabar. Dan barangsiapa yang tidak dapat memiliki keduanya, maka Allah akan mencatatnya sebagai orang yang tidak tahu balas budi (tidak tahu terima kasih) dan tidak sabar. Barangsiapa yang selalu membanding-bandingkan kualitas agamanya dengan orang yang berkualitas lebih tinggi, dan jika dalam masalah duniawi ia membandingkannya dengan orang yang lebih redah, kemudian memuji Allah atas kelebihan yang demikian itu, maka Allah akan akan mencatatnya sebagai orang yang tahu berterima kasih (tahu syukur) dan ahli sabar, dan barangsiapa yang selalu membanding-bandingkan kualitas agamanya dengan orang yang lebih rendah dan membandingkan urusan dunianya dengan orang yang lebih tinggi, kemudian ia merasa hina karea tidak dapat menandingi kebesaran (kekayaan) orang tersebut, maka Allah mencatatnya sebagai orang yang tidak tahu terima kasih (tidak tahu syukur) dan tidak sabar."
Maqolah 27
Sebagaimana yang diisyaratkan oleh seorang penyair di dalam syairnya berikut ini :
"Wahai, orang yang hanya disibukan urusan dunia ! Sungguh engkau telah tertipu oleh angan anganmu yang panjang. Mengapa selalu lupa? Hingga sakratul maut datang menjemputmu. Sakaratul maut itu akan datang kepadamu secara tiba tiba dan kubur itu adalah peti dari segala amal. Bersabarlah terhadap semua yang menakutkan yang ada di dunia. Tiada kematian, melainkan sakaraatul maut telah menjemputmu."
Dunia dan Sakaratul Maut
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Ad Dailami berikut ini :
"Meninggalkan dunia itu lebih pahit daripada meninggalkan jadam dan lebih pedih daripada goresan pedang di medan pertempuran, dan tiada sesuatupun bagi yang mau meninggalkannya, kecuali Allah menganugrahkan kepadanya sebagaimana yang telah Ia anugerahkan kepada para syuhada. Meninggalkan dunia adalah dengan cara sedikit makan dan kenyang dan tidak suka dipuji orang. Karena barangsiapa yang senang dipuji manusia, maka berarti ia lebih suka dunia dengan segala kenikmatan yang paling utama, maka hendaklah ia meninggalkan segala bentuk urusan dunia dan pujian dari manusia."
Sun, 22 Jan 2017 - 1h 53min - 15 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 14-15 Pengajian Selasa Pagi 25 Juli 2017
Maqolah 14 Bagian Kedua: Taqwa, Menjaga Lisan dan Meneliti Makanan - Hadits 1
يَا فَتَى إِنِّى اَعِظُكَ بِثَلَاثِ خِصَالٍ فِيْهَا عَلْمُ الْاَوَّلِيْنَ وَالْآخِرِيْنَ خَفِ اللهَ فِى السِّرِّ وَ الْعَلَانِيَةِ وَامْسِكْ لِسَانَكَ عَنِ الْخَلْقِ وَلَا تَذْكُرُهُمْ اِلَّا بِخَيْرٍ وَانْظُرْ خُبْزَكَ الَّذِى تَأْكُلُهُ حَتَّى يَكُوْنَ مِنَ الْحَلَالِ : فَامْتَنَعَ الْفَتَى عَنِ الْخُرُوْجِ اِلَى بَلَدٍ آخَرَ لِطَلَبِ الْعِلْمِ .
Dalam sebuah riwayat diterangkan, bahwa seseorang pemuda dari Bani Israil hendak pergi menuntut ilmu ke luar negeri. Maka kabar itu sampai pula kepada Nabi mereka pada saat itu. Lalu ia dipanggil dan setelah menghadap, maka Nabi itu bersabda kepadanya :
"Wahai pemuda, Sesungguhnya aku akan memberikan nasihat kepadamu dengan tiga perkara yang didalammya mengandung ilmu orang orang yang terdahulu dan yang akan datang (zaman ahkir), yaitu kamu harus takut kepada Allah SWT, baik secara tersembunyi maupun secara terang terangan di tempat umum, jagalah lisanmu dari mengumpat sesama makhluk, janganlah menceritaknnya kepada siapapun kecuali tentang kebaikannya, dan telitilah rotimu(makanan) yang hendak kamu makan, sehingga kamu memakan dari barang yang halal (Pemuda tersebut ternyata kemudian tidak mau pindah ke tempat lain untuk mencari ilmu)."
Maqolah 15 Bagian Kedua: Sebab sebab Ilmu Bermanfaat - Hadits 1
لَوْ جَمَعْتَ كَثِيْرًا مِنَ الْعِلْمِ لَمْ يَنْفَعْكَ إِلَّا أَنْ تَعْمَلَ بِثَلَاثَةِ أَشْيَاءَ لَاتُحِبُّ الدُّنْيَا فَلَيْسَتْ بِدَارِ الْمَؤْمِنِيْنَ وَلَاتُصَاحِبِ الشَّيْطَانَ فَلَيْسَ بِرَفِيْقِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَلَا تُؤْذِ اَحَدًا فَلَيْسَ بِحِرْفَةِ الْمُؤْمِنِيْنَ .
Diterangkan dalam sebuah riwayat, bahwa seseorang dari kaum Bani Israil telah mengumpulkan buku yang berisi ilmu sebanyak delapan puluh peti, tapi tak satupun dari semuanya itu bermanfaat baginya. Karenanya Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Mereka, agar memberikan nasihat kepada orang itu :
"Seandainya kamu kumpulkan ilmu lebih banyak dari itu semua, tentu tidak akan bermanfaat bagimu, melainkan dengan mengerjakan tiga perkara yaitu, janganlah kamu mencintai dunia, karna ia bukanlah balasan bagi orang orang beriman, janganlah kamu bersahabat dengan syaitan, karena ia bukanlah sahabat orang orang yang beriman dan janganlah kamu menyakiti seorangpun karena hal itu bukan perbuatan orang orang yang beriman."
Keterangan :
Dunia bukan tempat orang mukmin maksudnya bukan tempat menerima balasan bagi orang mukmin, karena tempat menerima pahala adalah surga. Adapun jika mendapat keuntungan sesudah beribadah (beramal saleh) itu hanyalah merupakan hikmah, sedangkan jika mendapat kecelakaan, itu bukan siksa bagi mukmin, akan tetapi hanya merupakan peringatan. Menemani setan maksudnya, menaati perintahnya dan membantah perintah Allah.
Mon, 24 Jul 2017 - 1h 34min - 14 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 09 Pengajian Ahad Sore 21 Mei 2017
Maqolah 9. Bagian Kedua: Hidup, Perpisahan, dan Imbalan - Perkataan Malaikat Jibril as.
يَا مُحَمَّدُ عِشْ مَا شِئْتَ فَاِنَّكَ مَيِّتٌ وَاَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ فَاِنَّكَ مُفَارِقَهُ وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَاِنَّكَ مَجْزِيٌ بِهِ.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Berikut ini :
"Wahai Muhammad, hiduplah semaumu, karna sesungguhnya engkau akan mati, dan cintailah orang yang kamu hendaki, karna sesungguhnya engkaupun akan berpisah dengannya, dan kerjakanlah apa apa yang kamu inginkan, karna sesungguhnya engkau pasti akan mendapatkan imbalannya."
Keterangan :
Amal baik dibalas dengan kebaikan (pahala). Amal jelek dibalas dengan kejelekan (siksa).
Sun, 21 May 2017 - 56min - 13 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 06-08 Pengajian Selasa Pagi 25 April 2017
Maqolah 06 Bagian Kedua: Tipu Daya Kenikmatan, Sanjungan, Dan Aib Yang Terselubung - Hadits 1
كَمْ مِنْ مُسْتَدْرَجٍ بِالنِّعْمَةِ عَلَيْهِ وَكَمْ مِنْ مَفْتُوْنٍ بِالثَّنَاءِ عَلَيْهِ وَكَمْ مِنَ مَغْرُوْرٍ بِالسِّتْرِ عَلَيْهِ.
Sebagaimana yang diriwayatkan dari Ibnu Mas`ud ra. berikut ini :
"Tak terhitung orang yang hanyut terbuai dengan kenikmatan, tak terhitung orang yang termakan fitnah oleh sanjungan, dan tak terhitung pula orang yang tertipu dengan selubung keaiban."
Keterangan :
a. Manusia rugi lahir batin jika tidak mensyukuri nikmat , bahkan nikmat yang telah ada bisa lenyap karena tidak mensyukuri nikmat yang baru.
b. Kadang-kadang orang memuji untuk menjatuhkan.
c. Jangan terlena dan jangan mempunyai anggapan, bahwa jika ia berbuat dosa Allah tidak menurunkan malapetaka didunia. Sadarilah bahwa pahala dan dosa diberikan Allah di akhirat.
Maqolah 07 Bagian Kedua: Hak hak Orang Yang Berakal - Perkataan Nabi Daud as. dalam KItab Zabur
حَقٌ عَلَى الْعَاقِلِ اَنْ لَا يَشْتَغِلَ اِلَّا بِثَلَاثٍ : تَزَوُّدٌ لِمَعَادٍ وَمُؤْنَةٌ لِمَعَاشٍ وَطَلَبِ لَذَّةٍ بِحَلَالٍ.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Nabi Daud as. "Telah diwahyukan di kitab zabur sebagai berikut :
Hak bagi orang yang berakal itu adalah jangan terlalu disibukan, kecuali tiga perkara, yaitu mengumpulkan bekal untuk di akhirat, berusaha (bekerja) untuk biaya hidup (di dunia), dan mencari kenikmatan dengan cara yang halal."
Keterangan :
Berusaha secara halal hukumnya wajib.
وَلَا تَكُوْنُوْا كَلَّا عَلَى النَّاسِ .
Janganlah kamu menjadi beban orang lain (jadi pengemis)
Maqolah 08 Bagian Kedua: Tiga Perkara Yang Menentukan - Hadits 1
ثَلَاثٌ مُنْجِيَاتٌ وَثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ وَثَلَاثٌ دَرَجَاتٌ وَثَلَاثٌ كَفَّارَتٌ , اَمَّا الْمُنْجِيَاتُ : فَحَشْيَةُ اللهِ تَعَالَى فِى السِّرِّ وَالْعَلَانِيَةِ وَالْقَصْدُ فِى الْفَقْرِ وَالْغِنَى وَالْعَدْلُ فِى الرِّضَاءِ وَالْغَضَبِك . وَاَمَّا الْمُهْلِكَاتُ : فَشُحٌّ شَدِيْدٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَاِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ . وَاَمَّا الدَّرَجَاتُ : فَاِفْشَاءُ السَّلَامِ وَاِطْعَامُ الطَّعَامِ وَالصَّلَاةُ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ . وَاَمَّاالْكَفَّارَتُ : فَاِسْبَاغُ الْوُضُوْءِ فِى السَّبَرَاتِ وَنَقْلُ الْاَقْدَامِ إِلَى الْجَمَاعَاةِ وَاْنتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ .
Sebagaimana yang diriwayatkan dari Abdurrahman bin Shakhr dan Abu Hurairah ra. mereka berkata bahwa Rasulullah SAW. Bersabda sebagai berikut :
"Tiga perkara dapat menyebabkan selamat, tiga perkara dapat menyebabkan rusak, tiga perkara dapat mengangkat derajat dan tiga perkara sebagai penebus dosa. Adapun tiga perkara yang menentukan keselamatan (seseorang) itu adalah : Takwa kepada Allah SWT, baik dalam keadaan sepi maupun ramai, penuh kesederhanaan, baik ketika dalam keadaan fakir maupun berkecukupan, dan bersikap adil, baik pada waktu senang maupun ketika sedang marah. Dan tiga perkara yang dapat menyebabkan rusak itu adalah : Bakhil yang berlebihan, memperturutkan hawa nafsu dan membanggakan diri sendiri. Adapun tiga perkara yang dapat mengangkat derajat (seseorang) itu adalah : Membiasakan salam, memberi makan orang yang butuh makan, dan mengerjakan sholat malam ketika orang orang sedang tidur. Dan adapun tiga perkara sebagai penebus dosa itu adalah : Menyempurnakan wudhu ketika cuaca sangat dingin, berangkat mengerjakan sholat berjamaah, dan (tetap duduk) menanti sholat berikutnya setelah mengerjakan sholat."
Keterangan :
Menunggu salat sesudah salat ialah menunggu untuk melaksanakan salat fardhu berjamaah sesudah melakukan salat sunah atau melaksanakan kebaikan.
Mon, 24 Apr 2017 - 1h 20min - 12 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 04 Pengajian Ahad Sore 23 April 2017
Maqolah 04 Bagian Kedua: Agar Dicintai Allah, Malaikat, dan Manusia - Hadits 1
مَنْ تَرَكَ الدُّنْيَا اَحَبَّهُ اللهُ وَمَنْ تَرَكَ الذُّنُوْبَ أَحَبَّهُ الْمَلَائِكَةُ وَمَنْ حَسَمَ الطَّمَعَ عَنِ الْمُسْلِمِيْنَ اَحَبَّهُ الْمُسْلِمُوْنَ.
Sebagaimana yang diriwayatkan Utsman ra. sebagai berikut :
"Barangsiapa yang meninggalkan urusan duniawinya, maka ia akan dicintai oleh Allah, dan barangsiapa yang menjauhi perbuatan dosa, maka ia akan disenangi oleh Malaikat. Dan barangsiapa menjauhkan sifat tamak dalam dirinya, ia pasti akan dicintai oleh manusia pada umumnya (kaum muslimin)."
Sun, 23 Apr 2017 - 51min - 11 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 29-30 Pengajian Selasa Pagi 28 Februari 2017
Maqolah 29 Bagian Pertama: Cinta kepada Allah Melebihi Cintanya Kepada Dirinya Sendiri - Atsar Asy Syibli
اِذَا اَرَدْتَ أَنْ تَسْتَأْنِسَ بِاللهِ فَا سْتَوْحِشْ مِنْ نَفْسِكَ.
Cinta kepada Allah Melebihi Cintanya Kepada Dirinya Sendiri
Sebagaimana yang telah dikatakan oleh Asy Syibli :
"Apabila kamu ingin lebih dicinta kepada Allah, maka kalahkanlah rasa cintamu terhadap dirimu sendiri"
Keterangan :
Abu Bakar Asy Syibli telah ditanya sesudah matinya di dalam mimpi ia berkata, "Allah telah bertanya kepadanya, `Hai Abu Bakar, tahukah engkau kenapa Aku mengampunimu ?`. aku berkata, `Karna amal salehku`. Allah berfirman, `Bukan`. Aku berkata, `karena keikhlasan ibadahku`. Allah berfirman, `Bukan`. Aku berkata, `karena ibadah hajiku, puasaku, dan salatku`. Allah berfirman, `Bukan`. Aku berkata, `karena hijrahku kepada orang-orang saleh dengan menuntut ilmu.`
Allah berfirman,`Bukan`. Aku berkata, `Ya Tuhan, karena apa ?` Maka Allah berfirman, `Ingatkah ketika engkau berjalan di Baghdad, lalu engkau menemukan anak kucing yang hampir mati karena kedinginan, kemudian engkau mengambilnya karena merasa kasihan dan meletakkannya di atas tungku, demi menjaganya dari kematian. Aku berkata, `Oh ya`. Lalu Allah berfirman, `Karena kasih sayangmu kepada kucing itulah Aku menyayangimu."
Maqolah 30 Bagian Pertama: Nikmatnya Dekat Kepada Allah dan Pahitnya Jauh DariNya - Atsar Asy Syibli
لَوْ ذُفْتُمْ حَلَاوَةَ الْوُصْلَةِ لَعَرَفْتُمْ مَرَارَةَ الْقَطِيْعَةِ.
Asy Sybli pernah berkata sebagai berikut :
"Apabila kamu telah merasakan nikmatnya dekat kepada Allah, niscaya kamu tahu bagaimana rasanya jika jauh dariNya."
Mon, 27 Feb 2017 - 1h 45min - 10 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 18-22 Pengajian Ahad Sore 22 Januari 2017
Maqalah 18 Bagian Pertama: Hati Yang Lembut dan Pikiran Yang Jernih
مَنْ تَرَك َاَلذُّنُوْبَ رَقَّ قَلْبُهُ وَمَنْ تَرَكَ الحَرامَ وَاَكَلَ الْحَلَالَ صَفَتْ فِكْرَتُهُ
Hati Yang Lembut dan Pikiran Yang Jernih. Sebagaimana pernyataan berikut ini :
"Barangsiapa mau meninggalkan perbuatan dosa, maka hatinya akan menjadi lembut, dan barangsiapa yang meninggalkan perbuatan yang telah diharamkan (oleh Allah) dan memakan makanan yang halal, maka jernihlah pikirannya."
Keterangan :
Tinggalkan dosa, niscaya hati anda suci dan anda akan mengenal Allah dan dirinya sendiri : siapa Allah, siapa dia, apa hak Allah, dan apa kewajiban dia, darimana dia dan hendak kemana serta kepunyaan siapa.
Manusia berasal dari allah = مِنَ اللهِ
Manusia akan kembali kepada Allah= اِلَى اللهِ
Hidup atau mati, dihidupkan atau dimatikan oleh Allah = بِا للهِ
Manusia dan segala sesuatu yang ada padanya adalah kepunyaan Allah = لِلَّهِ
Sun, 22 Jan 2017 - 1h 16min - 9 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 14 Pengajian Ahad Sore 25 Desember 2016
Maqolah 14 Bagian Pertama: Orang yang Dangkal Pengetahuannya dan yang Belum Mengenal Dirinya - Perkataan Hukama
مَنْ تَوَهُّمْ اَنَّ لَهُ وَلِيًّا اَوْلَى مِنَ اللهِ قَلَّتْ مَعْرِفَتُهُ بِاللهِ وَمَنْ تَوَهُّمْ اَنَّ لَهُ عَدُى مِنْ نَفْسِهِ قَلَّتْ مَعْرِفَتُهُ بِنَفْسِهِ
Orang yang Dangkal Pengetahuannya dan yang Belum Mengenal Dirinya
Sebagaimana yang diterangkan dari sebagian hukama berikut ini :
"Barangsiapa mengira, bahwa ia mempunyai penolong yang lebih kuat daripada Allah, maka sedikit sekali pengetahuannya tentang Allah SWT. Dan barangsiapa mengira bahwa ia mempunyai musuh lebih kejam dari dirinya, maka hal itu merupakan ciri sedikit pengetahuan akan dirinya."
Sun, 25 Dec 2016 - 1h 11min - 8 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 05 Pengajian Selasa Pagi 29 November 2016
Maqolah 05 Bagian Pertama: Kekhawatiran Terhadap Dunia dan AKhirat
هَمُّ الدُّنْيَا ظُلْمَةٌ فِى الْقَلْبِ وَهَمُّ الْاَخِرَةِ نُوْرٌ فِي الْقَلْبِ.
Sebagaimana yang diriwayatkan dari Utsman ra. Sebagai berikut :
"Khawatir memikirkan dunia akan membuat hati menjadi gelap, sedangkan khawatir memikirkan akhirat akan membuat hati menjadi bercahaya."
Mon, 28 Nov 2016 - 1h 36min - 7 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 01 Pengajian Ahad Sore 26 Maret 2017
Maqalah 01 Bagian Kedua
Larangan Berkeluh Kesah, Susah Duniawi, Dan Merendah Terhadap Orang Kaya
مَنْ اَصْبَحَ وَهُوَ يَشْكُوْ ضِيْقَ الْمَعَاشِ فَكَأَنَّمَا يَشْكُوْ رَبَّهُ وَمَنْ اَصْبَحَ لِاُمُوْرِ الدُّنْيَا حَزِيْنًا فَقَدْ اَصْبَحَ سَاخِطًا عَلَى اللهِ وَمَنْ تَوَاضَعَ لِغَنِيٍّ لِغِنَاهُ فَقَدْ ذَهَثَ ثُلُثَا دِيْنِهِ
"Barangsiapa yang di pagi hari sudah mengadukan kesulitan hidupnya (kepada orang lain), maka berarti ia telah mengeluh kepada Tuhannya. Dan barangsiapa yang di pagi hari sudah merasa susah dengan urusan duniawinya, maka berarti ia telah membenci allah saat itu juga. Dan barangsiapa yang merendahkan dirinya di depan orang kaya lantaran melihat hartanya, maka sesungguhnya telah hilang dua pertiga agamanya (dari dirinya)."
Sun, 26 Mar 2017 - 1h 12min - 6 - Kitab Nashoihul 'Ibad Muqaddimah Pengajian Ahad Sore 30 Oktober 2016Sun, 30 Oct 2016 - 54min
- 5 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 52-54 Pengajian Ahad Sore 24 Juni 2018
Maqolah 52 Bagian Kedua: Tanda Lain Orang Yang Makrifat kepada Allah SWT. - Atsar Dzun Nun Al Misri
اَلْعَارِفُ بِاللهِ تَعَالَى وَفِيٌّ وَقَلْبُهُ ذَكِيٌّ وَعَمَلُهُ زَكِيٌّ .
Tanda Lain Orang Yang Makrifat kepada Allah SWT. Diriwayatkan pula dari Dzun Nun Al Misri, ia berkata sebagai berikut : "Orang yang makrifat kepada Allah adalah orang yang memenuhi janjinya, hatinya cerdas dan amalnya bersih."
Maqolah 53 Bagian Kedua: Pokok Dari Segala Kebaikan Dunia dan Akhirat - Atsar Abu Sulaiman Ad Darani
اَصْلُ كُلِّ خَيْرٍ فِى الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ الْخَوْفُ مِنَ اللهِ وَ مِفْتَاحُ الدُّنْيَا الشَّبُعُ وَمِفْتَاحُ الْآخِرَةِ الْجُوْعُ .
Pokok Dari Segala Kebaikan Dunia dan Akhirat Abu Sulaiman Ad Darani telah menyatakan : "Pokok dari setiap kebaikan di dunia dan di akhirat adalah takut kepada Allah, dan kunci dunia itu adalah perut yang kenyang, sedangkan kunci dari akhirat itu adalah perut yang lapar. "
Keterangan : Kunci dunia maksudnya sesuatu yang bisa membuka segala urusan dunia dan menutup segala urusan akhirat/ibadah. Kunci akhirat adalah sesuatu yang dapat membuka/mendorong seseorang untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah, seperti mengurangi makan dan minum, atau gemar berpuasa.
Maqolah 54 Bagian Kedua: Makna dari Ibadah - Jumhur Ulama
اَلْعِبَادَةُ حِرْفَةٌ وَحَانُوْتُهَا الْخَلْوَةُ وَرَأْسُ مَالِهَا التَّقَوَى وَرِيْحُهَا الْجَنَّةُ .
Makna dari Ibadah Diterangkan dalam sebuah pernyataan sebagai berikut : "Ibadah itu adalah kesempatan kerja, kiosnya adalah mengasingkan diri dan modalnya adalah taqwa, sedangkan keuntungannya adalah Surga."
Sun, 24 Jun 2018 - 39min - 4 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 21-22 Pengajian Ahad Sore 23 Desember 2018
Maqola 21. Kalimat Pilihan Dalam Kitabullah - Perkataan Hukama
مِنَ التَّوْرَاةِ مَنْ رَضِىَ بِمَا اَعْطَاهُ اللهُ تَعَالَى اِسْتَرَاحَ فِى الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ. وَمِنَ الْاِنْجِيْلِ : مَنْ هَدَمَ الشَّهَوَاتِ عَزَّ قَوِيًّا فِى الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ. وَمِنَ الزَّبُوْرِ: مَنْ تَفَرَّدَ عَنِ النَّاسِ نَجَا فِى الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ . وَمِنَ الْقُرْآنِ : مَنْ حَفِظَ اللِّسَانَ سَلِمَ فِى الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ .
Sebagaimana yang telah disitirkan oleh sebagian hukama dari keempat kitabullah yaitu :
Dari Kitab Taurat adalah kalimat, "Barangsiapa yang ridha terahadap pemberian Allah kepada dirinya, maka ia beristirahat di dunia dan di akhirat."
Dari kitab Injil adalah kalimat, "Barangsiapa yang dapat mengalahkan syahwatnya, maka ia kuat di dunia dan di akhirat."
Dari kitab Zabur adalah kalimat, "Barangsiapa yang menyendiri dari manusia, maka ia akan selamat."
Dan dari Al Furqaan (Al Qur`an), "Barangsiapa yang memelihara ucapannya, maka ia selamat di dunia dan di akhirat." (HR. Imam Baihaqy)
أَحَبُّ الْاَعْمَالِ إِلَى اللهِ تَعَالَى حِفْظُ اللِّسَانِ .
Nabi Muhammad SAW. Telah bersabda tentang keutamaan menjaga lisan :
"Amal perbuatan (manusia) yang paling dicintai oleh Allah adalah memelihara lisan." (HR. Imam Baihaqy)
اَلْعَافِيَةُ عَشَرَةُ أَجْزَاءٍ تِسْعَةٌ فِى الصُّمْتِ وَالْعَاشِرُ فِى الْعُزْلَةِ عَنِ النَّاسِ .
Dalam hadits yang lain, Ad Dailami juga telah meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW. Bersabda sebagai berikut :
"Kesejahteraan itu terdapat pada sepuluh bidang, Sembilan diantaranya terdapat pada diam, dan yang kesepuluh terdapat pada pengasingan diri dari manusia."
وَرُوِيَ اَنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اَحَبُّ اْلأَعْمَالِ اِلَى اللهِ تَعَالَى حِفْظُ اللِّسَانِ .
Keterangan :
Yang dimaksud dengan diam di sini adalah tidak mengatakan sesuatu yang tidak berguna, sedangkan yang dimaksud dengan uzlah/ عُزْلَةٌ adalah menjauhkan diri dari perbuatan yang dilakukan orang lain.
Diriwayatkan, bahwa Nabi SAW. Bersabda, "Amal yang paling dicintai Allah adalah memelihara lisan (dari ucapan jelek) yang tidak berfaidah dan menyakitkan hati orang lain." (HR. Baihaqi)
Maqola 22. Kenikmatan Dibalik Musibah - Hadits 1
وَاللهِ مَا ابْتُلِيْتُ بِبَلِيَّةٍ اِلَّا وَكَانَ الِلَّهِ عَلَيَّ فِيْهَا اَرْبَعُ نِعَمٍ: اَوَّلُهَا اِذَ لَمْ تَكُنْ فِى دِيْنِىْ وَ الثَّانِى اِذْالَمْ تَكُنْ اَعْظَمَ مِنْهَا وَالثَّالِثُ اِذَالَمْ تَكُنْ مُحَرَّمَ الرِّضَا بِهَا وَالرَّابِعُ أَنِّى اَرْجُو الثَّوَابَ عَلَيْهَا .
Diriwayatkan dari Umar ra. bahwa ia berkata sebagai berikut :
"Demi Allah, setiap kali aku mendapat musibah, maka disitu aku selalu terdapat empat kenikmatan sari Allah SWT. Yakni : Pertama, musibah itu tidak mengenai agamaku. Kedua, karena musibah itu tidak lebih berat daripadanya. Ketiga, karena musibah itu tidak menghalangi ridha Allah. Dan keempat, karena dengan musibah itu aku dapat mengharap pahala dari Allah."
Sun, 23 Dec 2018 - 1h 10min - 3 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 23 Pengajian Senin Pagi 24 Desember 2018
Maqolah 23 Bagian Ketiga: Kalimat Pilihan Dari Empat Puluh Ribu Hadits - Hadits 1
اِحْدَاهُنَّ لَا تَثِقَنَّ بِامْرَأَةٍ عَلَى كُلِّ حَالٍ وَالثَّانِيَةُ لَا تَغْتَرَّنَّ بِالْمَالِ عَلَى كُلِّ حَالٍ وَالثَّالِثَةُ لَا تَحْمِلْ مَعِدَتَكَ مَالَا تُطِيْقُهُ وَالرَّابِعَةُ لَا تَجْمَعْ مِنَ الْعِلْمِ مَالَا تَنْفَعُكَ .
Abdullah bin Mubarraq berkata, "Sesungguhnya seorang laki-laki dengan gelar hakim telah mengumpulkan hadits dan memilihnya hingga tinggal 40.000 hadits. Kemudian dipilihnya lagi hingga tinggal 4000 hadits, lalu dipilih lagi hingga menjadi 400 hadits. Dan jumlah itu dipilihnya lagi darinya hingga menjadi 40 hadits, dan yang terakhir dipilih lagi hingga mencapai 4 kalimat. Adapun empat kalimat tersebut adalah sebagai berikut :
Kalimat pertama yaitu, 'Janganlah kamu mempercayakan segala urusanmu setengahnya kepada perempuan,'. Kedua, 'Janganlah kamu terperdaya oleh harta benda atas segala sesuatu.'. Ketiga, 'Janganlah kamu membebani perut dengan perkara yang diluar batas kemampuannya.'. Dan keempat, 'Janganlah kamu mengumpulkan ilmu yang tidak bermanfaat bagimu.' "
Sun, 23 Dec 2018 - 1h 26min - 2 - Kitab Nashoihul 'Ibad Maqalah 26-30 Pengajian Selasa Pagi 29 Januari 2019
Maqolah 26 Bagian Ketiga: Perbandingan Manusia Dengan Empat Nabi Dimata Allah SWT. - Hadits 1
Sebagaimana yang telah diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW. Bahwa beliau bersabda sebagai baerikut :
"Sesungguhnya Allah SWT. Berhujjah pada hari kiamat dengan empat orang atas empat orang lainnya, yaitu : terhadap kaum hartawan, Allah mengemukakan Nabi Sulaiman bin Dawud as. Terhadap hamba sahaya, Allah mengemukakan Nabi Yusuf as. Terhadap orang orang sakit, Allah mengemukakan Nabi Ayub as. Dan atas orang orang fakir, Allah mengemukakan Nabi Isa as."
Maqolah 27 Bagian Ketiga. Allah Maha Pengasih Tak Pilih Kasih - Atsar Sa`ad bin Hilal ra.
Diriwayatkan dari Sa`ad bin Hilal ra. bahwa ia pernah menyatakan :
"Sesugguhnya seorang hamba meskipun berbuat dosa, tetapi Allah tetap memberinya empat perkara, yaitu :rizki tidak akan dihalangi darinya, (begitu pula) kesehatan tidak akan dihalangi darinya, dosa tidak ditampakkan kepadanya dan siksaan tidak ditimpakan kepadanya dengan cepat."
Maqolah 28 Bagian Ketiga: Jalan Untuk Menuju Surga - Atsar Hatim Al Asham ra.
Diriwayatkan dari Hatim Al Asham ra. ia berkata sebagai berikut :
"Barangsiapa berpaling dari empat hal untuk menuju empat hal lainnya, maka ia akan mendapatkan surga, yaitu : berpaling dari tidur untuk menuju kubur. Berpaling dari kesombongan untuk menuju timbangan. Berpaling dari pengangguran untuk menjadi titian dan berpaling dari syahwat untuk menuju surga."
Maqolah 29 Bagian Ketiga: Empat Perkara Terdapat Dalam Empat Perkara Lainnya - Atsar Hamid Al Lafaf ra.
Diriwayatkan dari Hamid Al Lafaf ra.berkata sebagai berikut :
"Empat hal telah aku cari pada empat dan ternyata tidak aku temukan (salah), kemudian aku temukan dalam empat jalan lainnya, yaitu : Aku mencari kekayaan dalam harta, ternyata aku temukan dalam qana`ah. Mencari kesenggangan dalam kemewahan, ternyata kau temukan dalam sedikitnya harta. Aku mencari kelezatan kelezatan dalam kenikmatan, ternyata kau temukan dalam badam yang sehat. Dan aku mencari ilmu dengan perut yang kenyang, ternyata aku temukan dalam keadaan perut lapar. "
Maqolah 30 Bagian Ketiga: Perkara yang Sedikitnya Dianggap Banyak - Atsar Ali ra.
Diriwayatkan dari Ali ra. ia berkata sebagai berikut :
"Empat perkara yang sedikit saja terjadi sudah dihitung banyak , yaitu sakit, fakir, api, dan permusuhan."
Maqolah 30 Bagian Ketiga: Perkara yang Sedikitnya Dianggap Banyak - Hadits
Kaitannya dengan permusuhan, Nabi Muhammad SAW. Telah bersabda sebagai berikut :
"Pangkal akal setelah iman kepada Allah adalah kasih sayang kepada sesama manusia."
Maqolah 30. Perkara yang Sedikitnya Dianggap Banyak - Sabda Nabi Sulaiman as.
Selain itu, Nabi Sulaiman as. Juga pernah bersabda kepada putranya sebagai berikut :
"Janganlah kamu menganggap banyak mempunyai seribu sahabat, seribu sahabat itu hanya sedikit dan janganlah kamu menganggap sedikit mempunyai seorang musuh, karena seorang musuh itu bisa berarti banyak."
Mon, 28 Jan 2019 - 1h 08min - 1 - Hakikat Sujud Disarikan Dari Kitab Tafsir At-Thabari
- Menceritakan kejadian di akhirat ketika umat Islam mengenali Tuhan.
- Umat Islam dikenali karena sujudnya
- Sujud adalah simbolisasi ketundukan terhadap ketentuan Allah
- Orang yang di dunia tak pernah sujud, maka akan nggeblak bila disuruh sujud di akhirat kelak
- Ketika kehilangan kita merasa janggal, tapi ketika memiliki tak merasa janggal
- Kisah Sufyan At-Tsauri kecemplung sumur
Sat, 24 Nov 2018 - 1h 29min
Podcasts similares a Ngaji Gus Baha'
- Global News Podcast BBC World Service
- El Partidazo de COPE COPE
- Herrera en COPE COPE
- The Dan Bongino Show Cumulus Podcast Network | Dan Bongino
- Es la Mañana de Federico esRadio
- La Noche de Dieter esRadio
- Hondelatte Raconte - Christophe Hondelatte Europe 1
- Affaires sensibles France Inter
- La rosa de los vientos OndaCero
- Más de uno OndaCero
- La Zanzara Radio 24
- Espacio en blanco Radio Nacional
- Les Grosses Têtes RTL
- L'Heure Du Crime RTL
- El Larguero SER Podcast
- Nadie Sabe Nada SER Podcast
- SER Historia SER Podcast
- Todo Concostrina SER Podcast
- 安住紳一郎の日曜天国 TBS RADIO
- TED Talks Daily TED
- The Tucker Carlson Show Tucker Carlson Network
- 辛坊治郎 ズーム そこまで言うか! ニッポン放送
- 飯田浩司のOK! Cozy up! Podcast ニッポン放送
- 武田鉄矢・今朝の三枚おろし 文化放送PodcastQR
Otros podcasts de Sociedad y Cultura
- De Jortcast NPO Radio 1 / AVROTROS
- Los Debates de Transforma España Fundacion Transforma España
- The REal Crime Podcast The REal Crime Podcast - Christina & Kristen
- Erotika Erotika
- SBS Kurdish - SBS Kurdî SBS
- REAL CRIME (english version) Fabio Fabiano
- REAL CRIME Fabio Fabiano
- Real Crime NYC Real Crime NYC
- BŰNtények Podcast BŰNtények PODCAST
- Önkényes Mérvadó (Spirit FM) Önkényes Mérvadó
- Igaz történetek Podcaster.hu
- Krimi Schweizer Radio und Fernsehen (SRF)
- Schreckmümpfeli Schweizer Radio und Fernsehen (SRF)
- Shqipcast Albanian podcast Petrit Blaka
- ZŁO - Zbrodnia Łowca Ofiara Marta Kiermasz
- Radio Turquie Türkiye Radio Turquie
- Historie na Faktach True Crime Krzysztof Michalski
- Sceny zbrodni RMF FM
- Dział Zagraniczny Maciej Okraszewski
- Olga Herring: True Crime Olga Herring